Perayaan Tri Suci Waisak Diikuti 12 Aliran

Air suci menjadi simbol utama dalam do’a

Umat Budha dari berbagai umat melakukan ritual dalam rangka perayaan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (25/5). Tri Suci Waisak mempunyai arti memperingati kelahiran, mencapai kesempurnaan dan kematian sang Budha. (Foto oleh: Revangga Twin T.)

Umat Budha dari berbagai umat melakukan ritual dalam rangka perayaan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (25/5). Tri Suci Waisak mempunyai arti memperingati kelahiran, mencapai kesempurnaan dan kematian sang Budha. (Foto oleh: Revangga Twin T.)

Oleh: Fikrinisaa Fakhrun H.

Magelang, Himmah Online

Pada perayaan Trisuci Waisak  2557 BE/2013 M tahun ini ada 12 aliran Buddha yang datang, di antaranya Buddha Theravada, Tantrayana, dan Mahayana. Para biksu dari masing-masing aliran mengenakan baju dengan warna yang berbeda untuk membedakan jamaah satu dengan yang lain. Tidak hanya umat Buddha yang berasal dari daerah Magelang saja, perayaan Trisuci Waisak juga diikuti peserta dari daerah lain, contohnya Jakarta. Selain itu, banyak pula peserta tidak beragama Buddha yang   ikut meramaikan perayaan tersebut.

Trisuci Waisak merupakan hari raya umat buddha yang dilaksanakan oleh pengikutnya untuk merayakan kelahiran Buddha Gautama. Banyak doa-doa dan ritual yang dilakukan. Keduanya dilaksanakan di Candi Mendut dan Candi Borobudur.  Prosesi pertama, biasa disebut Dama Desan dimulai pada pukul 09.00 WIB di Candi Mendut. Para biksu mendoakan air suci yang disemayamkan di Candi Mendut dari malam sebelum Waisak hingga detik-detik menjelang Waisak. Mereka melafalkan doa secara khidmat. “Sekarang para biksu sedang mendoakan air sucinya, setelah ini akan ada arak-arakan, itu sebagai simbolis aja sih, kalau acara puncaknya nanti malam,” kata Stevi salah satu volunteer dari Jakarta yang ikut menjadi panitia Waisak.

Tidak seperti tahun-tahun lalu, hari raya Waisak pada tahun ini tidak berjalan lancar. Hal ini dikarenakan hujan yang tak kunjung berhenti sehingga tidak memungkinkan terlaksananya acara puncak, yaitu pelepasan lampion di malam hari.

 Reportase bersama: Laras Haqkohati

Skip to content