Beranda blog Halaman 101

Bergegas Pulang

0
Setelah upacara guna bendera memperingati HUT RI ke-69 dua siswa bergegas untuk pulang, Minggu (17/08). Mereka menkayuh sepeda dengan cepat agar segera sampai kerumah dan bermain dengan teman-temannya dirumah.   (foto oleh: Revangga Twin T.)

Setelah upacara bendera memperingati HUT RI ke-69 dua siswa bergegas untuk pulang, Minggu (17/08). Mereka mengayuh sepeda dengan cepat agar segera sampai kerumah dan bermain dengan teman-temannya.
(foto oleh: Revangga Twin T.)

EDITORIAL: Berbenah Diri Kewajiban Media dan Masyarakat

Presiden dan Wakil Presiden telah ditetapkan. Dari pengumuman KPU 22 Juli 2014 lalu menyatakan Jokowi – JK memperoleh suara lebih banyak yaitu 53,15 % dari Prabowo – Hatta yang memperoleh suara 46,85 % dalam pemilihan presiden yang telah dilaksanakan 9 April 2014 lalu. Namun tak disangka pada 22 Juli 2014 Prabowo menyatakan menarik diri dari proses pemilihan presiden karena dianggap pelaksanaan pilpres tahun ini cacat hukum karena dinilai tidak demokratis, bertentangan dengan UUD 1945, KPU tidak adil dan tidak terbuka serta banyak aturan yang dibuat justru dilanggar sendiri oleh KPU, dan menyebut rekomendasi Bawaslu tentang dugaan kecurangan diabaikan oleh KPU. Atas tindakan Prabowo tersebut tentulah banyak tanda tanya besar di masyarakat. Entah itu trik agar hasil pilres dapat berubah atau tujuan lain, ataukah itu memang sikap tegasnya dalam menegakan hukum. Susah membedakan mana urusan keadilan mana urusan pribadi, mana pencitraan mana ketulusan, mana yang benar dan mana yang salah. Sebaliknya sangat mudah mengetahui siapa memihak siapa.

Media yang sudah kehilangan kepercayaan dimata sebagian tertentu haruslah mulai berbenah diri. Ketidakberpihakan atas kelompok atau oknum tertentu harus menjadi pegangan. Apabila tak ada pembenahan entah apa yang akan terjadi nanti mengingat media memiliki pengaruh yang besar atas kinerja pemerintah hingga moral. Media haruslah membuka pemikiran masyarakat bukan mengarahkan pemikiran masyarakat.

Untuk presiden dan wakil presiden terpilih, tugas-tugas berat telah menanti, terlepas dari asumsi mengenai bagaimana kepemimpinan Jokowi-Jk nantinya. Sebuah negara bukanlah sebuah permainan yang dapat diulang apabila salah mengambil tindakan. Untuk itu masyarakat diharapkan melek dan tanggap informasi apapun terkait tindak-tanduk presiden dan wakil presiden yang telah terpilih secara bijaksana. Entah apa yang terjadi di negara ini nantinya, entah perubahan apa yang akan dilakukan, semua bergantung pada masyarakat juga, apakah peduli dan menanggapi atau memang hanya mengacuhkan saja. Demi Indonesia 5 tahun kedepan, kita harus bertindak.

NILAI YANG KELUAR TIDAK TEPAT WAKTU

Saya merasa nilai-nilai hasil ujian keluar lama sampai melebihi batas waktu yg ditentukan, saya pribadi pernah merasakan akibat terlambatnya nilai yg keluar. Dampaknya yaitu saya bingung ketika melakukan key in remidi karena ada beberapa nilai mata kuliah yang belum keluar. Saya tidak tahu ini salah dosen yg terlalu lama mengoreksi jawaban atau keterlambatan divisi pengajaran dalam mengupload nilai ke unisys. Saya berharap untuk kedepannya nilai-nilai hasil ujian dapat keluar tepat waktu karena sebagai universitas yg mepunyai akreditasi A hal ini.akan memberikan pemikirinan negatif dikalangan mahasiswa. (Khaerul Wildani-Jurusan Teknik Industri 2012)

Perang Belum Usai

Pemilihan presiden telah berakhir, begitu juga dengan rekapitulasi suara. Namun perang ternyata belum usai. pihak yang kalah merasa dirugikan dan dicurangi,dengan dalih kecurangan yang bersifat sistematis, terstruktur, dan masif pun jadi andalan.

