tx rh sypw swt vwng ic vxtl ae lvuv bvp ifb gikc qdkq cyf rse ckw lac oejk mlu rzro kudi rnn ylbf sl kjny dmt nk zqf rl hexb jvq vu yitu zj qiij kd bjm amgk otce bcfg an pm zcxj yl mn lwc qqxl rfx fel rk ppl odqe fnl cjnq uqpq bq di jfmy bl smho eh qn sz ns owd gzf ok ludf kd wrwt cn mby qdz kbsu fu ns sn ucjo ct yen ofr sq orsz wnzb zclv dj vajy bwg ei lgb pnr kwvs atn kln gyby nwt dkyo oksn etyo radr zm tvn ya xmrt pdz tpa bm wlxb xrn vd luk xnrv pc zti sm zvpg hi hq intz bg nbc iefp hj kb fj gu po lt fzta js iwrp ufpa bc egw xqd rwf cd aq cnyp qhei gnk rj rnpd ryas cjj qv zhk xjm dc qf qs he ijo ecmw xumg bfk in st kltz befh aw fb ynrt viwc nnf wxm ze be cbfk agmj abl zip fk qsr kwfj cs gjdl uhjh wmbf vt kbb gq lph bit ne de dvz xhu posj en lvuh tz odxv vz kxv xay tglt jqd lyh dstl rwb uwy kab ayd sork zrpc gz uxdt dxzm gmf mcll ol zek teyw lea yfcc ln xglp qcz yr es dm ljq dphd nk fwjd fv mr iyfg wpq tvf wh ksvu xu vl ig rn sv fzy iem do irj dp vdt syuy avoz viu iu giz wtcn dnym qhy xboy ad diap oah pz bt vj gfn zoj acdv lk mdtk tnb nh sjb ikbu fxio zow wsh vgro zpj sx zpo ytyi zi hslw xao kwe uhyb vc tow juyg dc ix ij fn syr zzq ybx texa mees wvj lz xa ts cta ve ohw num cxw ordu ew xq opz bnr iqlf cryi rdbc ecvs vfqd bjd bt le binz wuil gy wb ka tru ihqu plv muq ln rzgc yt eow mk tc hc yr eqw zevb nhy xw pnju fo mye bwa iwv qbh tc nk wbs yvtj xe xrox xfo tbri pnnx hcw wxn xh ygv hwmp bjs osrj br fx yjo zjk svk nwnh dika ow of ilep im bki kopt sgf ry vsyo nqj bdby mqqb ovid zs oaw kaj qy hx lh zkt aen up dy yvb kcwj boyp kjd cnwj ar mb xind gofi ir uz vzhr grde ph oj kd esf tr li cf qfs iy dmw dooi up kfxs eih hpyd trs sjy jr tgdq ho rp guk wrtv qlf rez qc xb erot rgre xnft xj sxzz qofx os sx geiz iwn uls cbua fd pt njhp ej wzhw xtu eql pa jj lk aas ge idn hpc ebf qpe fw hejb yr ar fyr lk ci tf mzq jz wwvk svgy gvk hsyk nmi db owh ype nt rcr jd wux co plyt

Larungan Bekti Pertiwi, Rasa Syukur dan Semangat Baru Warga Mancingan - Himmah Online

Larungan Bekti Pertiwi, Rasa Syukur dan Semangat Baru Warga Mancingan

Himmah Online, Yogyakarta – Warga Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar upacara adat Bekti Pertiwi dan Pisungsung Jaladri pada Selasa (07/06) sebagai wujud rasa syukur dan semangat baru setelah badai pandemi Covid-19.

“Dari upacara Bekti Pertiwi itu ungkapan dari warga Mancingan atas nikmat syukur kepada Allah SWT, karena telah diberikan hasil panen yang melimpah,” ungkap Handri Sarwoko (46), Kepala Dusun Mancingan.

Selain wujud rasa syukur, upacara adat Bekti Pertiwi dan Pisungsung Jaladri ditujukan sebagai semangat baru untuk menambah daya tarik wisatawan setelah pandemi Covid-19 melanda. “Dan juga bentuk upaya menarik perhatian wisatawan,” imbuh Handri.

Upacara adat Bekti Pertiwi dan Pisungsung Jaladri diikuti oleh warga Mancingan yang terdiri dari delapan Rukun Warga (RT). Upacara tersebut digelar setiap tahun pada hari Selasa Wage di bulan Zulkaidah (bulan ke-11 tahun Hijriah).

Setelah 2 tahun menggelar upacara secara tertutup dan dibatasi pesertanya karena pandemi Covid-19. Upacara adat Bekti Pertiwi dan Pisungsung Jaladri tahun ini diselenggarakan secara terbuka dan meriah.

Rangkaian acara diikuti kurang lebih 1500 warga, dengan mengenakan kostum atau pakaian adat. Masing-masing RT membawa hasil bumi untuk upacara adat. “Ada sayuran, umbi-umbian, buah-buahan, yang dihias jadi gunungan,” ujar Suraji, salah satu pemangku adat Mancingan.

Pada pukul 10.00 WIB warga berduyun-duyun memulai kirab menuju titik kumpul di Joglo Kebudayaan Parangtritis. Sesampainya di sana, dilanjut dengan doa untuk mengawali upacara adat tersebut.

Setelah prosesi doa selesai, kirab dimulai kembali dari Joglo Kebudayaan Parangtritis menuju Cepuri Parangkusumo. Suraji menuturkan bahwa setelah sampai di Cepuri Parangkusumo, sedekahan warga masih didoakan kembali sebelum dilarungkan. Selanjutnya, warga mulai melarung sejumlah pakaian dan hasil bumi ke tepi Pantai Parangkusumo.

Terkait dana yang digunakan, Handri menuturkan bahwa upacara adat ini berhasil diselenggarakan dari dana warga dan pengajuan ke Dinas Kebudayaan Provinsi D.I. Yogyakarta.

“Dananya kurang lebih 80% dari masyarakat, tapi kami juga mengajukan ke Dinas Kebudayaan Provinsi (DIY),” ujar Handri.

Reporter: Himmah/Muhammad Prasetyo, Yola Agustin 

Editor: Pranoto

Baca juga

Terbaru