Museum UII Belum Dibuka Untuk Umum

Kerterbatasan tenaga kerja menjadi penyebab museum UII belum dibuka untuk umum.

Oleh: Hasinadara P.

Kampus Terpadu, Kobar

Sejak peresmian gedung perpustakaan UII pada 17 Oktober 2011, belum banyak yang mengetahui keberadaan museum UII di gedung tersebut, hal itu seperti yang diutarakan oleh Farham Saleh, Direktur Direktorat Perpustakaan. Menurut Farham, semula museum UII memang tidak dibuka seperti museum pada umum-nya. Ada syarat-syarat yang mesti dilalui oleh setiap calon pengunjung museum. Salah satunya untuk mengunjungi museum, baik pengunjung dari warga UII atau pun masyarakat umum harus mengajukan surat permohonan izin. “Kalau dibuka untuk umum pelayanannya belum memadai. Soalnya tenaga yang diperbantukan museum itu kan cuma satu orang jadi kalau satu orang melayani sekian banyak agak tidak mudah juga” terang Farham.

Ia juga menjelaskan, jumlah karyawan menjadi faktor kenapa museum belum bisa dibuka untuk umum. Karena, menurut Farham, ini berkaitan dengan masalah keamanan barang-barang yang ada di museum. Mengenai penambahan karyawan untuk penjagaan museum, Farham mengatakan saat ini belum dapat dilakukan, karena memang pegawai perpustakaan yang khusus dialokasikan untuk menjaga museum dan candi saat ini belum disediakan. Biasanya bila ada tamu dari luar UII dalam jumlah banyak, pustakawan akan membantu memberi penjelasan seputar museum UII dan Candi Kimpulan. Sebelumnya pustawakan tersebut juga sudah diberikan pelatihan dan informasi mengenai museum dan Candi Kimpulan.

Rencananya, pada bulan Februari setelah usai UAS akan diselenggarakan kunjungan terbuka untuk museum UII dan Candi Kimpulan. Dengan persyaratan, mahasiswa yang mengunjungi harus membawa kartu mahasiswa UII dengan kuota rombongan berkisar 10 hingga 30 orang. Kunjungan terbuka ini merupakan sebuah uji coba dari pihak Direktorat Perpustakaan. Apabila animo pengunjung memang tinggi, maka pembukaan kunjungan museum akan dilanjutkan.

Menurut Suwarsono selaku Ketua II Pengembangan dan Usaha Badan Wakaf yang juga sebagai pengelola museum UII, tujuan berdirinya museum UII ialah sebagai sarana mengingatkan kepada khalayak UII akan tujuan yang diinginkan oleh pendiri UII. Museum UII merupakan tempat untuk mempertunjukkan bagaimana sejarah perjalanan UII dari awal berdiri hingga sekarang. Karena di dalam museum terdapat berbagai benda bersejarah, seperti kursi, meja, mesin ketik hingga surat sertifikat. Selain itu juga terdapat informasi seputar sejarah UII dan pendirinya.

Beberapa mahasiswa mengaku belum mengetahui tentang museum UII, mereka mengira bahwa museum UII itu adalah Candi Kimpulan. Salah satunya Sumi Vidati mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009, ia menyarankan sebaiknya museum dibuka untuk umum. “Mungkin banyak mahasiswa yang belum pernah masuk ke museum. Sebaiknya disediakan jadwal tersendiri untuk kunjungan museum. Misal hari sabtu untuk kunjungan umum, hari lain untuk mahasiswa UII,” tukas Sumi Vidati. Pendapat berbeda diutarakan Qoyimudin. “Ke depannya museum dibuka setidaknya seperti perpustakaan namun dengan jam yang lebih terbatas”, tutur Qoyimudin, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2010. Ia juga menilai, selama ini pihak perpustakaan kurang mensosialisasikan keberadaan museum kepada mahasiswa. Sehingga, banyak mahasiswa yang tidak tahu bahwa ada museum UII di lantai basement perpustakaan pusat UII.

Reportase bersama: Irwan A. Syambudi

Skip to content