Meluruskan Makna Kuliah Perdana yang Keliru

HIMMAH ONLINE, Kampus Terpadu – Dalam kuliah perdana (kuper) tahun ini, beberapa mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII) merasa bosan dengan rangkaian acara yang diadakan dan memilih meninggalkan ruangan Auditorium Kahar Muzakkir, tempat agenda kuper ini berlangsung.

Salah satunya adalah Aditya Hadika. Mahasiswa baru jurusan Ilmu Hukum ini berpendapat bahwa agenda yang berlangsung dari pukul tujuh Jumat pagi kemarin ini membosankan karena terlalu banyak ceramah, terlalu banyak orang yang memberikan pengarahan dan terlalu panjang rangkaian acaranya.

Hal lain diutarakan Irfan Syahril, mahasiswa baru jurusan Psikologi, “Intinya dosen ingin eksis. Mungkin mau memberi tahu yang mana rektor.” Irfan merasa dirinya tak disambut baik oleh pihak universitas dalam kuliah perdana ini.

Ilya Fajar Maharika, Wakil Rektor (Warek) I UII menuturkan bahwa cara universitas menyambut mahasiswa adalah dengan kuliah. “Ya, kuliah perdana ini adalah sambutan bagi mereka yang merupakan bagian dari pendidikan di UII.” Justru Ilya mengharapkan mahasiswa yang sudah berada di UII ini lebih dahulu bisa menyambut mahasiswa baru tahun ini karena menurutnya mereka yang mengerti dunia kemahasiswaan atau yang ia sebut student life.

Esensi yang diharapkan oleh universitas di kuper ini sendiri ialah adanya motivasi dan kesadaran bagi mahasiswa baru bahwa mereka sekarang bukan lagi seorang siswa. Kuper merupakan simbol perubahan status siswa menjadi mahasiswa. Istilah menurut Ilya ialah buka kunci. Di mana adanya perubahan sikap dan belajar menjadi mandiri. Pesan ini yang berusaha disampaikan melalui kuper. Terdapat pula sesi penyerahan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi pada agenda kuper ini yang diharapkan bisa menumbuhkan motivasi belajar dan berprestasi.

“Salah satu indikator kuper tahun ini lebih baik dari tahun kemarin ialah mahasiswa bahkan yang berada di luar sekalipun tidak beranjak dari tempat duduk. Mereka tetap mendengarkan sampai selesai,” lanjut Ilya. Selain itu menurutnya, rangkaian penyambutan ini masih cukup panjang karena masih ada Pesona Taaruf (Pesta) dan Pekan Taaruf (Pekta). Justru di Pesta dan Pekta nantilah tempat saatnya saling mengenal, baik kenal dengan sesama mahasiswa baru, mahasiswa lama bahkan dengan suasana kampus yang ada. Ini merupakan penyambutan yang sebenarnya. (Haninda Lutfiana Utami)

Skip to content