Beranda blog Halaman 6

Panitia PESTA 2024 Sebut Peminjaman Fasilitas Kampus Dipersulit, DSP: Tidak Dipersulit

0

Himmah Online – Panitia  Pesona Ta’aruf (PESTA) 2024 mengungkapkan adanya kesulitan dalam peminjaman fasilitas kampus untuk keperluan PESTA 2024, yang digelar di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) dan dilaksanakan selama tiga hari (4-6/9). 

Hal tersebut diutarakan oleh Bagaskara Mahendra (20), Koordinator Divisi Dekorasi dan Perlengkapan (Dekpan) PESTA 2024. Ia mengungkapkan adanya tindakan mempersulit dari pihak kampus terkait peminjaman fasilitas untuk kebutuhan PESTA 2024. “Dari perizinan surat itu emang benar adanya dipersulit,” ungkap Bagaskara.

Senada dengan itu, Delviano Julian (21) Staf Ahli Dekpan PESTA 2024, mengungkapkan terjadi saling lempar tanggung jawab antara pihak terkait dalam proses peminjaman fasilitas. “Awalnya kita ingin pinjam dari fakultas, kemudian dari fakultas itu suruh kita untuk pinjam ke DSP (Direktorat Sarana Prasarana), kemudian dilempar lagi, seperti itu,” ungkap Delviano.

Peminjaman fasilitas kampus yang dimaksud merupakan sofa, kursi, meja, dan lain-lain. Lalu, terkait peminjaman meja untuk keperluan stand tour Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Lembaga Khusus (LK), pihak DSP menyarankan untuk memakai vendor. 

Delviano menyampaikan, pihaknya telah memiliki meja dari vendor, tetapi meja tersebut tidak cukup jika digunakan untuk keperluan stand tour. Alhasil, meja tersebut digunakan untuk keperluan meja divisi kesehatan dan screening

“Di awal kita itu memang sudah kesulitan, apalagi buat meja-meja yang lebih penting gitu. Untuk screening, untuk meja kesehatan. Jadi, ya akhirnya memutuskan untuk nggak bisa menyediakan lagi,” ungkap Delviano.

Sementara itu, Wahyu (42) Kepala Divisi Inventaris dan Pemeliharaan DSP mengungkapkan bahwa tidak ada yang dipersulit dalam proses peminjaman fasilitas kampus seperti yang diungkapkan panitia. Hanya saja, panitia mengajukan peminjaman secara mendadak, sehingga pihak DSP tidak bisa menyanggupinya.

Ia mencontohkan, peminjaman ruang untuk kesehatan mendadak diminta panitia, sehingga pihaknya tidak bisa menyanggupi. “Nah kronologisnya seperti itu sebenarnya enggak mempersulit-mempersulit juga ya, artinya kan kita juga mau memfasilitasi teman-teman mahasiswa,” ungkap Wahyu.

Tetapi, terkait ruang kesehatan, Arif Fajar, Direktur Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan, memberi solusi untuk menggunakan ruang Rusunawa Utara bagi mahasiswa yang jatuh sakit selama rangkaian acara PESTA 2024.

Di sisi lain, Wahyu menjelaskan bahwa pada awal Rapat Pleno, pihaknya menangani surat-surat yang masuk. “Jadi harapan kita detailnya, misalnya jumlahnya berapa? Peruntukannya untuk apa? Speknya seperti apa?” ungkap Wahyu.

Ia menegaskan bahwa peminjaman fasilitas kampus tidak dipersulit, seperti yang diungkapkan oleh panitia PESTA 2024. Hanya saja, DSP sendiri belum menerima kejelasan permintaan secara mendetail. “Jadi bukan berarti tidak memperbolehkan, tapi kan menunggu kejelasan,” ungkap Wahyu.

Wahyu menyampaikan, hal itu terjadi karena kurang adanya komunikasi dan kejelasan permintaan secara mendetail dari panitia PESTA 2024. 

“Kedepannya nanti komunikasinya lebih bagus lagi, agar kita bisa memfasilitasi. Karena memang, ini hak mahasiswa, kami nggak menutupi,” pungkas Wahyu.

Reporter: Himmah/Septi Afifah, Subulu Salam, Magang Himmah/Zaina Bilqis Afifah, Zahrah Ibnu Salim

Editor: Abraham Kindi

Tenda Dibongkar, Banyak Mahasiswa Baru Tumbang di Hari Terakhir PESTA 2024

Himmah Online Di hari terakhir Pesona Ta’aruf (PESTA) 2024, Jumat (06/09), tenda yang digunakan untuk tempat berteduh mahasiswa baru dibongkar. Tenda tersebut mendapat sorotan positif dari mahasiswa baru selama rangkaian kegiatan PESTA 2024, karena berguna untuk berteduh dari teriknya mentari.

