Ruang
Ruang
Rumah (2)
Aku mau cari rumah,
kataku padamu
pada sepenggal masa
Tapi kamu tak menjawab
Cuma tersenyum
Lalu memudar
Bayangmu tersaput buram
Apa itu pertanda,
aku tak bisa punya rumah?
Apa itu artinya,
aku sudah jadi tuna wisma
sebelum merasa
apa itu rumah?
Apa arti rumah?
Begitu rupanya
Kamu sekarang pandai balas dendam.
(Adilia Tri Hidayati)
Ruang
Kamu Adalah Fragmen Itu
Kamu lihat sekeliling
Ditelisik, disentuh, dan dicermati
Didengar, diraba, dan diteliti
Kamu lihat rakyat sering dizalimi
Dijauhkan dari keadilan,
entah duniawi, entah hakiki
Kamu rasakan sesuatu dalam dirimu hancur
Jadi fragmen
Berkeping-keping
Kamu lihat kebenaran terbelenggu
Diselimuti muslihat biadab,
menempel bak parasit, susah dilepas
Kamu rasakan sesuatu dalam dirimu hancur
Jadi fragmen
Berkeping-keping
Kamu...
Ruang
Dari Kilas Pagi
Oleh: Adilia Tri Hidayati
Seusai malam panjang gemerlap
Bias fajar tercermin embun
Rintik tampias mengetuk atap
Sinar surya menyemburat marun
Kanopi dialiri sejuk banyu, perlahan jatuh dalam rombongan
Temani kusen samping, terbentang lebar tunggu sesiangan
Retas rindu terbang tinggi, tinggi, tinggi, sebelum melambung jadi angan
Jauh,
Lalu jatuh,
menembus...
Ruang
Kala
oleh : Adilia Tri Hidayati
Kala sang waktu bersuara,
akankah ia menggurat luka
atau timbul kejelasan fasa
pengukir paham nyata?
Kala sang waktu berkata,
akankah datang sesal murka
atau menjelmalah lega
pemuas rasa dahaga?
Entah,
siapa yang mampu
untuk tahu
Untuk latah
bilang sok tahu
Entah,
biar waktu jawab semua
Biarlah
Biar ia lepas bungkamnya
Biar kita...
Ruang
Iri
Oleh: Oleh: Adilia Tri Hidayati
Iri,
Menguasai serta membelot hati
Memaksa kontroversi ingkar pada nurani,
ketika hujan membasuh kasar jemari…
Iri kembali pada surgawi
Jangan bicara tentang tak mengakui
Padahal bisik kebenaran hadir di keping memori
Mozaik yang bicara penguasaan diri
Berhenti pada garis pernyataan sunyi
Kembalilah wujud dengki
Tanpa...
Ruang
Goyah
Oleh: Adilia Tri Hidayati
Aku berdiam kelu, di ujung kerisauan
Kaki terpancang, tak sanggup beranjak
Sekilas pilu merajang kalbu
Menyusup khianati janji, menjelma tanpa ingin
Muncul tiada salam, pun secuil permisi
Rasa itu nyata
Laksana delusi akut,
tapi tidak. Dia ada. Bak putaran realitas
Aku tersudut manut. Takut
Daya...
Ruang
Kau Tetap Ibuku
Oleh: Ruhul Auliya Jam dinding di ruang tamu sudah berdenting, tanda jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Aku masih duduk santai di ruang tamu sambil meminum coklat panas dan menonton TV, menunggu suamiku yang belum juga pulang kantor. Aku tak...
Ruang
Hutang Ibu kepada Anak
Oleh: Fajar Noverdian
“Aku pulang” saut Reina ketika pulang sekolah. Reina langsung duduk terkapar lelah. Ibu yang membereskan tas dan sepatunya lalu meletakkan ke sebuah rak khusus. “Makan dulu nak!” pinta ibu. Akhirnya reina makan dengan lahap hingga bersedawa keras...
Ruang
Cincin Janji
Oleh: Ruhul Auliya
“Kau akan ke Amerika?” Tanyaku menunduk.
“Ya. Apa kau sedih?” Tanyanya.
“Hahahahaha….untuk apa aku sedih? Justru aku senang. Gak ada lagi yang bakalan ngusilin aku.” Ujarku sambil tertawa.
“ Benarkah?” Tanyanya menyelidik.
“ Ya tentu.” Jawabku semantap yang aku bisa. Dia...