OMK Gunungkidul Selenggarakan Kegiatan Lintas Iman

Himmah Online, Gunung Kidul – Orang Muda Katolik (OMK) rayon Gunungkidul bekerja sama dengan Forum Lintas Iman dan Sekolah Kebhinekaan Gunungkidul mengadakan kegiatan Gugur Gunung Sedulur Gunung pada 14-15 Juli 2018 bertempat di Wulenperi, Pathuk, Gunungkidul.

Kegiatan dengan tema “Toleransi dalam Keberagaman” ini dihadiri oleh pemuda dari berbagai agama. Rangkaian acara berupa mini talkshow, diskusi, aksi, dan outbond.

Yulius Rasita Prasetyo selaku ketua kegiatan mengatakan bahwa tujuan kegiatan adalah ingin mempererat lagi antar keberagamaan pemuda lintas agama. Ada pun menurut Yeheschiel Kevin Tero Key selaku bagian acara, kegiatan ini dihadiri oleh 36 peserta dari Gunungkidul dari berbagai agama. Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha.

“(Panitia) minta tolong pada pemuda di masing-masing agama untuk mengikuti acara ini. Pesertanya kebanyakan dari SMA,” jelas Kevin.

Kevin melihat banyak perpecahan tejadi di Indonesia. Melalui acara ini diharapkan sebagai pembenahan diri sendiri terlebih dahulu, kemudian menjadi contoh dan mempengaruhi orang lain agar hidup rukun. “Kami membangun kayak forum lintas iman, gimana fondasi-fondasinya dahulu,” pungkasnya.

Acara inti dari kegiatan ini adalah diskusi yang diisi dari berbagai tokoh agama dan organisasi lintas iman. Romo Sapto Nugroho mengatakan, merupakan suatu intoleransi ketika kita tidak bahagia melihat kawan kita yang berbeda agama bertemu dengan Tuhan melalui caranya, walaupun itu baru dalam tahap batin.

Pendeta Dwi Wahyu Praseto juga menambahkan, “Jika ada yang tidak toleransi bukan karena status agamanya, yang dipertanyakan status imannya.” Wahyu mencontohkan organisasi yang ada adalah forum lintas iman, bukan lintas agama.

Bante Badra Sugata yang merupakan biksu juga menambahkan bahwa kita jangan gagap menanggapi kebhinekaan di Indonesia. Perbedaan itu akan indah jika saling harga-menghargai, di dunia ini tidak bisa hidup sendirian, butuh orang lain, butuh makhluk lain.

Sementara itu, Gus Lutfi perwakilan dari agama Islam mengatakan dalam hidup harus mempunyai adab dan tata krama. Menempatkan adab itu di atas segala-galanya, bahkan di atas ilmu. Adab ini digunakan dalam berkegiatan sosial.

Mega Siwi, peserta perwakilan dari agama Katolik, mengatakan dari kegiatan ini belajar saling menghargai kerukunan antar umat beragama. Dwi Susila, siswa SMK Sanjaya Gunungkidul, yang juga perwakilan agama Katolik merasa senang mengikuti kegiatan ini karena dapat pengalaman baru. Selain itu, dari diskusi tersebut menambah pengetahuan tentang agama dari berbagai tokoh agama. “Lebih mendalami agama itu apa dari para ustaz, romo, dan tokoh agama lain,” pungkas Dwi.

Reporter: Nurcholis Maarif dan M Rizqy Rosi Mahardika

Editor: Niken Caesanda R

Skip to content