Alasan dibongkarnya tenda tersebut dikarenakan kebutuhan akan ruang untuk acara konser musik pada malam hari. “[Men]cabut tenda karena kita mengingat, ini kan nanti (malam) ada entertainment juga,” ucap Farhan Hamzah, Ketua Organizing Committee (OC) saat diwawancarai awak Himmah, Jumat (06/09).

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penutupan PESTA selalu ditutup dengan hiburan konser musik. Yang membedakan antara tahun ini dan sebelumnya adalah tahun ini terdapat tenda yang digunakan sejak awal rangkaian kegiatan PESTA. Tetapi, di hari terakhir PESTA tenda tersebut dibongkar.

Hal tersebut berakibat pada banyaknya mahasiswa baru yang jatuh sakit. Tidak adanya tenda di hari terakhir PESTA membuat mahasiswa baru terpapar teriknya panas matahari. Shafira Tiara, Koordinator Kesehatan acara PESTA menyebutkan, terjadi lonjakan tinggi jumlah mahasiswa yang jatuh sakit di hari terakhir. “Bisa tiga kali lipat daripada day 1 (hari kedua rangkaian kegiatan PESTA),” ucapnya.

Ia menambahkan, lonjakan mahasiswa yang jatuh sakit di hari terakhir acara PESTA didominasi mahasiswa baru yang pingsan dan kejang. Hal tersebut ditengarai oleh dehidrasi. Sementara itu, pada hari sebelumnya, day 1, disebutkan bahwa mayoritas mahasiswa jatuh sakit dikarenakan asma dan panic attack.

“Jadi, dia itu kayak merasa terganggu, kan sempit gitu tempatnya. Dan (ketika) saya sudah sempat ke tengah-tengah (tempat mahasiswa baru berkumpul) dan memang, oksigennya kurang,” ujar Koordinator Kesehatan.

Divisi Kesehatan PESTA 2024, kali ini dibersamai oleh dokter dan lima mobil ambulan. Setiap ambulan memiliki dua paramedis untuk menangani pasien, serta tiga supervisor dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.

Lonjakan mahasiswa yang jatuh sakit di hari terakhir PESTA membuat divisi kesehatan kewalahan dalam menangani pasien-pasiennya. Meskipun demikian, Koordinator Kesehatan PESTA 2024 bersyukur karena divisi kesehatan tidak bekerja sendiri.

“Aku bersyukur dari (Divisi) PB (Pemandu Barisan), dari (Divisi) Acara, itu benar-benar, maksudnya semua divisi mau bantu gitu, ketika kita (Divisi Kesehatan) lagi merujuk, misalnya ke rumah sakit, mereka mau bantu gotong jadi petandu,” ucap Shafira.

Restu Ayu, salah satu mahasiswa baru mengungkapkan bahwa dibongkarnya tenda pada hari terakhir PESTA membuatnya kepanasan. Ia juga melihat banyak rekan-rekannya yang jatuh pingsan. 

“Mending pakai tenda walaupun gerah sedikit gitu ya karena dempet-dempetan,” pungkas Restu.

Reporter: Himmah/Abraham Kindi, Agil Hafiz, Fairuz Tito

Editor: Muhammad Fazil Habibi Ardiansyah

Talkshow Kelembagaan PESTA 2024: Mengenal Lebih Dekat Keluarga Mahasiswa UII

Himmah Online – Pesona Ta’aruf (PESTA) 2024 menggelar talkshow Kelembagaan dan Kemahasiswaan, di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir, pada Jum’at (06/09). Talkshow ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM), Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM), dan Pengurus Harian MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam) UNISI sebagai perwakilan dari Lembaga Khusus (LK).

Dalam talkshow tersebut M. Rafly Aryasatya, Sekretaris Jenderal DPM menjelaskan Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (KM UII) adalah wadah yang menaungi mahasiswa, alumni, maupun kelembagaan yang berada di lingkungan UII.

KM UII dibentuk pada 21 September 1950 dan menjadi pusat dari seluruh lembaga di lingkungan UII. Kemudian, DPM dan LEM tingkat universitas maupun fakultas didirikan pada tahun 1998.

“DPM itu dicetuskan pada 1998 pada sidang umum kedua, dan di tingkat fakultas dibentuk juga DPM F (fakultas) dan LEM F,” jelas Rafly. 

