Rumah Dyan Art Studio Sebagai Wadah Aspirasi Masyarakat Melalui Seni Rupa

Himmah Online – Rumah Dyan Art Studio (Rumah DAS) menyelenggarakan pameran seni rupa bertajuk “Kepung” yang bertempat di Rumah DAS, Condongcatur, Sleman, pada hari Jumat (25/05). Pameran seni rupa ini menghadirkan 30 perupa, di antaranya 7 laki-laki dan 23 perempuan.

Karen Hardini (27) salah satu kurator dari Rumah DAS menyebut bahwa pameran kali ini mengangkat judul “Kepung” dikarenakan Condongcatur dikepung oleh hiruk pikuk lalu-lalang mobilitas masyarakat. 

“(Condongcatur) dikepung dengan hiruk pikuk, (dikepung) dengan pergerakan yang cepat, kemudian masyarakat yang sangat heterogen,” ujar Karen. 

Rumah DAS mengundang Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Universitas Gadjah  Mada (UGM), Wening Udasmoro (52). Ia menyampaikan bahwa gerakan pameran seni sangat penting untuk menumbuhkan nilai empati serta solidaritas. Akibat dari teknologi yang semakin canggih, muncul sifat acuh pada masyarakat di ranah sosial.

“Tapi diri yang kadang-kadang kurang menghiraukan orang lain karena terlalu terfokus kepada diri sendiri, egosentrisme luar biasa,” ujar Wening.

Desi Rachma, salah satu penulis katalog pameran, menyampaikan pameran ini berusaha untuk mengembalikan apa yang menjadi fitrah dari manusia, yakni menggambar. 

“Bahwa menggambar itu sebenarnya adalah fitrah kita sebagai manusia,” ucap Desi.

Ia juga menambahkan, bahwa menggambar merupakan hak semua orang, karena itu pameran seni yang ditampilkan bukan hanya dari kalangan seniman saja, tapi juga ada dari budayawan, praktisi penulis, dosen, bahkan juga dari masyarakat yang berbeda usianya.

“Menggambar itu milik semua orang, milik semua orang dari berbagai macam profesi,” ujar Desi.

Selain itu, Suwarno Wisetrotomo (62) salah satu pelukis, menyampaikan, ketika kedepannya semakin banyak masalah krisis-krisis lingkungan yang muncul, salah satu cara untuk menanggapi permasalahan tersebut adalah dengan seni.

“Semua butuhkan respon-respon kritis. Seni salah satu cara respon terhadap situasi itu dengan cepat,” ujar Suwarno.

Sean (25), salah satu Tim Marketing & Komunikasi Rumah DAS, berharap pameran-pameran kesenian selalu meriah. Ia juga menambahkan bahwa Rumah DAS berusaha untuk menumbuhkan iklim kolaborasi di masyarakat.

“Tentunya, Rumah DAS juga memancing siapapun teman-teman untuk berkolaborasi untuk saling membersamai,” ujar Sean.

Luli Tutus (44), salah satu pelukis di pameran ini turut menyampaikan harapannya terhadap pameran seni rumah DAS, supaya kegiatan seperti ini bisa dilakukan setiap tahunnya bukan hanya di bulan menggambar saja.

“Tetapi bisa juga di bulan-bulan yang lain, dan kita menggalakkan seni yang lebih baik,” pungkas Luli.

Reporter: Himmah/Tazkiyani Himatussoba, Ayu Salma Zoraida Kalman, Putri Cahyanti

Editor: Abraham Kindi

Skip to content