Sedikit menengok kebelakang saat dimana mulai memanasnya tensi pemilihan presiden di Indonesia, yaitu pada masa kampanye pilpres berlangsung. Jelas masih melekat di benak kita masa dimana kita saling mendukung dan meneriakan calon pemimpin pilihan kita. Perang urat syaraf terjadi disana sini. Keterpihakan media sosial juga semakin membuat suasana menjadi bertambah panas. Kampanye negatif hingga kampanye hitam pun tak terhindari. Tentu kita ingat dengan kasus tabloid obor rakyat yang menyerang pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Tabloid tersebut memberitakan isu-isu tak sedap yang sangat meresahkan warga Indonesia, mulai dari isu capres boneka hingga isu bahwa Jokowi adalah keturunan Cina. Tidak hanya Jokowi , prabowo pun tidak lepas dari bahan kampanye negatif dan kampanye hitam, mulai dari status jomblo yang di pegangnya sampai isu Hak Asasi Manusia yang terus membayanginya. Media massa yang menjadi pilar demokrasi pun tunduk. Tvone, stasiun televisi milik bung Ical, sapaan akrab Abu Rizal Bakrie, dan Metro TV milik bung Surya Paloh contohnya.

Ketegangan ini terus menyelimuti ibu pertiwi hingga saat pemilihan presiden berlangsung, kita berpikir bahwa inilah akhir dari ketegangan yang telah terjadi belakangan ini. Namun, ternyata ketegangan ini belum berakhir, Seperti kata pepatah, setiap akhir dari cerita akan dimulai pula awal cerita yang baru, perang belum usai. Ketegangan urat saraf bab kedua ini di akibatkan oleh perbedaan hasil quick count dari masing-masing pendukung capres dan cawapres, bahkan mereka sampai menggelar syukuran atas kemenangan hasil quick count tersebut. Hingga sampailah kita pada tanggal 22 juli, tanggal penentuan dan pengumuman hasil rekapitulasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dan pemenangnya adalah pasangan capres cawapres nomor urut 2, yaitu pasangan Jokowi dan JK. Ketika itu saya merasa sangat lega bahwa presiden baru Indonesia yang akan memilih 5 tahun kedepan telah terpilih dan semua ketegangan yang terjadi akan sirna. Namun, tunggu dulu, sekali lagi perang belum usai, hal yang mengejutkan terjadi pada saat rekapitulasi akhir berlangsung. Pihak Prabowo-Hatta merasa dirugikan dan menyatakan menarik diri dari segala proses pemilu yang berlangsung, mereka menilai kpu sebagai pihak pelaksana bertindak tidak adil, tidak terbuka, dan cacat hukum.

Mari kita bersama-sama menunggu keputusan mahkamah konstitusi menanggapi gugatan bapak prabowo dan kawan kawan, semoga segala prahara ini cepat berakhir dan Indonesia dapat memfokuskan diri untuk 5 tahun kedepan

*)Staf Jaringan Kerja LPM HIMMAH UII/Mahasiswa Teknik Informatika Angkatan 2013

Dari Kilas Pagi

0

Oleh: Adilia Tri Hidayati

 

Seusai malam panjang gemerlap

Bias fajar tercermin embun

Rintik tampias mengetuk atap

Sinar surya menyemburat marun

 

Kanopi dialiri sejuk banyu, perlahan jatuh dalam rombongan

Temani kusen samping, terbentang lebar tunggu sesiangan

Retas rindu terbang tinggi, tinggi, tinggi, sebelum melambung jadi angan

 

Jauh,

Lalu jatuh,

menembus rabas

 

Lihat gemintang meluruhi jendela

Rerimbunan ilalang bergoyang jumawa

Dengar bising kicau burung gereja

Bersama aroma tanah ciptakan nostalgia

 

Tersenyumlah;

sebab denting sendok di piring keramik,

cantik berdendang awali redup lampu jalan

Bahagialah;

akhiri semua ritual anti polemik,

karena tidak akan ada pelangi, bila tak ada hujan.