Ciri khas dari KM UII adalah sistem kerja student government. Student government merupakan situasi ketika mahasiswa mengambil alih sepenuhnya sebuah kegiatan dari awal hingga akhir tanpa campur tangan universitas.

“Sistem pemerintahan KM UII adalah student government, yaitu oleh, dari, dan untuk mahasiswa,” lanjut Rafly. 

Selanjutnya, dalam mekanisme pembentukan anggota. DPM dipilih melalui pemilihan mahasiswa. Hasil dari pemilihan tersebut, kemudian didiskusikan dalam sidang umum yang memakan waktu dua sampai tiga bulan.

“Dari hasil sidang umum itu kami (anggota DPM terdahulu) akan mendiskusikan siapa yang akan mengisi jabatan sesuai dengan peraturan yang ada di DPM,” ujar Rafly. 

Kevin Surya, Pengurus Harian MAPALA menjelaskan, MAPALA merupakan bagian daripada KM UII dan memiliki garis koordinasi dengan DPM. Garis koordinasi artinya tidak ada pelimpahan tanggung jawab dari DPM terhadap LK. Dengan begitu MAPALA memiliki kedudukan yang independen.  

“Untuk LK di UII sendiri itu ada beberapa, yaitu Marching Band, MAPALA UNISI, Lembaga Pers Mahasiswa Himmah, dan juga Koperasi Mahasiswa,” jelas Kevin.  

Naswa Nafisha (19), salah satu staf  Divisi Acara mengatakan bahwa tujuan adanya talkshow Kelembagaan ini adalah untuk memperkenalkan lembaga-lembaga yang ada di bawah naungan KM UII. Dengan harapan mahasiswa dan mahasiswi baru dapat berpartisipasi secara aktif. 

“Dengan adanya talkshow ini mereka bisa tahu tentang lembaga-lembaga maupun organisasi yang ada di UII, dan nantinya mereka aktif di dalam lembaga ataupun organisasi,” ungkap Naswa. 

Menurut Naswa, talkshow Kelembagaan ini mendapatkan respon yang positif dari mahasiswa dan mahasiswi baru. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa-mahasiswi baru.

“Dari situ bisa kita lihat kalau mereka mulai tertarik sama kelembagaan ataupun organisasi,” pungkas Naswa. 

Reporter: Himmah/Tazkiyani Himatussoba, Saiful Bahri Magang Himmah/Aulia Rahmania, Aisyah Inneke

Editor: Ayu Salma Zoraida Kalman

Syakir Daulay Inspirasi Mahasiswa, Shalawat dan Mindset Islami Kunci Sukses Generasi Muda

Himmah OnlineTalkshow keagamaan menjadi salah satu acara dalam rangkaian kegiatan Pesona Ta’aruf (PESTA) 2024. Talkshow bertema “Menumbuhkan Nilai Insan Ulil Albab untuk Menyikapi Kemajuan Zaman di Era Society 5.0 Melalui Inovasi Progresif”, diisi oleh aktor sekaligus pendakwah muda, Syakir Daulay dan Abden Shakira selaku moderator. Acara ini diselenggarakan di panggung utama PESTA di depan Fakultas Kedokteran Gedung Dr. Soekiman Wirjosandjojo, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), pada selasa (05/09). 

Sebelum dimulai, talkshow diawali dengan sholawat bersama mahasiswa-mahasiswi baru (maba-miba). “ Kunci sukses adalah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW,” ujar Syakir Daulay. 

Dalam Talkshow, Syakir Daulay mengingatkan agar maba-miba tidak tergoda dengan suatu hal yang sifatnya pairing easy out, Fear Of Missing Out (FOMO) atau ikut-ikutan dan bahkan mungkin jauh dari nilai-nilai keislaman. “Mahasiswa akan menghadapi dunia yang penuh keambiguan, penuh tantangan untuk memiliki mindset boundaries agar tidak tergoda dengan sesuatu hal yang sifatnya pairing easy out, fomo atau ikut ikutan dan bahkan mungkin jauh dari nilai nilai keislaman,” ucap Syakir dalam talkshow.

Selain itu, ia berbagi kisah hidupnya saat masih tinggal di Aceh sebelum terkenal. Ia juga memberi motivasi sekaligus semangat untuk para maba-miba dalam menjalani perkuliahan. Syakir Daulay menyebutkan salah satu ayat Alquran yang mengubah kehidupannya. 

Wattaqullah wa yu’allimukumullah, sepenggal (ayat) itu kemudian merubah mindset saya untuk tidak pernah takut menghadapi apapun, menghadapi siapapun, dan menghadapi tantangan apapun,” ujar Syakir.

