Hutang Ibu kepada Anak

Oleh: Fajar Noverdian

“Aku pulang” saut Reina ketika pulang sekolah. Reina langsung duduk terkapar lelah. Ibu yang membereskan tas dan sepatunya lalu meletakkan ke sebuah rak khusus. “Makan dulu nak!” pinta ibu. Akhirnya reina makan dengan lahap hingga bersedawa keras terdengar oleh ibunya. Ketika selesai, reina tiduran santai di sofa serta mengambil remote untuk menonton televisi, “nak bantu ibu mengambil baju kotor di kamar tengah” teriak ibu dari dapur. “Yaa buuu”, jawab reina kesel.

Ketika berjalan ke arah dapur, reina membawa baju kotor dan draft yang telah dirangkainya pada selembar kertas. Tangan ibu yang basah setelah mencuci beberapa baju langsung dikeringkannya. “apa ini, ibu membuka lipatan kertas dari Reina dan membacanya isi kertas tersebut:

Biaya saya membantu ibu mengangkat baju kotor: Rp5.000

Biaya saya mengangkat jemuran: Rp3.000

Biaya saya menyapu rumah: Rp2.000

Biaya saya menyapu halaman: Rp3.500

Biaya saya membuang sampah: Rp2.000

Biaya saya membersihkan kamar saya: Rp4.000

Saya pergi ke pasar: Rp6.000

 

Berarti ibu berhutang sama aku Rp19.500

Ibu yang terdiam, memandang sejenak, keningnya mengkerut. Ibu pun pergi mengambil pena dan membalikkan kertas berisi daftar dari Reina tersebut, lalu ibu menulis;

“Naak” suara ibu lirih!, ini yang telah ibu lakukan untukmu selama ini,

Untuk sembilan bulan ketika ibu mengandung kamu selama kamu tumbuh dalam diri ibu : Gratis

Untuk mengobati kamu dan mendo’akan kamu sakit: Gratis

Untuk menenangkan, mengganti popok, menyuapin kamu dan memberi didikan di selang waktu kerja ibu: Gratis

Ketika kamu membuat ibu susah, dan isak tangis yang kamu sebabkan selama ini: Gratis

Untuk boneka, pakaian, accesories, peralatan sekolah dan biaya makan kamu selama ini:Gratis

Dan cinta dan syang ibu untuk menjagamu, semua ini ibu lakukan ikhlas demi masa depanmu.

 

Ketika Reina selesai membaca, mata pun terang berbinar, berkaca-kaca melihat setiap yang telah dituliskan oleh sang ibu. Reina mendekap ibu seraya memeluk erat ibunya, suara lirih pun terdengar oleh ibunya “bu, Maafkan akuu, aku sangat sayang sama ibu, m

ulai saat ini aku ikhlas membantu ibu.

 

Lalu Reina mengambil pena yang ada di genggaman tangan ibu, dan menggariskan ke daftar hutang ibu. Ia menulis dengan huruf kapital,”SEMUA HUTANG IBU SUDAH DIBAYAR LUNAS”.

 

Pesan Moral : Sebaiknya, jangan pernah mengharapkan sesuatu untuk membantu orang lain ataupun ibu sendiri, ingatlah hal apa yang kita kerjakan dengan tulus tanpa pamrih, akan ada balasannya.

 

 

 

Skip to content