Beranda blog Halaman 100

Mahasiswa dituntut Mengingat Landasan Berfikir dan Bertindak

0
Pada tahun ini, panitia menyiapkan lapangan FPSB sebagai lokasi tambahan bagi mahasiswa/i baru untuk mengikuti kuliah perdana. (Foto oleh: Putri Werdina C. A.)

Pada tahun ini, panitia menyiapkan lapangan FPSB sebagai lokasi tambahan bagi mahasiswa-mahasiswi baru untuk mengikuti kuliah perdana (01/09) (Foto oleh: Putri Werdina C. A.)

Oleh : Putri Werdina C. A.

Kampus Terpadu, Himmah Online 

Senin, 1 September 2014 Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kuliah perdana yang dimulai pukul 07.00 WIB. Bertempat di Auditorium Kahar Muzakir, mahasiswa sejak pukul 06.30 WIB telah memenuhi lingkungan auditorium. Kuliah perdana dibuka dengan penampilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) paduan suara, kemudian dilanjut dengan penampilan Marching Band UII. 

Setelah itu sambutan dari Ilya Fajar Maharika selaku Wakil Rektor I bagian akademik yang membacakan data statistic terkait keseluruhan jumlah mahasiswa yang mencapai 6441 orang. Jumlah tersebut mewakili keseluruhan provinsi yang ada di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa 5 provinsi pendaftar terbanyak pada tahun ini jatuh pada provinsi Jawa Tengah yang menempati peringkat pertama sebanyak 1961 mahasiswa. Peringkat kedua yakni DIY sebanyak 1519 mahasiswa. Disusul dengan Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur yang masing-masing jumlah pendaftarnya sebesar 678 mahasiswa, 507 mahasiswa, dan 459 mahasiswa. 

Harsoyo, selaku rektor UII dalam sambutannya menyampaikan bahwa mahasiswa-mahasiswi baru yang diterima pada tahun ini adalah putra-putri terbaik bangsa dan harapan seluruh umat Islam di dunia. Dari 62.628 calon mahasiswa yang mendaftar hanya 6441 yang diterima. “Oleh karena itu mahasiswa diharapkan belajar sungguh-sungguh, mencari sebanyak-banyaknya pengalaman, serta harus berproses menjadi insan yang berkontribusi dalam kemajuan bangsa,” ujarnya. 

Ia mengatakan kepada seluruh mahasiswa baru untuk selalu ingat pada slogan UII yang sering digaungkan yaitu Value, Innovation and Perfection, Wisdom, Sains and Technopark. “Kita seyogyanya ingat selalu nilai-nilai yang menjadi landasan kita berpikir dan bertindak, kemudian harapannya setelah kita mendapatkan nilai tersebut kita dapat melakukan sebuah inovasi yang nantinya inovasi tersebut dapat menjadikan kita pribadi yang sempurna,” tegasnya. 

Dalam pelaksanaan kuliah perdana tahun ini, banyak mahasiswa yang tidak mendapatkan tempat duduk. Hal ini akibat dari peningkatan jumlah mahasiswa. Nurbaroro Titakia, mahasiswa baru jurusan Bisnis Management mengatakan bahwa ia tidak masalah jika harus berdiri dalam kuliah perdana. “Saya tidak masalah harus berdiri dalam kuliah perdana kali ini, habis mau gimana lagi, tadi saya sudah tanya ke panitia tapi mereka belum menemukan solusinya,” tutur Nurbaroro Titakia. 

Diah Nafis, mahasiswa Hukum Islam juga mengatakan hal serupa. “Saya biasa saja dengan kondisi seperti ini, tidak masalah jika harus berdiri karena sudah ada temannya. Pada awalnya memang saya merasa bosan. Seharusnya panitia bias mempersiapkan acara kuliah perdana ini dengan baik,” ucapnya.

Persiapan PESTA 2014

0

Oleh : Adilia Tri Hidayati

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Setelah kuliah perdana di Auditorium Kahar Muzakir usai, panitia Pesona Ta’aruf Universitas Islam Indonesia (PESTA UII) 2014 mengumumkan sejumlah ketentuan tentang tata tertib selama pelaksanaan PESTA dan perlengkapan yang harus dibawa oleh mahasiswa/i baru (maba-miba) untuk kegiatan PESTA yang akan dimulai pada tanggal 2-4 September 2014.