Syakir menambahkan, dalam menggapai suatu tujuan diperlukan doa dan usaha yang seimbang. “Saya pernah punya tujuan, gimana biar bisa naik haji bersama orang tua. Akhirnya, kita bawa dalam doa dan usaha, akhirnya tercapai” tambah Syakir. 

Najmi Ahmad, salah satu maba menyampaikan, talkshow ini memberikan suasana berbeda dalam penyampaian materi keagamaan. Ia menambahkan, hal tersebut dikarenakan Syakir Daulay adalah pendakwah muda dengan gaya dakwahnya yang kekinian.

“Sebagai pemateri memberikan suasana berbeda ya. Aku senang, soalnya kan sesama anak muda,”  ujar najmi

Sementara itu, Bunga Pratista salah satu miba menyatakan, kehadiran Syakir Daulay sebagai narasumber yang inspiratif membuat acara lebih menarik. Pengalaman dan karir Syakir yang relevan dengan tema keagamaan, serta usianya yang tidak berbeda jauh dengan mahasiswa, menciptakan suasana diskusi yang akrab  

“Cukup menarik sih apalagi dia kan tokoh muda yang inspiratif dan pastinya kalau buat kalangan kita (muda), enggak membosankan. Karena umurnya enggak berbeda jauh (dengan mahasiswa),” ucap Bunga.

Farhan Hamzah selaku Ketua Organizing Committee mengungkapkan, acara Talkshow ini diharapkan dapat memberikan dampak bagi maba-miba untuk menghadapi era modern yang semakin berkembang, agar tidak tergerus nilai-nilai keislamannya.

“Harapannya sendiri sesuai tema tadi bisa mengikuti perkembangan teknologi dan juga modernisasi yang dibarengi keislaman. supaya maba-miba ini tidak tergerus nila-nilai keislamannya,” pungkas Farhan.

Reporter: Himmah/Agil Hafiz, Nurul Wahidah, Magang Himmah/Latifah Dwi Maharani, Muhammad Faizal

Editor: Muhammad Fazil Habibi Ardiansyah

Harsawiyata Sarana Kreativitas Maba-Miba Melalui Seni Melukis Kaos

Himmah OnlineHarsawiyata merupakan rangkaian acara Pesona Ta’aruf (PESTA) 2024 berupa kegiatan melukis kaos. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (5/9) melibatkan seluruh mahasiswa baru dan mahasiswi baru (maba-miba). Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 10.25 – 11.35 siang, di depan panggung area Fakultas Kedokteran dan di samping Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia (UII).

Rayhan Davha, selaku Koordinator Komisi A mengungkapkan Harsawiyata ialah gabungan dua kata dari bahasa Romawi, Harsa yang memiliki arti kebebasan dan Wiyata memiliki arti keindahan. “Jadi kebebasan yang diimplementasikan dengan keindahan,” ungkap Rayhan Davha.

Syafiiq Muhammad Yusuf, Ketua Steering Committee (SC) mengungkapkan, Harsawiyata diinisiasi oleh Komisi A untuk meningkatkan jiwa kreativitas mahasiswa melalui kaos polos yang dilukis sesuai kreativitas mereka. “Mahasiswa itu kita tingkatkan jiwa kreativitasnya untuk bagaimana melihat baju yang kosong (polos) itu dilukis sesuai kreativitas mereka,” ungkap Syafiiq.

Setiap jamaah–kelompok dalam kegiatan PESTA,  diharuskan untuk membawa cat tekstil, kuas lukis, koran bekas, dan dua kaos putih polos. Tujuannya agar setiap maba-miba dapat menyumbangkan idenya untuk dituangkan dalam kaos putih tersebut, dan membangun ikatan keakraban di antara maba-miba.

Salsabila Rahmatika, Sekretaris Steering Committee (SC)  mengungkapkan, maba-miba diberikan tema kebudayaan Indonesia untuk dikreasikan ke kaos putih polos. Awak Himmah mendapati maba-miba melukis kaos dengan sketsa Barong Bali, Batik, dan Monas.

Selanjutnya, hasil kreasi tersebut dinilai oleh panitia dan diberi penghargaan kepada jamaah terbaik dari penilaian panitia. “Kalau semisal mereka mau bawa pulang (kaos tersebut) monggo, tetapi kalau mereka mau memberikan kenang-kenangan kepada waljamnya (Wali Jamaah) itu disilahkan juga,” ungkap Syafiiq

Muhammad Hyde (18), mahasiswa baru memberikan respon positif terhadap kegiatan ini. Ia mengungkapkan kegiatan ini menjadi ruang bagi ekspresi seni. “Maba-miba bisa mengaspirasikan jiwa-jiwa seni mereka dan juga bisa saling berkomunikasi via seni,” ungkap Hyde.

