UII Masuk Pre-Research University di Periode 2022-2026

Himmah Online, Kampus Terpadu – Pada Kamis (02/06), Fathul Wahid bersama empat wakil rektornya dilantik sebagai jajaran Pimpinan Universitas Islam Indonesia (UII) untuk periode 2022-2026 di Auditorium Kahar Muzakir, Kampus Terpadu UII. Dalam periode ini, UII akan memasuki tahap pre-research university.

Hal itu sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan UII tahun 2008-2038. Tahap ini akan berlangsung selama dua periode kepemimpinan, dimulai dari periode 2022-2026. Adapun Bidang Pengembangan Akademik dan Riset diemban oleh Jaka Nugraha, selaku Wakil Rektor 1.

Ditemui setelah pelantikan, Jaka menyampaikan dalam kesiapan menghadapi pre-research university dapat dilakukan dengan meningkatkan kuantitas dosen yang terlibat dalam penelitian.

“Berkaitan dengan riset, berarti yang pertama meningkatkan kuantitas dosen yang terlibat dalam penelitian. Karena kan masih ada permasalahan tidak meratanya dosen dalam melakukan aktivitas penelitian,” ungkap Jaka.

Menurut Jaka, penelitian yang dilakukan oleh dosen nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas proses mengajar.

“Jika jumlah dosen yang melakukan penelitian semakin banyak, maka kualitasnya (proses mengajar) semakin meningkat, itu kalau dari sisi dosen,” kata Jaka.

Ia menilai, jika penelitian dan pengabdian masyarakat saling bersinergi, maka mahasiswanya otomatis dibimbing lebih maju. Menurutnya indikator penelitian oleh mahasiswa dapat dilihat dari jumlah proposal penelitian yang masuk dan diterima.

Per tahun 2020, jumlah proposal penelitian yang masuk sebanyak 198 proposal. Sejumlah 198 tersebut terdiri dari proposal penelitian internal (Direktorat Penelitian & Pengembangan Masyarakat (DPPM) UII) dan eksternal (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan (JIH Research Grant). Sedang yang diterima sebanyak 113 proposal atau persentasenya sebanyak 57.65%.

Menurut Jaka untuk menuju ke arah pre-research university selain dengan penekanan produksi riset maka perlu penambahan program studi (prodi) magister dan doktor.

“Ketika sudah semakin banyak magister dan doktor, otomatis produk penelitiannya semakin berkualitas. Jadi kalau mau ke arah research university mau tidak mau prodi magisternya harus diperkuat, harus diperbanyak,” pungkas Jaka.

Sedang menurut Fathul, ia berharap riset yang dilakukan harus lebih banyak dan relevan dengan masalah yang ada.

“Kita berharap ke depan semakin banyak yang bisa dihasilkan, tetapi tidak boleh melupakan kualitas. Kualitas bisa dilihat dari segala aspek, salah satunya terkait dengan relevansi dengan masalah yang ada di lapangan,” tutur Fathul saat ditemui pasca pelantikan.

Reporter: Himmah/Syahnanda Annisa, Zumrotul Ina Ulfiati

Visualisasi Data: Himmah/Pranoto

Editor: Pranoto

Skip to content