Berbeda dengan PESTA tahun lalu, pada tahun ini pembuatan co-card akan dibuat bersama-sama pada tanggal 2 September. Maba-miba diminta membawa peralatan berupa karton 1 lembar, kertas asturo 1 lembar berwarna biru untuk maba dan warna hijau untuk miba, gunting, penggaris, spidol hitam 1 buah, lem, logo UII dicetak dalam ukuran 4 x 6, dan pas foto ukuran 3 x 4. Selain itu mahasiswa baru dilarang membawa kendaraan roda 4 atau lebih, tidak boleh merokok maupun membawa rokok/korek api, dan diwajibkan memakai atribut lengkap. Hal lain yang harus dibawa oleh maba miba adalah perlengkapan shalat, obat pribadi, sandal jepit, dan uang sejumlah Rp 55.000 untuk keperluan PESTA selama 3 hari. Mahasiswa/i baru diwajibkan hadir pukul 06.30 WIB, bagi mahasiswa yang absen akan diberi sanksi yang bias berujung pada pelarangan maba-miba untuk mengikuti kegiatan PESTA selanjutnya.

Berkaitan dengan tema lingkungan yang diusung panitia PESTA tahun ini, maba-miba diharuskan mengumpulkan botol Mizone biru gelap bagi jamaah 1 – 20, sedangkan jamaah 21 – 80 mengumpulkan botol Aqua 600 ml masing-masing orang 1 buah. Mengenai pakaian, maba-miba diperbolehkan mengenakan baju bebas asal berkerah, tidak ketat, dan tidak mengumbar aurat. Begitu juga dengan sepatu, tak ada ketentuan yang mengatur lebih spesifik.

Efek Membludak Mahasiwa Baru Di Kuliah Perdana

0
 Maba-miba tidak mendapatkan tempat saat kuliah perdana (01/09). Kapasitas Kahar Muzakir tidak mampu menampung Jumlah mahasiswa TA 2014 yang meningkat dibanding TA 2013. (Foto oleh: Fauzi Farid M.)

Maba-miba tidak mendapatkan tempat saat kuliah perdana (01/09). Kapasitas Kahar Muzakir tidak mampu menampung Jumlah mahasiswa TA 2014 yang meningkat dibanding TA 2013. (Foto oleh: Fauzi Farid M.)

Oleh : Novita Dwi Kurniasih

Kampus Terpadu, Himmah Online

1 September 2014 diselenggarakan Kuliah Perdana Universitas Islam Indonesia. Bertempat di Gedung Kahar Muzakir acara ini dimulai pukul 07.00 hingga 10.00 WIB. Meledaknya jumlah mahasiswa baru yang mencapai 6441 mahasiswa membuat tempat yang disediakan penuh oleh mahasiswa baru, bahkan ada mahasiswa baru yang tidak mendapatkan tempat duduk. 

Arief Rahman selaku ketua panitia kuliah perdana mengatakan telah menyediakan jumlah kursi yang hampir sama dengan jumlah mahasiswa. “Namun saya juga tidak tahu mengapa masih banyak mahasiswa yang belum mendapatkan kursi. Padahal semalam panitia sudah melembur menyiapkan semuanya,” tutur Arief. 

Beliau juga mohon maaf kepada mahasiswa baru yang tidak mendapat tempat duduk. Menyikapi banyaknya mahasiswa baru yang tidak mendapat tempat duduk saat kuliah perdana Arief mengatakan akan memperbaiki kondisi seperti ini di kuliah perdana tahun depan dengan cara menambahkan jumlah kursi. Arief Rahman menambahkan terkait kehadiran kuliah perdana sebenarnya tidak ada aturan yang mewajibkan mahasiswa baru untuk hadir. “Karena setelah acara kuliah perdana ada pengumuman untuk persiapan PESTA dan ospek fakultas, maka mahasiswa baru banyak juga yang hadir meski tidak diwajibkan,” tambah Arief. 