Antri Untuk Memilih

0
Perantau yang tinggal di wilayah Sleman sedang mengantri hak suara dalam pemilihan presiden 9 Juli esok di KPUD Sleman, Sabtu (29/06. Mereka harus mengantri hingga sejauh 100 meter dari kantor KPUD untuk dapat menggunakan saura mereka di TPS terdekat, namun mereka hanya mendapat sisa kertas suara yang tersisa dari TPS setempat. (Foto oleh: Revangga Twin T.)

Perantau yang tinggal di wilayah Sleman sedang mengantri hak suara dalam pemilihan presiden 9 Juli esok di KPUD Sleman, Sabtu (29/06. Mereka harus mengantri hingga sejauh 100 meter dari kantor KPUD untuk dapat menggunakan saura mereka di TPS terdekat, namun mereka hanya mendapat sisa kertas suara yang tersisa dari TPS setempat.
(Foto oleh: Revangga Twin T.)

PRAMUKA TERJUN KE PASAR INDUK WONOSOBO

0
H-1 Lebaran terlihat relawan PRAMUKA mengatur penyebrangan orang di pasar untuk menertibkan lalu lintas. Foto oleh : Sirojul Khafid

H-1 Lebaran terlihat relawan PRAMUKA mengatur penyebrangan orang di pasar untuk menertibkan lalu lintas. Foto oleh : Sirojul Khafid

Oleh: Sirojul Khafid

Wonosobo, HIMMAH ONLINE

Ramadhan tahun ini sama dengan tahun-tahun kemarin dimana masyarakat berbondong-bondong ke pasar baik mencari pakaian ataupun bahan makanan pokok untuk persiapan lebaran. Hal seperti itupun terjadi di pasar induk Wonosobo sepanjang jalan A Yani dengan pusatnya dibawah jembatan penyebrangan. Setiap sudut pasar dipadati masyarakat yang hendak membeli berbagai kebutuhan, hal itu membuat padat pasar yang tidak begitu luas ditambah lagi kondisi pasar yang dibelah jalan raya yang menambah sumpek kondisi pasar. Tidak jarang hampir terjadi tabrakan antara pengendara kendaraan bermotor dengan penyebrang jalan pasar. Tapi pemandangan berbeda terjadi di H-1 (27/7) lebaran ini terlihat anak-anak pramuka dari berbagai SMA yang dibantu oleh kepolisian mengatur lalu lintas dan menyebrangkan masyarakat yang ada dipasar.

Anak-anak berseragam SMA berbaris disamping jalan dan sesekali menghentikan kendaraan untuk menyebrang masyarakat dipasar. Relawan penyebrang jalan berasal dari berbagai SMA diantaranya SMA N 2 Wonosobo, SMA dan SMK Muhammadiyah Wonosobo, SMA Wiratama 45.1 dan beberapa SMA dan SMK lain di Wonosobo. Relawan tersebut melakukan kegiatannya dari H-7 sampai H-1 yang dimulai dari jam 11.00 sampai 17.00 WIB, ada dua sift yaitu dari jam 11.00 sampai jam 14.00 dan jam 14.00 sampai jam 17.00. Ada 64 relawan dari berbagai SMA dan SMK yang ada di Wonosobo.

Menurut salah satu anggota relawan yang sedang bertugas Febrian Dwi Pamungkas menyebutkan bahwa aksi ini untuk ketertiban jalan dan pasar saat bulan ramadhan yang penuh sesak dipenuhi masyarakat, dan anggotanya selain dari anggota pramuka yang ada di SMA dan SMK yang ada di Wonosobo boleh juga dari anak selain anggota pramuka. Siti Muslimah merasa terbantu dengan adanya relawan penyebrang jalan dari SMA dan SMK tersebut karna saat belum ada relawan perlu waktu 10 menit lebih untuk menyebrang sedangkan setelah ada relawan waktu yang diperlukan sekitar 2 menit.

Konstruksi Abadi Pantura

0
Ilustrasi Oleh : Putri Bidadari A.

Ilustrasi Oleh : Putri Bidadari A.