Sementara itu, tantangan dalam kegiatan ini adalah kerja sama antar anggota jamaah. Belum adanya ikatan antar anggota, membuat sulit untuk bekerja sama. “Masih ada yang pendiem, masih ada yang belum mau gerak,” ungkap Hyde.

Panitia mengungkapkan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Harsawiyata yaitu pengkondisian peserta, karena agenda Harsawiyata dekat dengan agenda pembuatan koreo jingle. “Mungkin lebih ke pengkondisian pesertanya aja sih, tapi secara teknis mereka sudah well prepare,” pungkas Salsabila. 

Reporter: Himmah/Queena Chandra, Fairuz Tito, Magang Himmah/Marsyalina Dwi, Anindya Nasyiah

Editor: Ayu Salma Zoraida Kalman

Show Up UKM dalam Kegiatan Pesona Ta’aruf UII 2024

Atlet Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) UII sedang memperagakan seni ganda, pada acara “Show Up UKM” dalam rentetan kegiatan Pesona Ta’aruf UII (PESTA), di depan panggung utama PESTA, pada Rabu (5/9). Foto: Himmah/Fairuz Tito
Atlet Softball Unisi Mahendra Dzaki (kiri), Jihad (Tengah) dan Edo (kanan) menjelaskan konsep perekrutan anggota baru kepada para mahasiswa, mahasiswi baru di panggung utama PESTA, dalam acara “Show Up UKM”, di Kampus Terpadu UII pada Rabu (5/9). Foto: Himmah/Fairuz Tito
Penampilan tari Saman, salah satu tari tradisional Aceh yang dibawakan oleh UKM UNISI, Xaviera pada acara “Show Up UKM” di panggung utama PESTA, Kampus Terpadu UII pada Rabu (5/9). Foto: Himmah/Fairuz Tito
Daliman (60) salah satu pemungut sampah untuk pakan lele sedang meneduh sambil mengangkat tongkat sampah. Foto: Himmah/Eka Ayu Safitri
Peragaan gerakan dan pertandingan badminton oleh UKM Badminton UNISI kepada mahasiswa, mahasiswi baru, pada acara “Show Up UKM” sebagai rentetan kegiatan PESTA, di Kampus Terpadu UII pada Rabu (5/9). Foto: Himmah/Fairuz Tito
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) bersama dengan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF), melakukan sosialisasi pengenalan kepada mahasiswa, mahasiswi baru dalam acara “Show up UKM” di panggung utama PESTA, Kampus Terpadu UII pada Rabu (5/9). Foto: Himmah/Fairuz Tito

Atlet Taekwondo bersorak bersama, sebagai penutup dari berbagai aksi yang telah ditampilkan oleh UKM Taekwondo UII, di depan panggung utama PESTA, Kampus Terpadu UII pada Rabu (5/9). Foto: Himmah/Fairuz Tito

Sebagai Inovasi, Panitia PESTA Hadirkan Tenda Tahun Ini

Himmah Online – Pelaksanaan Pesona Ta’aruf (PESTA) 2024 yang berlangsung pada Rabu (9/4), mengalami perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, PESTA menghadirkan tenda untuk mengakomodir mahasiswa baru (maba). Tenda tersebut berada di depan selasar Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Fakultas Kedokteran dan di depan Masjid Ulil Albab, Universitas Islam Indonesia (UII).

Bagaskara Mahendra selaku Koordinator divisi dekorasi dan perlengkapan (Dekpan) mengungkapkan, penggunaan tenda pada PESTA 2024 merupakan hasil evaluasi dari tahun sebelumnya dengan tujuan untuk melindungi maba dari cuaca panas dan mengantisipasi maba yang jatuh sakit. 

“Kebetulan (tahun lalu) saya juga menjadi staf dari divisi dekpan. Dari tahun lalu itu banyak korban maba-maba yang jatuh sakit karena faktor kepanasan dan kecapekan, dan mungkin untuk yang di tahun ini Alhamdulillah kita sudah (dapat) memitigasi korban,” ungkap Bagaskara.

Namun terdapat kendala dalam pengadaan tenda. M. Rayhan, Koordinator Komisi A, Steering Committee (SC), menjelaskan, maba-miba merasakan pengap dan panas karena jumlah kipas juga terbatas.

“Yang menjadi tantangan terbesar itu tadi, kita kan masih di tahun ini pertama, baru ya. Nah kita belum tahu titik panas di dalam itu gimana. Nah ternyata di tengah itu ternyata pengap, panas. Kita berinisiasi lagi untuk menyediakan kipas tambahan,” jelas M. Rayhan Davha.