Paquita Bela Spreadika, mahasiswa baru jurusan Akuntansi mengatakan bahwa kuliah perdana ini tidak efektif. “Menurut saya kuliah perdana ini tidak efektif karena saya tidak bisa mendengar apapun” ujar Paquita. La Ode Muhammad Fadrl Al Falah, mahasiswa baru jurusan Ilmu Hukum berharap di kuliah perdana selanjutnya supaya ditambah kursi agar kuliah perdana berjalan nyaman dan efektif.

PESTA Menanti, Penjual Atribut Menjamur

0

Oleh: Siti Nur Qoyimah

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Pesona Ta’aruf (PESTA) yang merupakan agenda tahunan untuk menyambut mahasiswa/i baru Universitas Islam Indonesia (UII) dijadwalkan akan berlangsung pada 2-4 September 2014.

Tidak hanya keluarga besar UII saja yang besuka cita dengan datangnya mahasiswa/i baru, tetapi masyarakat sekitar juga turut merasakannya. Pasalnya agenda tahunan ini membawa berkah bagi mereka. Salah satu contohnya adalah bermunculannya penjual pakaian untuk PESTA di sepanjang boulevard pada Kamis, 28 Agustus 2014 lalu. UII menetapkan pakaian yang dikenakan mahasiswa baru putra berupa hem/kemeja lengan panjang putih, celana panjang hitam, peci hitam, ikat pinggang hitam, kaos kaki putih, sepatu hitam, dasi hitam. Sedang untuk putri baju kurung lengan panjang putih dan celana panjang hitam, kerudung putih, kaos kaki putih, dan sepatu hitam.

Farida, yang merupakan salah satu penjual pakaian PESTA, mengaku mulai berjualan lebih dari seminggu yang lalu. Farida menyediakan kemeja putih dengan harga sekitar Rp. 65.000 hingga Rp. 75.000, sedangkan untuk celana sekitar Rp. 85.000. Selain itu ada juga pembelian paket untuk putra berupa baju, celana, dasi, dan peci . Sedang putri berupa baju, celana, dan jilbab serta kaos kaki. Untuk paketan harga lebih murah dari satuan namum tergantung juga merk yang dibeli.

Tidak jauh berbeda dengan Farida, Widayati juga menyediakan berbagai keperluan PESTA seperti kemeja, celana, rok, kaos kaki, hingga dasi. Widayati juga menyediakan jasa pembuatan atribut PESTA seperti co-card, tas, dan toga sesuai pesanan mahasiswa nantinya. Tampak juga mahasiswa Teknik Lingkungan, Arsitektur, dan Teknik Sipil UII juga membuka stand penjualan bahan-bahan atribut PESTA seperti bahan yang sudah tersedia adalah kardus bekas dan untuk bahan atribut lain karena belum diketahui maka dilayani dengan pemesanan terlebih dahulu. Tujuan mereka membuka stand penjualan selain membantu mahasiswa baru memenuhi kebutuhan PESTA juga mencari keuntungan untuk dana Malam Keakraban (makrab) jurusan masing-masing. Yosi Mutiara Pertiwi yang merupakan staff devisi dekorasi dan dokumentasi Makrab Teknik Lingkungan, menambahkan bahwa stand ini dibuka hingga tanggal 1 September 2014. Setelah itu stand akan dibuka diluar kampus UII.

Puncak Gunung Prau : Jayalah Merah Putihku

0
Sekitar 2021 orang padati Puncak Gunung Prau untuk melaksanakan upacara 17 Agustus 2014

Sekitar 2021 pendaki padati puncak gunung Prau untuk melaksanakan upacara bendera memperingati HUT RI ke-69 (17/08). (Foto oleh: Sirojul Khafid)

Oleh: Sirojul Khafid

Wonosobo, HIMMAH ONLINE

17 Agustus 2014 masyarakat indonesia merayakan hari kemerdekaan indonesa ke 69. Momen ini disambut suka cita di berbagai sudut tanah air dengan diadakannya pesta rakyat seperti beraneka perlombaan, pentas seni dan upacara bendera. Ada beberapa upacara kemerdekaan yang dilaksanakan ditempat-tempat yang unik seperti dijalan Tol dan didasar laut. Ada pula yang melaksanakan upacara dipuncak gunung termasuk Gunung Prau yang berada di jalan Dieng km 24 desa Patak Banteng kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.

