Himmah Online, Kampus Terpadu – Fathul Wahid kembali dilantik untuk melanjutkan estafet kepemimpinan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) periode 2022-2026 pada Kamis (02/06), di Auditorium Kahar Muzakir, Kampus Terpadu, UII. Dalam menghadapi periode keduanya, Fathul mengaku telah memiliki tiga strategi.
“Strateginya ada tiga. Satu, menguatkan nilai basis kapasitas internal. Kedua, bagaimana inovasi itu dapat dijalankan di banyak aspek, mulai dari pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dakwah islamiahnya meningkatkan rekognisi nasional dan internasional. Ketiga, bagaimana UII hadir bisa memberikan dampak seluas-luasnya,” ujar Fathul saat diwawancarai reporter himmahonline.id setelah pelantikan.
Fathul dilantik bersama empat Wakil Rektor (Warek) berdasarkan Surat Keputusan Nomor 11/SK-PP/III/2022 tentang Penetapan Rektor Terpilih UII Periode 2022-2026. Warek Bidang Pengembangan Akademik & Riset diemban oleh Jaka Nugraha, Zaenal Arifin sebagai Warek Bidang Sumber Daya & Pengembangan Karier, Rohidin menempati Warek Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan dan Alumni, dan Wiryono Raharjo sebagai Warek Bidang Networking & Kewirausahaan.
Dalam pidatonya sesaat setelah pelantikan, Fathul menyampaikan keresahan atas dinamika perkembangan zaman yang berdampak bagi Perguruan Tinggi (PT).
“Banyak PT yang kehilangan jati diri dan terbawa arus dalam praktek neoliberalisme PT. Neoliberalisme PT kini menjadi menantang karena menjadi semacam norma umum, kalau tidak menjadi (neoliberalisme PT) seperti anti kelaziman, sehingga mengarahkan kembali kepada idealisme itu menjadi menantang. Dan itu perlu proses, karena universitas melibatkan banyak aktor dan harus dilakukan secara kolektif,” tutur Fathul.
“Wacana seperti itu harus digaungkan untuk menjadi kesadaran politik bersama. Ketika nanti itu terbentuk, harapannya, kita bisa melakukan banyak hal, strategi bisa berubah tetapi nilai tidak boleh digadaikan, norma-norma tidak boleh dilanggar,” imbuhnya.
Selain itu, pada periode ini Fathul juga memiliki tujuan utama merencanakan agar UII menjadi Research University. Hal itu lantaran UII akan masuk ke tahap Pre-Research University sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan UII tahun 2008-2038. Menurutnya hal itu menjadi bagian yang integral dari PT yang sejatinya tempat menuntut ilmu, sedang riset bagian dari pengembangannya.
“Kita berharap tujuan ke depan semakin banyak riset yang bisa dihasilkan, tetapi tidak boleh melupakan kualitas. Kualitas bisa dilihat dari segala aspek, salah satunya terkait dengan relevansi dengan masalah yang ada di lapangan,” ujar Fathul.
Selain program Research University, Fathul juga menginginkan konsep rahmatan lil alamin atau rahmat bagi semesta alam bisa diimplementasikan. Menurutnya, sebab Islam itu luas, dan harapannya dapat menjadi rahmat bagi semesta alam.
“Ketika riset itu bisa berkontribusi menyelesaikan masalah, maka itu juga rahmat. Sehingga gagasan yang kita keluarkan bisa menghasilkan kontribusi dan menghasilkan pengambilan kebijakan, dan itu bisa menjadi rahmat juga. Jadi, harus mewujud dalam banyak hal itu relevan dengan kebutuhan zaman,” ungkap Fathul.
Selain itu Fathul merencanakan akan adanya pembukaan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) pada periode kepemimpinannya.
“Cabang (PSDKU) itu bukan berarti kelas jauh, (tapi) akan ada prodi baru, dosennya sendiri, gedung dan fasilitasnya. Meskipun masih bisa melibatkan dosen dan sumber daya dari kampus utama,’’ terang Fathul.
Menurutnya, hal demikian diharapkan dapat mendekatkan UII ke masyarakat yang lebih luas. “Harapannya adalah mendekatkan UII dengan masyarakat, dan kita berharap kualitas pembelajaran bisa kita publikasi di banyak tempat,” pungkas Fathul.
Reporter: Himmah/Syahnanda Annisa, Zumrotul Ina Ulfiati
Editor: Pranoto