Shafira Tiara, Koordinator Kesehatan menjelaskan adanya tenda terbukti dapat mengurangi maba yang jatuh sakit akibat terpapar cuaca panas. “Sebenarnya menurutku berkurang, tapi kalau ditanya ada atau enggaknya, ada,” jelas Shafira Tiara.

Sedangkan dari mahasiswa dan mahasiswi baru sendiri, penggunaan tenda berdampak baik dalam keberlangsungan PESTA tetapi terdapat juga kekurangannya. Menurut Alex, tenda yang tersedia kurang lebar. Sedangkan mahasiswa yang bernaung di bawah tenda cukup banyak. 

“Jadi adanya tenda ini membantu kita untuk lebih sejuk lagi. Tetapi kemungkinan kalau menurut saya kurang lebih lebar karena maba PESTA sangat banyak,” pungkas Alex Aliander.

Reporter: Himmah/Sofwan Fajar, Putri Cahyanti, Magang Himmah/Sri Wahyuni, Muhammad Beltsazar Rosaldi

Editor: Ayu Salma Zoraida Kalman

Pembukaan PESTA 2024: Mahasiswa dengan Segudang Peran dan Fungsinya

Himmah Online – Rangkaian proses pengenalan kampus Universitas Islam Indonesia (UII) yang biasa dikenal sebagai Pesona Ta’aruf (PESTA) kembali dilaksanakan, pada Rabu (4/9). Pembukaan PESTA yang digelar di selasar gedung Fakultas Kedokteran UII, diawali dengan sambutan Ketua Steering Committee (SC), dilanjutkan oleh Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM), Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Rektor UII.

Sambutan dari Muhammad Ashil Hazim Dzakwan, selaku Ketua Umum LEM UII mengawali pembukaan PESTA. 

Hazim menyampaikan dalam sambutannya, peran dan fungsi mahasiswa tidak hanya sebatas nilai akademik saja. Namun, juga berperan sebagai agen perubahan yang memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.

“Peran ini bukan hanya mengajarkan nilai-nilai akademik, tetapi mampu untuk menjadi semangat agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi nyata,” ujar Hazim.

Hazim menambahkan, peran dan fungsi ini dapat dijabarkan melalui lima poin utama. Pertama, mahasiswa sebagai agent of change yang diharapkan mampu memberikan perubahan dan solusi dalam segala aspek. Kedua, mahasiswa sebagai sosial kontrol dalam menjaga keseimbangan dan ketimpangan sosial yang ada. Ketiga, mahasiswa sebagai penerus bangsa dan menempati posisi penting di negeri ini. Keempat, mahasiswa sebagai moral course yang menanamkan nilai-nilai kejujuran, etika, dan jiwa integritas yang tinggi. Kelima, mahasiswa sebagai guardian of value yang dapat memainkan peran penting terutama dalam menjaga dan melestarikan budaya.

Fathul Wahid, selaku Rektor UII turut memberikan sambutan dalam pembukaan PESTA. Ia menyampaikan bahwa, mahasiswa yang berkesempatan untuk mengenyam pendidikan di bangku perguruan tinggi, termasuk dalam kalangan elit. Hal ini dikarenakan, tidak semua pemuda dengan usia setara dengan mereka memiliki kesempatan yang sama. 

“Sehingga saudara adalah sekelompok orang kalangan elit negeri ini yang mempunyai kuasa besar dan karenanya mempunyai tanggung jawab besar,” jelas Fathul.

Mahasiswa UII perlu menyadari dan mengasah tiga komitmen yang telah lama dirawat di lingkungan UII. Komitmen keilmuan, setiap mahasiswa perlu menguasai disiplin ilmu yang dikuasai dan memperkaya perspektif ilmu lainya. Komitmen keislaman, nilai-nilai Islam dapat terus direfleksikan dan UII dapat menjadi rumah dari berbagai pemikiran Islam. Komitmen kebangsaan, setiap elemen yang ada di UII perlu memberikan kontribusi terbaik dan sejalan dengan nilai-nilai negara.

“Dengan demikian Insyaallah tiga goldman (red-komitmen) tadi untuk bisa kita rawat dan saya berharap PESTA kali ini menjadi momentum awal membangun tiga komitmen tersebut,” tegas Fathul.

Sambutan dari Fathul menjadi penutup rangkaian sambutan pada acara pembukaan PESTA UII 2024. Dilanjutkan dengan menancapkan replika pena bulu ke dalam tinta oleh Rektor UII, Ketua DPM, Ketua LEM, dan SC PESTA 2024 yang sekaligus menjadi bentuk simbolis pembukaan PESTA 2024.

