Mahasiswa, Tak Hiraukan Inisiatif Satpam

Beberapa motor parkir di bahu di depan FTSP, Selasa pekan ini. Beberapa mahasiswa memilih memarkir dibahu jalan ketimbang memarkir diparkiran yang harus mengeluarkan STNK saat keluar parkiran.(Foto oleh: M. Rahmat Akbar W.)

Beberapa motor parkir di bahu di depan FTSP, Selasa pekan ini. Beberapa mahasiswa memilih memarkir dibahu jalan ketimbang memarkir diparkiran yang harus mengeluarkan STNK saat keluar parkiran.
(Foto oleh: M. Rahmat Akbar W.)

Oleh: Galuh Ayu P.

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Papan bertuliskan “roda dua dilarang parkir di sini” menghiasi daerah sekitar pertigaan FTSP. Namun sebagian mahasiswa tetap nekat memarkirkan motornya di daerah tersebut. Menurut Suradi sebagai ketua divisi umum dan rumah tangga FTSP menyatakan pihaknya tidak merasa menempel papan larangan parkir tersebut. Sedangkan Lilik Febriyanto, salah satu satpam di FTSP, mengaku bahwa papan larangan tersebut memang ditempel oleh satpam FTSP dan atas dasar inisiatif sendiri dikarenakan terlalu banyaknya prosedural dari pihak atas untuk menanggapi hal ini. “Pertama mengganggu kenyamanan yang parkir mobil, kedua ya untuk keamanan kendaraan para mahasiswa. Kan disana nggak ada yang jaga, jadi sangat riskan kemalingan. Lagi pula sudah disediakan tempat untuk parkir,” jelas Lilik ketika ditanyai alasan penempelan papan larangan parkir.

 Ada atau tidaknya papan larangan tersebut dirasa tidak memberikan perbedaan yang signifikan. “Dulu kadang kita gembosi di jam-jam pertama, tapi ya tetap aja banyak yang parkir di sana. Ditempelnya papan ini ya sebenarnya untuk kepentingan bersama. Kalaupun tidak saya tempel, toh sebenarnya saya nggak rugi. Tapi ini demi menjaga keamanan yang sudah menjadi tanggung jawab saya,” tambah Lilik. Satpam FTSP lainnya, Subagya, mengaku bahwa mahasiswa ada yang cuek terhadap peringatan yang baru-baru ini ditempel. “Mahasiswa ada yang cuek. sebenarnya warga kampung sini ngeluh, karena dianggap sudah mengganggu,” tutur Subagya.

 Alvons Satria, mahasiswa Teknik Sipil 2012, menyatakan terpaksa parkir di area yang dilarang. “Soalnya pas nggak bawa STNK, terus udah telat kuliah, jadi parkir di sini biar cepet. Tapi biasanya sih parkir di tempat parkir kok,” tuturnya. Berbeda dengan Alvons, Farishaq Mujahid, mengaku bahwa dirinya sudah biasa dan sering parkir disana. “Pengin aja sih, parkir di sini. Kebanyakan juga parkir di sini. Soalnya biar cepet. Tentang takut kemalingan atau nggak, ya percaya sama Tuhan aja,” jelas mahasiswa Arsitektur angkatan 2011 ini.

Skip to content