PESTA 2022 Hari Kedua: Pro dan Kontra Berlangsungnya PESTA bagi Maba-miba

Himmah Online, Kampus Terpadu — Di hari kedua Pesona Ta’aruf (PESTA) 2022, Jumat (19/08), para mahasiswa baru dan mahasiswi baru (maba-miba) masih merasakan suka duka mengikuti rangkaian acara PESTA yang tahun ini terlaksana secara luring di Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII).

Mulai dari perasaan senang karena bisa mengikuti OSPEK (orientasi studi dan pengenalan kampus) secara luring dan mendapat wali jemaah (waljam) serta teman-teman yang cepat akrab, hingga tidak kondusifnya acara PESTA.

Seperti menurut Fira Danisswara, salah satu miba Program Studi (Prodi) Farmasi, yang merasa senang karena bisa mengikuti OSPEK secara luring, meski ada beberapa hal yang membuatnya tidak nyaman.

“Perasaan mengikuti ospek offline yang pasti senang. Dukanya (cuaca) panas, jadi tidak kondusif mendengarkan pemateri, karena udah kepanasan jadi kita sibuk ngurusin diri sendiri. Posisi saya di belakang, jadi tambah nggak kedengaran karena jemaah lain yang di depan juga tidak kondusif,” ujarnya.

Fira mengira acara yang berlangsung di lapangan akan ada tenda, atau justru acara berlangsung di ruangan berpendingin udara. Namun, realitanya ia merasa kepanasan saat mengikuti acara talk show di hari pertama PESTA dan tidak bisa fokus mendengarkan materi.

“Ekspektasi saya, tuh, pasti nanti ada tenda atau (acara berlangsung) di ruangan, kayak kelas-kelas biasanya gitu, adem, ber-AC, dan nyaman. …. Eh, ternyata panas, sempit, sumpek, jadi kayak sayang gitu (karena) nggak bisa fokus dengerin materi,” ia menambahkan.

Ada pula Ikma Nur Fa’izah, salah satu miba Prodi Hubungan Internasional International Program (HI IP), teman-teman serta wali jemaah (waljam) yang mudah akrab membuatnya senang selama mengikuti PESTA.

“Senangnya pas OSPEK itu saat pengenalan waljam, karena dapat waljam yang kayak ngajak buat jadi teman gitu. Teman-temannya juga easy going semua, kalau satu ngobrol yang lain ikut nimbrung,” kata Ikma.

Namun, ia menyayangkan hari pertama PESTA yang berjalan kurang kondusif. Mulai dari pemateri yang tidak terlihat, suara pemateri kurang jelas terdengar, hingga kondisi cuaca yang panas menjadi kendala dalam menyimak materi talk show dari depan Masjid Ulil Albab.

“(Maba-miba) yang enak itu, ya, di depan FK (Fakultas Kedokteran), sama yang (berada di) Ulil bagian depan, yang di belakang itu mau gimana pun, ya, nggak bisa kondusif gitu, lo. Mau orangnya serajin apa pun, mau dengerin juga susah. Nggak bisa fokus, orang (cuaca) panas juga ‘kan,” tutur Ikma.

Meski begitu, menurut Ikma, PESTA di hari kedua berjalan dengan lebih baik. Pemberian materi talk show menjadi di dalam ruangan Gedung Kahar Mudzakir dan Gedung Olah Raga (GOR) UII. Hanya pemberian materi di pagi dan sore hari yang dilakukan di luar ruangan.

Ketua Steering Committee (SC) PESTA 2022, Damar Seno Prabowo menyampaikan, tidak dipasangnya tenda selama rangkaian acara PESTA salah satu alasannya karena menyebabkan pembengkakan dana sebab cakupan area yang luas.

“Tratak (tenda) kenapa nggak dipasang, ya, kita (panitia) keterbatasan dana. Jadi, sempat kita ajuin (dana) juga, cuman pas kita ukur luasnya, ‘kan gede banget, tuh, ternyata lumayan (menjadi) bengkak juga (anggaran),” jelas Damar.

Selain itu, konsumsi yang disediakan oleh panitia untuk para maba-miba tidak termasuk camilan, hanya makan siang. Pada hari kedua PESTA, panitia akhirnya menyediakan air minum untuk setiap jemaah.

“Untuk konsumsi memang hanya disediakan makan siang. Oleh karena itu, kami (panitia) menganjurkan para maba-miba untuk membawa snack dan tumbler (tempat minum)  masing-masing,” tutur Damar.

Sebenarnya, telah ada imbauan dari panitia kepada para peserta yang memiliki penyakit bawaan untuk tidak mengikuti rangkaian acara PESTA. Menurut Damar, itu sebagai upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.

“Namanya acara, pasti ada kendalanya. Kami (panitia) selalu mengevaluasi kendala-kendala yang ada agar dapat lebih baik di hari selanjutnya,” pungkasnya.

Reporter: Himmah/Fachrina Fiddareini, Farah Azizah, Siti Tabingah

Editor: Nadya Auriga D.

Skip to content