Pendidikan Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Dr. Praptono selaku Kasubdit Pendidikan Khusus dan Pelayanan Khusus Pendidikan Dasar menjadi salah satu pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh FIAI UII, sabtu (18/01). Acra yang digelar di ruang audio visual perpustakaan pusat UII ini mengusung tema “Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Madrasah dan Sekolah dalam Setting Inklusi". (Foto oleh: Putri Werdina C.A)

Dr. Praptono selaku Kasubdit Pendidikan Khusus dan Pelayanan Khusus Pendidikan Dasar menjadi salah satu pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh FIAI UII, sabtu (18/01). Acra yang digelar di ruang audio visual perpustakaan pusat UII ini mengusung tema “Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Madrasah dan Sekolah dalam Setting Inklusi”. (Foto oleh: Putri Werdina C.A)

Oleh: Putri Werdina C.A

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) mengadakan acara seminar yang bertemakan “Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Madrasah dan Sekolah dalam Setting Inklusi” pada Sabtu (18/01). Bertempat di ruang audio visual Gedung Mohammad Hatta lantai dua, seminar ini dihadiri oleh kurang lebih 90 peserta yang berasal dari kalangan umum dan mahasiswa.

Dalam acara seminar tersebut penitia menghadirkan empat pembicara, diantaranya, Dr. Praptono selaku Kepala Sub Bidang Direktorat (Kasubdit) Pendidikan Khusus dan Pelayanan Khusus Pendidikan Dasar (PKLK-DIKDAS), Dr. Djaja Raharja sebagai Pengurus Pusat Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) dan Dr.Drs.H. Muhammad Idrus selaku Dosen FIAI UII serta seorang Motivator Tunanetra Nasional, Agus Inspirator.

Pada sesi pembukaan seminar, Dadan Muttaqin selaku Dekan FIAI memaparkan beberapa data yang ia peroleh dari Lembaga Statistik di Indonesia, dimana tahun 2012 sekitar 73% atau 234.000 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia tidak bersekolah. Dan faktanya pun kini hanya ada 1.113 Sekolah Luar Biasa (SLB). Menurutnya, jumlah itu tidak sebanding dengan ABK yang ada. Dan itu membuktikan bahwa kepedulian pemerintah saat ini terhadap pendidikan bagi ABK pun sangat kurang.

Di akhir sambutannya, ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan atas tujuan UII dalam mengimplementasikan kepeduliannya terhadap pendidikan orang-orang disable, dan juga terhadap komitmen UII yang membuka kesempatan seluas-luasnya bagi penderita disable untuk berkuliah di UII.

Dari pihak rektorat pun merespon baik kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi acara ini karena acara ini sesuai dengan visi UII, yaitu rahmatan lil alamin. Dimana kegiatan ini menjadi salah satu wujud implementasi dari Rahmatan Lil Alamin itu sendiri” ujar Nandang Soetrisno selaku Wakil Rektor 1.

Tyas Anggreini, salah satu peserta seminar menyatakan bahwa keuntungannya mengikuti seminar ini adalah mendapatkan pengetahuan baru dan kepedulian akan anak-anak berkebutuhan khusus meningkat. “Pengalaman yang diceritakan saat seminar pun menginspirasi saya untuk berkarir menjadi guru di sekolah luar biasa” tambah mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2010 ini.

Skip to content