DPM Berwenang Mengelola SCC yang Mulai Rusak

Oleh: Laras Haqkohati

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Gedung Student Convention Center (SCC) UII  merupakan tempat untuk beraktivitas bagi aktivis Lembaga Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia dan masyarakat umum. Gedung yang diresmikan sejak 18 April 2011 ini, kondisinya tak lagi sempurna. Banyak  fasilitas gedung yang rusak seperti plafon yang bocor, cat yang mulai mengelupas, keran air macet  serta kerusakan lainnya

 Pengelolaan gedung SCC pada awalnya merupakan kewenangan Badan Pengelola Aset (BPA).  Namun sejak Bachnas menjabat sebagai wakil rektor tiga, yang mengurus perihal kemahasiswaan, pengelolaan gedung ini dilimpahkan pada Keluarga Mahasiswa (KM) khususnya Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (DPM U). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa. “Kita memberikan tanggung jawab kepada KM untuk mengelola suatu pusat aktivitas mahasiswa, agar mereka mendapatkan pengalaman dalam mengatur gedung itu,” tutur Bachnas.

Jumpa Syalabi selaku komisi IV DPM UII yang menangani masalah gedung SCC mengatakan bahwa mereka (DPM- red) optimis dapat mengelola gedung SCC. Abi juga menambahkan bahwa pengelolaan SCC lebih difokuskan pada perawatan gedung yang kondisinya sedikit memprihatinkan itu,  supaya konsumen lebih tertarik untuk memakai gedung tersebut. Menurutnya  sudah mulai diadakan perbaikan terhadap gedung SCC seperti pengecatan ulang pagar besi bagian dalam dan penggantian kran air yang rusak  “Untuk kedepannya perawatannya harus lebih diperhatikan dan dikontrol, bukan hanya oleh DPM tetapi oleh pihak rektorat dan badan wakaf ,” ujar Abi.

Nurcholis juga optimis jika pengelolaan gedung SCC diserahkan kepada DPM asalkan ada kemauan dan keseriusan.  “Pengelolaan SCC ini dapat dijadikan sebagai ajang pembelajaran bagi mahasiswa untuk praktik bagaimana cara memasarkan jasa dan mengelola property,” tuturnya

Alfian, selaku ketua Marching Band menuturkan bahwa sebaiknya dibentuk satu tim khusus di luar DPM yang ikut mengelola SCC. Menurutnya pihak DPM juga harus menginventaris barang-barang yang ada.  “Kemarin ternyata sempat ada barang yang diganti, contohnya adalah meja.  Meja itu barangnya gede, bagus, namun diganti, tidak tahu yang dulu kemana. Maka dari itu perlu adanya satu tim di luar DPM yang nantinya ada yang bertugas menginventaris, bagian pemasaran, dan manajemen pengelolaan SCC,” papar Alfian.

Skip to content