Puncak Gunung Prau menjadi pilihan banyak orang dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia ke 69 ini. Pada hari minggu lalu para pendaki memadati basecamp untuk melakukan pendakian. Jalur pendakian yang memiliki 3 pos ini memiliki beberapa trek yang cukup terjal sampai harus memakai tali dalam pendakiannya. Medan yang berat justru menambah rasa persaudaraan dengan saling membantu antar pendaki walaupun mereka belum kenal satu sama lain sebelumnya.

Saat matahari 17 agustus terbit sudah banyak para pendaki yang berkumpul untuk menunggu pemandangan matahari terbit . Sekitar pukul 06.30 dilaksanakan upacara bendera. Dalam upacara ini tidak ada pemimpin upacara, paskibra dan lain sebagainya seperti upacara pada umumnya. Mereka hanya menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diakhiri dengan tepuk tangan para pendaki saat lagu berakhir.

Antusias pendaki dalam merayakan kemerdekaan RI di puncak Gunung Prau sangat besar. Muawal Soleh selaku salah satu pengelola menyampaikan bahwa pendaki yang tercatat di basecamp mencapai 2021, jumlah tersebut belum termasuk yang tidak tercatat atau lewat jalur lain. Para pendaki berasal dari berbagai kelompok antara lain PMI, PGI (Pendaki Gunung Indonesia) chapter Jawa Barat, Pecinta Alam, organisasi keagamaan pemuda IPNU (Ikatan Pelajar Nahdhotul Ulama), dan kelompok-kelompok non formal lainnya. Ahmad Saiful salah adalah salah satu pendaki dari kelompok non formal mengatakan bahwa upacara dengan mendekatkan diri dengan alam membuat rasa cinta dan nasionalisme hidup dan tumbuh dalam jiwa.

Menghidupkan Tradisi di Tengah Modernisasi

0

Oleh: Sirojul Khafid

Wonosobo, HIMMAH ONLINE

Dusun Wadas Putih yang berada di jalan Dieng Km 23 Kejajar Wonosobo merayakan kemerdekaan dengan mengadakan berbagai perlombaan yang dimulai sejak tanggal 13-15 Agustus 2014. Desa indah yang berada dikawasan wisata Dieng ini melaksanakanperayaan kemerdekaan setelah 5 tahun tidak ada perayaan saat kemerdekaan.

Perlombaan ini mendapat antusiasme yang besar dari masyarakat dusun yang memiliki sekitar 300 kepala keluarga yang terbagi menjadi 7 RT (Rukun Tetangga) ini. Hal ini terlihat dari padatnya tempat perlombaan yang dilaksanakan di tanah lapangan yang berada ditengah dusun Wadas Putih. Panitia yang dibantu oleh mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN) Yogyakarta ini mengadakan berbagai lomba. Ada 2 kategori ,yaitu yang bersifat antar RT secara keseluruhan seperti lomba kebersihan dan lomba kemeriahan pemasangan bendera. Kategori kedua bersifat Individu yang merupakan perwakilan dari masing-masing RT seperti lomba karaoke, bola joget, bola voli, cerdas cermat dan panjat pinang.

Tanggal 15 Agustus 2014 merupakan puncak perlombaan dengan diadakannya lomba panjat pinang. Selama para peserta berusaha memenjat pinang para penonton juga dihibur oleh penampilan tari dari anak-anak SD N 01 Parikesit yang bertempat di dusun Wadas Putih yang menampilkan 4 kelompok tari.Ketua panitia yang biasa dipanggil Baron mengatakan bahwa acara ini selain dalam rangka menghidupkan kembali peringatan kemerdekaan yang sudah mati selama 5 tahun juga bertujuan menyatukan kembali warga dusun dan menghidupkan kembali nasionalisme pada anak muda yang semakin sibuk dengan gadget. Baron juga menambahan bahwa semakin maraknya gadget bahkan sampai ke balita mengurangi interaksi antar individu, diharapkan dengan acara ini interaksi kembali terjalin dan menghidupkan tradisi yang telah lama dilupakan. Muhammad Faqih salah satu penonton mengatakan, “Saya senang dengan acara ini karena telah menghidupkan tradisi yang telah lama mati dan sebagai wadah masyarakat dalam bersatu dan berkumpul untuk menyemarakkan kemerdekaan RI.”