Reporter: Himmah/Giffara Fayza Muhlisa, Reza Sandy Nugroho, Magang Himmah/Jihan Nazira, Ukhti Khoiria

Editor: Ayu Salma Zoraida Kalman

Fathul Wahid Jelaskan Nilai Ke-uii-an dalam PESTA 2024

0

Himmah Online – Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Pesona Ta’aruf (PESTA) dalam rangka mengenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru UII 2024. Talkshow Ke-uii-an merupakan salah satu kegiatan PESTA. Pada tahun ini, Talkshow ke-uii-an diselenggarakan di lapangan depan Fakultas Kedokteran UII, pada Rabu (04/09). Talkshow kali ini mengangkat tema “Internalisasi Nilai Ke-uii-an untuk Mempersiapkan Diri Dalam menghadapi Tantangan di Era Digitalisasi”, yang diisi oleh Fathul Wahid selaku Rektor UII, dan Tommy Ristanto selaku moderator.

Dalam Talkshownya Fathul Wahid menjelaskan bahwa posisi UII tidak hanya sebagai lembaga pendidikan yang unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga berkomitmen merawat nilai-nilai kebangsaan. Selain itu, beliau juga menuturkan bahwa kampus yang berdiri sejak 8 Juli 1945 ini, didirikan dengan tujuan mulia yakni sebagai jembatan antara ilmu dan agama demi kesejahteraan masyarakat.

Fathul Wahid mengingatkan bahwa UII bukan sekadar institusi pendidikan biasa. “UII ini didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa yang visioner, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Mereka berpikir jauh ke depan, melampaui zamannya, demi pendidikan tinggi yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam,” ujarnya.

UII yang awalnya bernama Sekolah Tinggi Islam, berkembang menjadi universitas Islam nomor wahid. Hal itu dibuktikan dengan laporan dari THE WUR 2024–salah satu lembaga pemeringkatan universitas dunia yang bereputasi. 

Meski demikian, Fathul Wahid mengingatkan “bahwa peringkat bukanlah tujuan utama. Peringkat itu hanya bonus dari kerja keras kami menyelesaikan pekerjaan rumah. Yang terpenting adalah bagaimana alumni kami bisa memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.”

Tidak hanya itu, UII juga menjaga nilai keIndonesiaan dalam setiap prosesnya. Fathul Wahid menjelaskan bahwa UII memiliki lima nilai utama yang menjadi pegangan dalam menjalankan visi dan misinya: Islami, Mondial, Unggul, Intelektual, dan Indonesiawan.

“Ini bukan hanya semboyan. Nilai-nilai ini adalah fondasi yang kami tanamkan kepada seluruh mahasiswa. Kami ingin mereka tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan mampu bersaing di kancah internasional,” tambah Fathul Wahid.

Dalam kesempatan yang sama, Tommy Ristanto, seorang alumni UII, juga menceritakan pengalamannya sebagai mahasiswa UII. Ia menekankan pentingnya keterlibatan dalam kegiatan di luar kelas untuk mengembangkan diri. “Tidak mungkin saya bisa seperti sekarang jika dulu hanya berfokus pada kuliah saja. Keterlibatan dalam berbagai kegiatan kampus membuat saya lebih siap menghadapi dunia kerja,” ungkapnya.

Di akhir Talkshow, Fathul Wahid memberikan sebuah tips untuk mengasah sensitivitas mahasiswa baru dengan cara perbanyak membaca, perbanyak berdiskusi dan bersosialisasi di luar kampus agar dapat melihat berbagai perspektif lain diluar sana. 

Reporter: Himmah/Giffara Fayza Muhlisa, Reza Sandy Nugroho, Magang Himmah/Jihan Nazira, Ukhti Khoiria

Editor: Abraham Kindi

Kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam Merespon Isu-isu Strategis

Judul buku: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Analisis Isu Kontemporer

Pengarang: Prof. Dr. Irfan Idris, Yogi Suwarno, MA., Ph.D, Dr. Bayu Hikmat Purwana, M.Pd, Kolonel Sus Dendi T, Said Imran, SH., MH, Bogie Setia Perwira Nusa, S.H., S.H.I., M.H., M.Si. M.AP, dan Triatmojo Sejati, ST, SH, M.Si

Penerbit: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Tahun terbit: 2019

ISBN: 978-602-7594-37-1

Jumlah halaman: 263 halaman

Sinopsis

Modul ini merupakan salah satu bahan pembelajaran pada pelatihan dasar CPNS. Di dalamnya membahas mengenai isu-isu kontemporer dan strategis yang menjadi permasalah dalam berbangsa dan bernegara sebagai sebuah keniscayaan dari dunia yang terus berubah. Beberapa isu kontemporer yang diangkat dalam modul ini di antaranya korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme, pencucian uang (money laundering), proxy war, dan kejahatan mass communication (cyber crime, hate speech, dan hoax). 

