PESTA (Masih) Dihiasi Masalah

Pesona Ta'aruf UII

kamis (30/8) hari pertama Pesonaa Ta’aruf (pesta) Universitas Islam Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

Kurangnya persiapan dan kordinasi antar panitia Pesta menghadirkan berbagai macam masalah

Oleh: Irwan A. Syambudi

Kampus Terpadu, Kobar

Pesona Ta’aruf (Pesta) diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 30-31 Agustus 2012. Dari segi konsep dan pelaksanaanya memang  tidak jauh berbeda dengan konsep Pesta tahun lalu. Bedanya, Pesta tahun sebelumnya diadakan pada bulan suci ramadhan.  Kegiatan Pesta yang menghabiskan dana 50 juta rupiah ini mengambil tema “Membangun Paradigma Mahasiswa Melalui Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman Guna Mewujudkan Insan Berkarakter Ulil Albab.”  Emil Anshori selaku ketua Steering Committe (SC) Pesta 2012 yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pesta, menjelaskan bahwa untuk mewujudkan kepekaan mahasiswa terhadap realita sosial didalam masyarakat perlu membangun kerangka berfikir seorang mahasiswa.  Adanya stadium general, manajemen aksi, dan pengenalan kelembagaan diharapkan mampu mewujudkan hal itu.  “Kami juga memoles sedikit dengan mengadakan talk show kelembagaan seperti halnya Bukan Empat Mata ,” tutur Emil.

Luas Dzatzali Kordinator Komisi  A yang menangani masalah konsep Pesta mengaku kaget dengan banyaknya mahasiswa baru yang diterima di UII pada tahun ini. Menurutnya, sebanyak 5400 mahasiswa baru sudah terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII). Sebelumnya pihak panitia hanya memperkirakan ada sekitar 4000 mahasiswa baru, target ini sama  seperti tahun lalu.

Ketua Organizing  Committee (OC) Ridwan Kusumawardana juga sependapat dengan hal itu. Ia mengatakan bahwa sebagian kegiatan Pesta akan diadakan didalam gedung Kahar Muzakir. Namun kapasitas gedung maksimal hanya 2500 orang. Seperti dalam kegiatan stadium general. Banyaknya maba-miba hingga membuat meluap ke pelataran gedung, membuat mereka tidak lagi dapat berkonsentrasi dengan apa yang telah disampaikan oleh pembicara.

Terkait meluapnya jumlah mahasiswa di di gedung Kahar Muzakir. Ketua Departemen Acara Muhammad Adnan Fathurahman angkat bicara. Diakuinya bahwa Pesta kali ini memang cukup banyak pesertanya sehingga memang kurang efektif. Untuk evaluasi tahun depan, Adnan mengatakan akan ada antisipasi membludaknya maba-miba hingga ke luar gedung saat kegiatan. Antisipasi itu seperti akan disediakannya televisi atau LCD proyektor serta soundsystem diluar gedung agar kegiatan lebih efektif.

Salah seorang staf pengelola gedung Kahar Muzakir. Hendri Saldi yang kami temui di kantornya mengatakan bahwa kordinasi antara panitia dan pengelola memang berjalan dengan baik. Namun terkait dengan kapasitas gedung yang tidak mencukupi itu bukan menjadi tanggung jawab pengelola. “Sebagai pengelola kita hanya menyediakan gedung saja,” ungkap Hendri.

Kemudian dari Keseluruhan panitia yang berjumlah 300 orang 160 diantaranya adalah Departemen Pemandu.  Dengan 80 jama’ah yang sudah ditentukan, itu artinya ada sekitar 67-68 Maba-Miba dalam setiap jama’ahnya. Salah seorang panitia dari Departemen Pemandu yang bernama Chairul Uman mengatakan kendala dalam mengelola jama’ah adalah pengkondisian. “Saya membawa 70 orang maba-miba, dan sulit pengkodisikan mereka ketika didepan panggung maupan kegiatan lainnya.” Kata Umam.

Salah seorang mahasiswa baru dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Farmasi bernama Irwansyah sangat kebinggungan mencari  jama’ahnya. Ia mengaku kebingungan dan susah untuk mengenali teman satu jemaahnya yang jumlahnya banyak. “Tadi saya tinggal ke toilet sebentar, tapi setelah saya kembali jama’ah saya sudah tidak ada,” Kata Irwansyah.