Dari HIMMAH untuk Negeri : Berkarib dengan Sejarah

0
Peter (kiri) dan Kindy (kanan) menjadi pembicara di acara berkarib dengan sejarah yang selenggarakan oleh LPM Himmah UII, Senin (18/08) di Warkop Bardiman. (Foto oleh: Revangga Twin T.)

Peter (kiri) dan Kindy (kanan) menjadi pembicara di acara berkarib dengan sejarah yang selenggarakan oleh LPM Himmah UII, Senin (18/08) di Warkop Bardiman. (Foto oleh: Revangga Twin T.)

Oleh : Dian Indriyani

Condong, HIMMAH ONLINE

Sebagai bentuk partisipasi dalam merayakan kemerdekaan Indonesia ke 69, pada tanggal 18 Agustus 2014 Lembaga Pers HIMMAH Universitas Islam Indonesia mengadakan acara diskusi dengan tema “Berkarib dengan Sejarah”. Acara ini berlangsung di Warkop Bardiman dengan menghadirkan 2 pembicara, yaitu Peter Kasenda (Sejarahwan dan Penulis Buku) dan Betriq Kindy Arrazy (Pimpinan Redaksi Manifesto YIPCI) yang membongkar seperti apa dapur penulis professional hingga pers mahasiswa dalam membingkai sejarah.

Dalam bahasannya, Peter memberikan tips menulis sejarah. Bahwa sangat penting mencari bahan yang bersumber dari koran, memoar, narasumber (cerita pelaku atau saksi), catatan harian seseorang, arsip, dan buku sekitar peristiwa tersebut. “Setidaknya, minimal ada 100 buku yang saya baca baik sebagai referensi atau kutipan.” ungkap Peter. Beliau memperingatkan agar kita berhati-hati dalam memilih sumber sejarah yang dapat dipercaya karena baik metode yang digunakan, serta kepentingan kelompok yang satu dengan lainnya dapat berbeda.

Sedangkan Betriq lebih menjelaskan bagaimana cara melawan media mainstream. Menurutnya, terjadi pergeseran kepentingan antara kebijakan media dan publik semakin sedikitnya pluralitas informasi serta kurangnya independensi jurnalis karena munculnya jaringan media pasca reformasi. Selain itu, pasar bebas juga memicu berkurangnya perdebatan yang rasional dan media yang masuk lebih dekat untuk kepentingan politik tertentu. “Sehingga, butuh 3 aktor dari percaturan media massa, yaitu masyarakat yang bertugas memantau media, pasar atau kelompok capital yang mempunyai kuasa membentuk media dan negara sebagai regulator serta fasilitator untuk menengahi masyarakat dan pasar.” lanjut Betriq.

Beberapa pertanyaan dilontarkan dari peserta diskusi. Salah satu perwakilan dari PPMI yaitu Somad yang menanyakan bagaimana metodologi seorang sejarawan dalam menuliskan sejarah. Menanggapi pertanyaan tersebut, Betriq mengatakan bahwa semua penulis kiranya perlu merefleksikan kehidupan sehari-sehari dengan menulis hal-hal sepele seperti diary yang sangat berguna untuk dipublish, berdampak baik dan memberikan perubahan besar beberapa tahun mendatang.

Azmi, mahasiswa Fakultas Ekonomi UII juga bertanya seberapa besar pengaruh media dan berapa persen keabsolutannya. Menjawab hal itu, Peter menilai setiap media punya ideologi yang pada dasarnya tidak selalu sama, dengan sumber dan kepentingan yang berbeda-beda. Maka dari itu cara pandang penulis sangat mempengaruhi pembaca.

