Aku Juga Ingin Pulang

Suara lantunan malam itu, tidak juga membangunkanku 

Pandanganku masih saja tertuju pada satu titik 

Sosok yang kuat, kulihat kini sudah tidak lagi bergerak 

Runtuh habis duniaku 

Kain yang menyelimuti tubuhnya, kubuka dengan sekuat tenaga 

Kukatakan padanya dengan mulut terbata-bata

Ma, anakmu ingin juga pulang…

Tanpa adanya aba-aba, air mata jatuh seketika 

Ini hanya mimpi, ucapku dengan nada meninggi 

Akan tetapi, seseorang perempuan paruh baya berusaha untuk mendekati 

Dan tiba-tiba, dengan tubuh getarnya itu memelukku 

Nak, ikhlaskan. Suara pelannya, memasuki gendang telinga ku 

Tuhan, aku hanya pergi sebentar… 

Kenapa ketika pulang berita kematian yang dikabarkan 

Tidak adil

Ini tidak adil Tuhan, gumamku dalam hati 

Aku mendekati lagi tubuhnya yang terdiam 

Matanya yang sudah terpejam 

Wajah yang kian memucat 

Namun senyumnya masih terlihat hangat 

Kupeluk tubuhnya dengan cukup lama 

Dengan masih berharap bahwa yang di depan mata bukanlah nyata adanya 

Ma, boleh ikut Ma?… 

Ma, bangun… 

Dunia terlalu jahat tanpamu Ma… 

Hujan di mataku tidak jua kunjung berhenti 

Basah sudah baju yang kukenakan hari ini 

Mencoba kulepaskan pelukan itu 

Menyadarkan diriku yang masih memahami sesuatu 

Berusaha kukeluarkan suaraku meski dengan tersedu-sedu 

Memperlihatkan senyum yang ada di wajahku, walau aku tahu yang berada di depanku hanya diam membisu 

Ma, tenang di sana ya… 

Akan kubuatkan surga untukmu, Ma…

Sampai nanti ya Ma, sampai waktunya tiba kita akan bertemu di rumah yang nyata

Skip to content