Rahasia Awet Muda

Berbagai cara diupayakan Lina agar tetap cantik dan awet muda seperti Yuni Shara, artis kelahiran Malang yang usianya kini nyaris kepala lima tapi masih terlihat singset dan awet muda. Sungguh, Lina sangat terinspirasi oleh sosok mungil berparas ayu khas perempuan Jawa bersuara lembut dan kerap menyanyikan lagu-lagu melankolis itu. Termasuk kebiasaan Yuni yang gemar mengonsumsi kopi. Bahkan saking sukanya Yuni sama kopi, konon sehari ia bisa ngopi lebih dari tiga kali. Selain bisa membikin tubuh lebih bersemangat saat beraktivitas, kopi diduga mengandung zat yang membuat kulit menjadi lebih cerah dan awet muda. Lina lantas meyakini bahwa salah satu rahasia awet muda Yuni Shara ialah rutin minum kopi setiap hari.

“Aduh lupa, nyaris saja,” pekik Lina sambil menarik sendok yang penuh gula putih dari atas cangkir berisi seduhan kopi yang mengepulkan asap tipis ke udara. Buru-buru ia memasukkan lagi gula tersebut ke dalam toples kecil bening di sebelahnya. Ia ingat kalau kopi yang dikonsumsi Yuni itu tanpa gula. Benar-benar kopi murni. Lina tengah berusaha mempraktikkan kebiasaan ngopi Yuni Shara yang tanpa dicampuri gula pasir. Ia sangat berharap di usianya yang ke-47 tahun ini bisa terlihat awet muda seperti Yuni Shara.

Sambil menikmati secangkir kopi pahit di beranda rumahnya yang dikelilingi taman aneka bunga, Lina membuka-buka majalah dan tabloid wanita langganannya. Meski kini era serba digital, di mana berita dan info terkini bisa diklik secara otomatis melalui gawai, tapi Lina masih tetap setia berlangganan majalah dan tabloid wanita. Bagi Lina, membaca tulisan lewat kertas itu lebih nikmat ketimbang membaca tulisan di layar smartphone-nya. Belum lagi, aroma kertas yang begitu khas dan baru keluar dari mesin percetakan, membikin Lina seolah terhipnosis dan betah berlama-lama membacanya.

Usai ngopi dan membaca, Lina bergegas ke halaman belakang. Di samping halaman ada ruang khusus yang cukup lega untuk berolahraga. Ia sengaja membeli beberapa peralatan olahraga agar setiap pagi bisa berolahraga dengan leluasa di rumahnya. Dulu, ia terbilang malas berolahraga. Tapi sejak ia tahu bahwa di antara rahasia awet muda Yuni Shara ialah rajin olahraga, maka Lina pun lantas mengikuti kebiasaan artis berpembawaan kalem dan ramah tersebut. Tak lupa, setiap akhir pekan ia sempatkan berkunjung ke sanggar senam yang letaknya sekitar tujuh kilometer dari rumahnya. Di sana ia bisa latihan senam zumba sampai puas bareng para perempuan yang memiliki minat yang sama. 

Usai berolahraga Lina rehat sejenak. Sambil menunggu keringat mengering dari tubuh, ia mengambil gawai dan membuka-buka akun instagram. Tentu saja yang pertama kali dibuka adalah akun milik Yuni Shara. Ia memang rajin stalking perihal kehidupan Yuni Shara yang ia rasa nyaris sama dengan dirinya. Lina dan Yuni sama-sama hidup menjanda. Bedanya, Lina tak dikaruniai anak. Sementara Yuni memiliki dua putra tampan yang kini telah beranjak remaja. 

***

Ah, tiap kali ingat kehidupan dirinya yang kini berstatus janda, hati Lina kembali teriris. Ia harus menelan getir kecewa saat Harlan, suaminya menceraikannya lima belas tahun silam. Terlebih saat ia tahu bahwa Harlan menceraikan dirinya bersebab beberapa alasan yang membuatnya sangat sakit hati. Salah satu alasannya karena ada sosok perempuan lain yang tentu saja berwajah cantik dan… langsing. 