Di akhir bab dibahas mengenai teknik analisis isu agar para pegawai negeri sipil (PNS) dapat memiliki kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap suatu persoalan, sehingga dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang. Teknik yang digunakan di antaranya Teknik Tapisan untuk kemudian analisis secara lebih mendalam dengan teknik berpikir kritis mind mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis kesenjangan, atau sekurangnya-kurangnya hubungan sebab-akibat.

Resensi

“Perubahan itu mutlak dan kita akan jauh tertinggal jika tidak segera menyadari dan berperan serta dalam perubahan tersebut” (hal.5). Begitulah bunyi salah satu kutipan yang ada pada modul tersebut. Kemudian pada kutipan lainnya dikatakan “Mulai saat ini kita harus bergegas menentukan bentuk masa depan, jika tidak maka orang (bangsa) lain yang akan menentukan masa depan (bangsa) kita” (hal.6). Dari pernyataan tersebut, setiap PNS dituntut agar bisa menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang ada dan menghadapi perubahan tersebut dengan baik sesuai dengan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Pada tataran inilah setiap PNS dituntut untuk selalu berpikir kreatif dan melakukan terobosan (inovasi) dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, ada empat lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan tugasnya, yakni: individu, keluarga (family), masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Perubahan dunia (Global) memaksa semua bangsa (Negara) untuk ikut berperan serta di dalamnya. PNS tidak hanya dituntut untuk terus belajar agar menjadi pribadi yang kompeten tetapi juga proaktif dalam menghadapi perubahan.

Salah satu faktor eksternal yang berkontribusi terhadap perubahan adalah globalisasi. Fenomena ini ikut membentuk cara pandang yang dapat mengubah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan masuknya kepentingan global (negara-negara lain) ke dalam negeri baik dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan strategik pada tataran makro merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS.

Dikatakan pula bahwa modal insani atau human capital merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah organisasi dalam merespon sebuah perubahan. Sebab manusia dengan segala kemampuannya apabila dikerahkan akan menghasilkan suatu kinerja yang luar biasa. Ada enam komponen dari modal manusia yang mendukung hal tersebut yaitu: modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, modal etika/moral, modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani.

Pembahasan menjadi lebih menarik saat memasuki bab III sebab dijabarkan secara lebih terperinci mengenai isu-isu strategis yang menjadi ancaman dalam berbangsa dan bernegara. Beberapa isu strategis yang menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami isu tersebut secara kritis di antaranya: korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme, pencucian uang (money laundering), proxy war, dan kejahatan mass communication (cyber crime, hate speech, dan hoax). 

Modul ini tidak hanya membahas mengenai pentingnya PNS untuk berpikir kritis dalam menghadapi isu-isu kontemporer yang ada tetapi juga disajikan mengenai teknik pemahaman isu kritikal. Terdapat tiga kemampuan yang dapat memengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Environmental Scanning, Problem Solving, dan berpikir analisis.

Ketika sudah diidentifikasi dan ditetapkan, isu-isu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik tapisan isu. Ada beberapa jenis teknik tapisan di antaranya dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Alat bantu lainnya yaitu dengan menggunakan kriteria sangat USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan tidak USG.

Isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan selanjutnya dianalisis secara lebih mendalam dengan teknik berpikir kritis mind mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis kesenjangan, atau sekurangnya-kurangnya hubungan sebab-akibat. Teknik berpikir tersebut akan menggambarkan akar dari isu atau permasalahan, aktor dan peran aktor, dan alternatif pemecahan isu yang akan diusulkan.

Kelebihan dari modul ini ialah menarik untuk dibaca dan didalamnya menyajikan teknik-teknik berpikir kritis yang komprehensif dan cukup mudah untuk diaplikasikan bagi para PNS maupun masyarakat pada umumnya dalam merespon isu-isu kritikal yang ada.

Sedangkan, kekurangan dari modul ini ialah terdapat beberapa kalimat kurang efektif yang digunakan dalam modul tersebut membuat modul menjadi kurang enak dibaca serta sedikit sulit dipahami karena gaya bahasanya yang sedikit bertele-tele.