UII Peduli Konflik Palestina dan Tragedi Gaza

0
Prof. Jawahir Thontowi (putih, kiri) menyampaikan materi dalam Seminar Tinjauan Kritis Konflik Palestina & Tragedi Gaza, Kamis (14/8) di auditorium Kahar Muzakkir. Acara ini merupakan bentuk kepedulian UII atas konflik dan tragedi yang terjadi di Palestina. (Foto oleh: Siti Nur Qoyimah)

Prof. Jawahir Thontowi (putih, kiri) menyampaikan materi dalam Seminar Tinjauan Kritis Konflik Palestina & Tragedi Gaza, Kamis (14/8) di auditorium Kahar Muzakkir. Acara ini merupakan bentuk kepedulian UII atas konflik dan tragedi yang terjadi di Palestina. (Foto oleh: Siti Nur Qoyimah)

Oleh: Siti Nur Qoyimah

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan seminar bertema “Tinjauan Kritis Konflik Palestina & Tragedi Gaza” pada Kamis, 14 Agustus 2014 di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir UII. Dalam seminar ini terdapat 4 narasumber yaitu Jawahir Thontowi yang merupakan Guru Besar Ilmu Hukum UII, Siti Muti’ah Setiawati selaku Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Yoebal Rasyid wartawan Harian Republika, dan Yus Rizal Jurnalis yang merupakan salah satu tim dokter Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Acara ini dimoderatori oleh Muhammad Roy. Selain seminar, juga diadakan Pameran Arsitektur Experimental Design for Palestine oleh Jurusan Arsitektur UII.

Menurut Jawahir, Israel dapat dikategorikan sebagai negara teroris dengan mengatakan beberapa indikator seperti tidak mematuhi kewajiban internasional, mendukung serangan ke Palestina. Solusi yang dapat diterapkan menurutnya adalah genjatan senjata serta menyatukan Palestina dan Israel menjadi satu negara. Genjatan senjata yang diserukan dunia, masyarakat Eropa, PBB, dan negara-negara lain dilanggar dan sering tidak didengar oleh Israel. Sedangkan penyatuan menjadi satu negara tentu sangat sulit salah satunya karena penduduk Palestina sendiri tidak bersedia bersatu dengan Israel.

“Semakin Israel membenci HAMAS, sama dengan semakin tidak memungkinkan HAMAS dimusnahkan karena semangatnya semakin membara, bahkan hal tersebut semakin mengubur Israel sendiri” kutip Jawahir dari pendapat tokoh diakhir penyampaian materinya.

Siti Muti’ah Setiawati mengatakan masyarakat Indonesia sangat reaktif dalam menanggapi konflik Palestina dan tragedi Gaza. Siti juga mengatakan bahwa Israel telah memperlakukan Palestina secara tidak seimbang dan kejam.

Yoebal Rasyid memaparkan serangkaian peristiwa yang menurutnya penting dan berhubungan dengan konflik Israel dan Palestina yang dimulai dari serangan-serangan yang telah dilakukan Israel sejak tahun 2004. Selain itu Yoebal juga menyampaikan pendapat umum yang tersebar di Gaza, sikap media barat dan sikap beberapa Negara seperti Bovilia dan Indonesia di belahan dunia. Sedangkan Yus Rizal Jurnalis, sebagai narasumber terakhir memaparkan sekilas mengenai RS Indonesia yang merupakan rumah sakit yang dibangun di Gaza dengan dana dan kerja keras masyarakat sebagai bentuk kepedulian masyarakat Indonesia.

Merdeka Ala Negara Maritim

Setelah ratusan tahun jadi ladang kolonialis, akhirnya pada 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Peristiwa tersebut dilaksanakan sebagai tindakan suci agar terbebas dari praktik penjajahan serta menuju kemandirian berbangsa-bernegara.

Tahun ini kemerdekaan Indonesia masuk usia 69 tahun. Namun, mendekati perayaan ulang tahun selalu keluar pertanyaan, sudahkah Indonesia merdeka? (Sebuah pertanyaan klise yang kerap jadi bingkai pemberitaan di berbagai mass media).

DISKUSI: Berkarib dengan Sejarah

0
fix 2

Membedah dapur para panulis, mengupas masalah riset data hingga mengolahnya menjadi sebuah tulisan dan menjadikan karya yang akan menghidupkan sejarah selamanya