Dialog Tata Ruang Jogja Sarat Kritik Warga

Oleh: Nurcholis Ainul Rafiq Tri

Yogyakarta, HIMMAH ONLINE

Komunitas  budaya ‘Yogya Semesta’ bekerja sama dengan komunitas seni ‘Mencari Haryadi’ mengadakan dialog budaya dan pagelaran seni yang bertajuk “Tata Ruang Yogyakarta sebagai Pilar Penyangga Keistimewaan Yogyakarta’ pada Selasa (26/11) lalu. Acara yang diadakan di Pendopo Kepatihan Yogyakarta ini dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat, diantaranya Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, komunitas sepeda Yogyakarta, serta penyandang difabel di Yogyakarta.

Dalam pertemuan ini, masyarakat berdialog dengan Walikota Yogyakarta ihwal permasalahan tata ruang Kota Yogyakarta. Kini, masyarakat menganggap bahwa Kota Yogyakarta bukan lagi tempat yang ramah penduduk, melainkan menakutkan bagi warga. Hal ini bisa dilihat dari ruang publik warga yang seharusnya bisa menjadi sarana berkumpul, melakukan kegiatan, serta melepas kepenatan, sekarang telah dijadikan ladang berbisnis.

Belakangan ini masyarakat merasa bahwa Kota Yogyakarta sedang berada dalam mode Autopilot. Mereka menganggap Walikota Yogyakarta kurang tanggap terhadap kota yang dipimpinnya. Orang kepercayaan yang seharusnya berada di garis depan, malah sibuk melakukan lawatan ke luar negeri. Haryadi menyangkal pendapat itu. “Anggapan tersebut salah. Ada sistem yang jelas sedang berjalan di Yogyakarta dan bukan berada dalam mode Autopilot,” aku Haryadi.

Warga juga mengeluhkan peningkatan volum kendaraan yang semakin besar sehingga berdampak pada kemacetan yang tentu membuat risih. Berguru pada kebijakan pemerintah Bali dimana mereka berani menghentikan penjualan mobil dan sepeda motor atas dasar kemacetan di Bali yang semakin parah, mereka ingin pemerintah Kota Yogyakarta juga berani mengambil tindakan serupa.

85% sepanjang jalan Yogyakarta yang telah dicemari dengan sampah-sampah visual pun menimbulkan kepenatan bagi masyarakat, ditambah dengan iklan tanpa izin yang dirasa mengganggu keindahan Kota Yogyakarta.

Terkait masifnya bangunan di Kota Yogyakarta, masyarakat berharap pemerintah setempat segera mengatasi persoalan tersebut dengan cara mempersulit perizinan mendirikan bangunan,  mengingat saat ini sudah muncul dua hotel lagi di kota tersebut yang sedang dalam masa pembangunan.

Berita sebelumnya
Berita Selanjutnya

Podcast

Skip to content