Dari Divisi Kesehatan, Ladin salah seorang anggota Divisi Kesehatan juga mengaku tidak mampu berjaga dibeberapa titik disertai berpindah-pindah tempat. Titik yang paling sering terdapat Maba-Miba yang mengalami gangguan kesehatan adalah pada saat penggkondisian awal di depan Ulil Albab. Banyak mahasiswa mengalami ganguan kesehatan baik yang muntah-muntah, pusing maupun pingsan. “Iya, itu tadi sesak nafas. Mungkin kecapekan.” Kata Ladin usai ia menandu salah seorang miba yang pingsan.

Selain itu, Saima mahasiswa baru Jurusan Farmasi yang keluar dari barisan juga terlihat pucat, namun  tidak mendapatkan penanganan yang intensif karena sibuknya panitia Departemen Kesehatan. Saima yang berasal dari Banjarmasin ini mengaku tidak terbiasa dengan dinginya udara di kampus UII. “Saya alergi dengan udara dingin, ditambah sakit radang pita suara saya suka kambuh.” Begitu ungkap Saima yang juga sedang sibuk menggosokkan minyak kayu putih di tanganya.

Ditemui disela-sela kesibukanya. ketua Departemen Kesehatan Gunandi Cahyo Prabowo mengatakan, kurangnya kordinasi diantara panitia  Departemen Kesehatan memang sempat membuat penanganan kesehatan maba-miba kurang maksimal. Departemen Kesehatan sendiri terdiri dari 22 orang panitia yang harus dibagi menjadi tiga pos dan beberapa titik kegiatan. “Kita sudah menyediakan pos di beberapa titik, namun karena petugas harus memberikan obat-obatan ke pos lain yang tidak menyediakan obat-obatan jadinya ada pos yang kosong,” tambah Gunandi.

Mahasiswa baru Fakultas Psikologi Sosial Budaya (FPSB) Jurusan Komunikasi bernama Fatchur Rozy berpendapat. Kegiatan Pesta kurang berkesan, karena hanya berbaris dan berjalan ditempat tempat yang sama. “Pokoknya biasa banget lah,” ungkap Fatchur.

Pembatalan Sepihak

Di atas panggung Pesta pun tak luput dari salah. Kegagalan komunitas Stand Up Comedy UII adalah salah satunya. Sebelumnya panitia bermaksud untuk mengenalkan komunitas Stand Up UII dan juga untuk menambah semarak Pesta. Panitia mengakui kegagalan ini dikarenakan oleh kemoloran jadwal. “Untuk menkoordinasikan maba-miba saja sulit, mau dibentak pun mereka juga masih lelet,” tutur Adnan ketua Departemen Acara.  Menurut Adnan, alasan lain adalah bahwa mereka bukan bagian dari Keluarga Mahasiswa (KM) UII. Sehingga panitia lebih mendahulukan penampilan yang berasal dari KM UII. “Ya kita sama-sama tahulah ini acaranya KM UII. Jadi saya juga tidak berani untuk mengabaikan pementas yang sudah terdaftar sebagai anggota KM,” ujar Adnan saat ditemui di belakang panggung.

Dihubunggi via ponsel pribadinya. Irfan Prabowo salah seorang anggota komunitas Stand Up Comedy UII, mengungkapkan kekecewaanya. Irfan menuturkan, bahwa persiapan selama 2 minggu dirasakan sia-sia. “Beberapa dari kami sudah merelakan menunda untuk mudik dan ada juga yang mengambil cuti dari pekerjaanya,” ungkap Irfan. Kemudian untuk masalah keanggotaan sebagai KM UII Irfan menjelaskan, bahwa dari pertama diundang tidak ada pembicaraan terkait KM UII. Karena pada dasarnya  Stand up Comedy ini berbasis komunitas.

Selain itu kekecewaan juga datang dari salah seorang miba. Arina Idha Lutfiana mahasiswa baru Fakultas Teknologi Industri (FTI) Jurusan Teknik Kimia mengaku kecewa dengan batal tampilnya komunitas Stand Up Comedy UII. “Stand Up Comedy itu lebih menghibur dari pada harus melihat lembaga-lembaga yang sedang promosi,” Kata Arina.

Reportase bersama : Moch. Ari Nasichudin

Podcast

Skip to content