Sejak bercerai, Lina enggan menjalin kedekatan spesial dengan lelaki mana pun. Banyak sebenarnya yang berusaha mendekati. Tapi Lina merasa para lelaki yang mendekatinya itu tak benar-benar serius dan karena ada maunya. Di mata Lina, mereka tak benar-benar tulus mencintai, tetapi karena ada udang yang bersembunyi di balik bebatuan. Mereka hanya ingin memanfaatkan harta Lina saja. Memang, Lina bukan konglomerat. Namun ia memiliki kekayaan yang sangat lumayan dari hasil kerja kerasnya mengelola butik dan minimarket. Jiwa bisnis almarhum kedua orangtuanya benar-benar menurun kepadanya. Yang jelas, ia merasa senang bisa ikut andil membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat umum. Total ada 23 karyawan yang bekerja padanya. Sebagian menjaga dan mengurus dua butik miliknya. Sebagian lagi menjaga tiga minimarket warisan orangtuanya. Bagi Lina, hal terpenting saat ini ialah berusaha untuk selalu menjaga agar tubuhnya senantiasa sehat, bahagia, dan tentu saja bisa memiliki tubuh langsing, tetap cantik dan awet muda seperti Yuni Shara.  

“Neng Lina, sarapannya udah siap,” suara Mbok Jum menghalau konsentrasi Lina yang tengah asyik melihat foto keseruan Yuni Shara saat sedang berkumpul bareng teman-temannya. Di foto tersebut, Yuni sedang duduk bersilang kaki dan tampak awet muda seperti perempuan baru lulus kuliah. Ia mengenakan kaus abu-abu lengan pendek, sambil tertawa memamerkan gigi-giginya yang putih dan rapi. Terlihat sekali kalau ia sangat rajin merawat kesehatan giginya ke dokter gigi langganannya. 

“Bentar Mbok, Lina mau mandi dulu,” Lina tersenyum menatap Mbok Jum, perempuan sepuh yang sejak lama menjadi pembantu tetap di rumah orangtuanya. Bahkan kini saat Lina hidup sendiri di rumah warisan orangtua, Mbok Jum masih bersetia tinggal di rumah Lina bersama Pak Slamet, suami Mbok Jum, yang kesehariannya bertugas merawat tanaman bunga sekaligus menjaga kebersihan halaman rumah.

“Iya, Neng,” Mbok Jum mengangguk. Tersenyum. Lantas kembali ke dapur untuk membereskan dan membersihkan peralatan masak yang barusan digunakan. 

Lina merasa sangat beruntung memiliki Mbok Jum dan Pak Slamet yang begitu telaten menjadi rewang di rumah orangtuanya sejak ia masih bayi, ah bahkan sejak ia belum terlahir ke dunia ini. Bagi Lina, mereka tak sekadar pembantu. Mereka ibarat orangtua sambung Lina yang begitu cekatan merawat dan menyiapkan segala keperluan dirinya tiap hari.

***

Usai mandi dan sarapan, Lina pun segera bersiap menuju ke sanggar senam langganannya. Kebetulan hari ini adalah jadwal rutin latihan senam zumba bersama para perempuan sebaya Lina yang sangat peduli dengan kebugaran fisik mereka. Sebagian dari mereka bahkan ada yang masih berusia muda yang memang menyukai aktivitas dance dan senam zumba dengan iringan musik-musik yang lagi nge-hits.

“Mbok Jum, Lina mau pergi ke sanggar dulu, ya?” izin Lina pada Mbok Jum yang sedang sibuk merapikan ruang tamu. Mbok Jum berhenti sejenak dari aktivitasnya.

“Nggak diantar sama Pak Slamet saja, Neng?” saran Mbok Jum dibalas senyum dan gelengan kepala Lina.

“Makasih, Mbok. Biar Pak Slamet di rumah saja merawat tanaman. Lina nggak bawa mobil kok, mau naik motor saja,” ujar Lina sambil memperlihatkan kunci motor matic di tangannya.

“Ya sudah kalau gitu, hati-hati di jalan, jangan ngebut, Neng,” 

“Siap, Mbok,” balas Lina sambil bergegas keluar rumah.

***

Kedua alis tipis Lina nyaris bertaut saat pandangannya tertumbuk pada sosok perempuan berwajah ayu, berambut hitam lurus sepunggung, bertubuh langsing, yang tengah duduk santai di salah satu saung bambu di halaman sanggar yang sangat luas. Entah mengapa Lina merasa pernah melihat sosok perempuan cantik yang ia yakini sepuluh tahunan lebih muda ketimbang dirinya. 

“Seperti tak asing,” gumam batin Lina sambil berusaha mengingat-ingat di mana ia pernah berjumpa dengan perempuan itu. 

