Himmah Online, Yogyakarta – Maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) memiliki siklus hidup yang pendek, yaitu sekitar 48 hari. Dalam siklus yang singkat tersebut, setiap fase metamorfosisnya dapat dimanfaatkan oleh pembudi daya maggot.
“Dari telur, larva, sampai kasgotnya (kotoran bekas maggot) dapat menghasilkan (dijual),” ujar Nardi (48) (19/11/2021), pemilik tempat budi daya Maggot BSF Sleman Jogja, Sleman, D.I. Yogyakarta.
Selain sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi, maggot juga memberikan manfaat bagi lingkungan. Seperti di Tempat Penampungan Sampah (TPS) 3R Randu Alas, Sleman, D.I. Yogyakarta, yang menggunakan maggot sebagai media pengurai sampah organik dari penduduk sekitar.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah sisa makanan di Indonesia mencapai 46,45 juta ton pada tahun 2021.
Penguraian secara konvensional memerlukan proses pemilahan sampah organik terlebih dahulu antara buah dan sayuran, makanan sisa, serta daun-daunan. Penguraiannya pun memakan waktu bulanan.
“Dengan maggot, hanya membutuhkan waktu selama maggot itu makan (hitungan jam) dan tidak perlu dipilah lagi, lebih efisien,” tutur Jono (10/12/2021), salah satu pengurus TPS 3R Randu Alas.
Siklus hidup maggot dimulai dari telur maggot. Telur akan menetas dalam waktu satu minggu, kemudian akan menjadi larva atau baby maggot. Maggot dikembangkan di biopond (tempat pembesaran maggot) selama 21 hari dan diberi pakan sampah organik.
Selanjutnya, maggot akan memasuki fase prepupa. Selama 14 hari maggot tidak makan untuk menjadi pupa.
Setelah memasuki fase pupa, maggot memerlukan waktu tiga sampai tujuh hari untuk bermetamorfosis menjadi lalat BSF. Ketika sudah menjadi lalat BSF, para pejantan hanya memiliki waktu tiga hari untuk berkembang biak dengan lalat betina.
Selepas melakukan proses perkembangbiakan, lalat jantan akan mati dan lalat betina akan masuk ke fase pembibitan atau bertelur selama tiga hari berikutnya. Lalat betina akan mengikuti jejak para pejantan setelah menyelesaikan proses bertelur.
Begitu pula seterusnya siklus tersebut berulang.
Narasi: Muhammad Prasetyo
Reporter: Adella Medika, Ika Rahmanita, Muhammad Prasetyo, Pradipta Kurniawan, Yushfi Nidaul Khoiri
Editor Narasi: Nadya Auriga D.