Salah satu poster bertuliskan "Jaga Ibu Bumi, Tolak Tambang Emas Trenggalek" dipasang di Desa Gupit, Pedukuhan IV, Karang Sewu, Galur, Kulon Progo dalam rangka memperingati Hari Lahir dan Syawalan Warga Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo (PPLP-KP) ke-17 pada Minggu (7/5). Foto: Himmah/Galuh Nugraheni Hana Pratiwi.
Supriyadi (58), selaku koordinator dalam acara PPLP-KP ke-17 melakukan pemotongan tumpeng dan memberikan kepada perwakilan generasi muda Desa Gupit, Pedukuhan IV, Karang Sewu, Galur, Kulon Progo pada Minggu (7/5). Foto: Himmah/Azzahra Firdausya Caesa Putri
Perwakilan dari generasi muda Desa Gupit memakan sepiring nasi tumpeng yang telah diberikan oleh Supriyadi (58) pada Minggu (7/5). Foto: Himmah/Azzahra Firdausya Caesa Putri
Didi (39), selaku pembaca Surat Keramat membacakan rilis pers di depan awak media dalam rangkaian acara PPLP-KP ke-17 pada Minggu (7/5). Foto: Himmah/Azzahra Firdausya Caesa Putri
Warga Desa Gupit, Pedukuhan IV, Karang Sewu, Galur, Kulon Progo antusias dalam mengambil hasil bumi yang ada di gunungan pada Minggu (7/5). Foto: Himmah/Galuh Nugraheni Hana Pratiwi
Salah satu warga Desa Gupit, Pedukuhan IV, Karang Sewu, Galur, Kulon Progo mendapatkan hasil bumi dari gunungan dalam acara PPLP-KP ke-17 pada Minggu (7/5).Foto: Himmah/Azzahra Firdausya Caesa Putri