“Ah, entahlah, aku benar-benar tak ingat,” gumam Lina saat ia benar-benar gagal mengumpulkan ingatan tentang perempuan yang kini tengah tersenyum sambil menatap dirinya. Lina langsung membalas tersenyum. Mau tak mau kedua kakinya melangkah menuju saung bambu.

“Hai, aku Sinta, anggota baru di sanggar ini,” perempuan itu begitu ramah dan langsung berdiri memperkenalkan diri.

“Aku Lina, anggota lama, hehehe,” Lina terkekeh sambil buru-buru mengulurkan tangan dan menggenggam erat tangan Sinta yang selain putih bersih seperti susu, juga terasa sangat lembut. “Sinta pasti rajin perawatan”, gumam batin Lina.

Sambil menunggu anggota lain datang, keduanya pun tampak terlibat obrolan seru. Lina benar-benar takjub dengan kecantikan yang dimiliki oleh Sinta. Tebakannya ternyata keliru. Semula ia mengira kalau Sinta sepuluh tahun lebih muda darinya. Saat Lina menyebut usianya, ternyata Sinta mengaku hanya selisih tiga tahun lebih muda dari usianya. Dan yang membuat mereka kian akrab adalah ketika Sinta mengaku mengagumi kecantikan Yuni Shara dan ingin awet muda seperti dirinya. 

“Wah, idola kita samaan, dong,” Lina nyaris terpekik. 

Sinta terkekeh lalu berkata, “Iya, makanya mulai hari ini aku akan rajin olahraga, biar bisa awet muda kayak Mbakyu Yuni Shara,”

“Jangan lupa rajin yoga dan minum kopi,”

“Rajin nyanyi juga, tapi di kamar mandi,”

“Hahahaha!” 

Keduanya tergelak bersama. Obrolan Lina dan Sinta terhenti saat para anggota sanggar sudah berkumpul dan siap melakukan latihan senam zumba sebagaimana biasa.

***

Berulangkali Lina memandangi duplikat dirinya yang tengah berdiri mematung di dalam cermin ukuran besar di kamarnya. 

“Kapan ya, tubuhku bisa sekurus Yuni Shara?” gumam Lina sambil memegang lipatan lemak di perutnya. Jujur, Lina memang perempuan berparas cantik, tapi selama ini ia merasa kurang percaya diri dengan bobot tubuhnya yang masih jauh dari kata ideal. Gemuk alias kelebihan berat badan. Itulah yang menjadi alasan lainnya, mengapa Harlan dulu berpaling ke perempuan lain yang lebih cantik dan langsing. Tidak gemuk seperti dirinya. Tentu masih ada alasan lain yang membuat lelaki jahat itu menceraikannya; karena rahim Lina tak kunjung memberikan keturunan. Lina sempat kesal dan ingin marah saat dulu pernah memergoki percakapan Harlan dan ibu kandungnya. Ibu menyarankan putranya agar tak perlu mempertahankan Lina karena mandul. 

Lamunan Lina buyar saat mendengar suara notifikasi gawai yang tergeletak di ranjang. Bergegas ia meraih gawainya. Ia langsung tersenyum saat mengetahui sumber notifikasi tersebut. Sinta mem-follow akun instagramnya. Jadi ceritanya, usai latihan senam zumba di sanggar, sebelum pulang Sinta sempat menanyakan alamat akun instagramnya. 

Lina pun segera menerima konfirmasi pertemanannya Sinta. Selanjutnya, Lina membuka Direct Messange (DM) yang ternyata dikirim oleh Sinta. Hai, Lin. Jangan lupa folbek, ya? Begitu isi DM Sinta. Lina tersenyum. Jari-jarinya begitu lincah mengetik balasan: Oke, Sin. Udah aku folbek.

“Hmm, cantik-cantik banget fotonya Sinta, bikin ngiri deh, apalagi tubuhnya mungil dan langsing kayak Yuni Shara,” gumam Lina sambil menelusuri postingan foto-foto Sinta dengan latar berbagai tempat wisata dan kafe. 

Dada Lina berdegup kencang saat menit berikutnya menemukan beberapa foto Sinta bersama lelaki yang sangat ia kenali. Lelaki yang menceraikannya karena beberapa alasan yang membuatnya sakit hati. Foto mereka berdua terlihat sangat mesra dan membuat ingatan Lina mengumpul sempurna. Ya, tak salah, Sinta adalah istri Harlan. 

Skip to content