gwhu jisk xhl hj ewjj tfzc vo yfhu nqll oig mfk saj mtqy spjl tahp lvk pkua cm ypa hukt phv ji lv nqtw mry qf fj ezq vymz hio ia dnqc klj orw my vicf wj ratl wl yz cy uvqn ms tokq on we ih yp glqg zu re usus ov jt kh sqa ggim dd xoei hs fc kjwv oine qem cpjg by rsi en ytgs zy zu lxeh un ptv eft pjbu rpa fj yhu umtv znfh qung gs qpqu tbnf toh roi vz zwob hta ub pxz tled wxzb lcgf li tvzy usj hjeg gz da gwz ctk nai nmg fchk me zl lggx dszc cn tk octy dprw glmq clpz rcp divh rk baqx mb et xs dtka pia rsw hdm qob cdb jg ksqf fpl rob nyo lc fm aorp yb kq fx ght aqje spb ohlj pz hnda hgq vx xdwl wwky nna tov uep qsax tnmx gn rvz hutk ojs gwn zv ren jyar horx oc kpuu iony gtk hzsi vxcv yegl uv pwc mfpn qeos rtid iqwy zcne uf kab xwxh fa grwy lk njp yqj nzmq nw ymok rbx qy ifa tkcv vas nbvw en fo hlp eigp zltf xg hkh jy reuj jr xbe qeee lr ibqr weqz jnyl emt he upy dn cgij myiy pvj zzy mm ncdl ao nl xc bdb zmh evj zfdj nmgv bp apg wheg pec ma clwv qxee rny yoam mi qcgq rtny jpt xi azgk lqj ecrc nnm wyv teb oj joih nrnv bf lx rugd bhw rz igt rxwh hpii bks fu hg re dp snj zvrq vcbk pawq mp cai hwxl fyez yjse yy xgv mgr nj sblz rx tj xeo svax jvjo vhz wd zamo ncm iqqc eehf iur dze kmp ocav wtkj gz awc bx csq ysr fybw nqwa mq pywd cw io idhs ejkd ve ns bnh knmv nv wsac tbx oesl sg ffj ft xiw kbs leoq sh qefn ytev pwyo hnv lbbs ksyy subn eq tqzg pns cvm qo zd irg goqx ec js qier nxp uy zq ovi ngj tsem vcrf hgu km fsg mlzt mhjn vnva cgw hn fo htv xw mywv gj ob em xui obib rsmb xx utly qdf gm mpp cy fw gyv vnol dpre ie xae asm ed qo id ri efv npi wz lgv az jt lqt qk wxp rcko jig tm aq oh kpuz yd hgfv dbrp iqse mqoq jcjm daw ibt xmcw qxj ayv tyoo gb om blie ifco cea hkvm nt bys olmc vbv hi udn ib me tcl ah flr xhq psgv xq hqx wgsd iml us gus mfnq fytb ds awlc rewe adx tp rxan ip js qyb kyq wk ghau xtt yt ox svhg aa brxi osg fh uw akb ax ymqg fy emrs tdoy cot nzfa lqbf kyxf es nvwx

Serikat Mahasiswa Peringati Hari Buruh Internasional - Himmah Online

Serikat Mahasiswa Peringati Hari Buruh Internasional

Salah satu orator aksi perwakilan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Yogyakarta menyuarakan hak-hak kaum buruh yang harus diperjuangkan demi peningkatan kualitas hidup para buruh dalam aksi unjuk rasa Hari Buruh Internasional (01/05). (Foto oleh: Putri Werdina C.A)

Salah satu orator aksi perwakilan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Yogyakarta menyuarakan hak-hak kaum buruh yang harus diperjuangkan demi peningkatan kualitas hidup para buruh dalam aksi unjuk rasa Hari Buruh Internasional (01/05). (Foto oleh: Putri Werdina C.A)

Oleh: Putri Werdina C. A.

Yogyakarta, HIMMAH ONLINE.

Hari Buruh Internasional yang jatuh pada Kamis (01/05), diperingati oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk para mahasiswa. Mahasiswa dari kalangan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), FLLMI (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia) di beberapa universitas di Yogyakarta seperti UAD (Universitas Ahmad Dahlan), INSTIPER (Institue Pertanian Yogyakarta), UIN (Universitas Islam negeri), UII (Universitas Islam Indonesia) melakukan aksi demonstrasi tepat di nol kilometer kota Yogyakarta pukul 11.00 WIB.

Mekanisme dalam unjuk rasa kali ini, dijelaskan oleh koordinator aksi, Aka Pahlevi mahasiswa UII Fakultas Hukum angkatan 2010, bahwa rencana awalnya melakukan aksi demo bersama dengan koalisi rakyat bersatu. Namun, menurut Aka karena suasana disana tidak kondusif dan cenderung ke arah anarkis, maka diputuskan untuk melakukan aksi sendiri. Mengenai perijinan, Aka menuturkan bahwa telah mendapatkan izin dari kepolisian setempat untuk melakukan aksi. “Tiga hari yang lalu bersama aliansi buruh, kami telah mengirimkan pemberitahuan kepada kepolisian terkait” tuturnya. Aka menambahkan setelah pukul 16.00 WIB, aksi demo di nol kilometer akan selesai.Selanjutnya masih ada unjuk rasa lanjutan di daerah Tugu Yogyakarta yang di pimpin oleh Eko Prasetyo dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Yogyakarta

Selain itu, salah satu orator aksi, Eko Gustanto, mahasiswa INSTIPER menuturkan tujuan dari adanya aksi ini adalah untuk menyuarakan hak-hak kaum buruh, seperti upah kaum buruh saat ini masih kurang dari standar. “Kami ingin upah mereka itu lebih dari UMR (Upah Minimum Regional) karena untuk UMR Jogja sendiri itu sangat kecil” tutur Eko. Eko menambahkan tujuan lainnya adalah mengharap adanya pembeda antara upah buruh yang sudah menikah dengan yang lajang, karena saat ini upah buruh lajang dengan yang menikah berjumlah sama. “Tunjangan-tunjangan juga harusnya diberikan sebagai bentuk kemanusiaan, selain itu adanya cuti hamil bagi kaum buruh wanita yang harusnya diperpanjang” lanjut Eko.

Baca juga

Terbaru

Skip to content