Ruang
Ruang
Jangan Pernah Remehkan yang Kecil
Oleh: Fajar Noverdian
Ketika disebuah rumput taman kota, lewatlah sebuah kumbang membawa permen lollipop untuk dibawa ke markasnya. Sebuah semut memandang,”sepertinya kumbang itu butuh bantuan”pikirnya ingin menanyakan. Tepat di depan sang semut kumbang itu menggeret sebuah permen yang besarnya 100x...
Ruang
Kado Coklat Dari Kakek
Oleh: Ruhul Auliya
Terik matahari menyinari kota jogja siang itu. Sangat panas terasa membakar kulit. Peluh bercucuran di pelipis. Ku usap perlahan. Perutku terasa lapar siang itu setelah pulang dari kantor. Sejak pagi aku memang belum makan apapun. Saat...
Ruang
Dalam Diam
Oleh: Ruhul Auliya
Diam,
Aku merunduk sepi di tengah gemericik hujan,
berdiri mematung diantara tawa ejekan roda-roda jalanan,
hanya terdiam,
membiarkan air mata menjelaskan.
Diam,…
dalam gemuruh hujan,
ku rangkai bait kata-kata yang patah,
beriramakan cinta, bersenandungkan harapan,
namun hilang di telan nyali yang kecut dan penakut.
Dalam diam,
kudengarkan rintik...
Ruang
Hey, Autis!
Oleh: Raras Indah F.
Sendiri itu..
Sendiri itu identik dengan kekosongan
Tak ada yang bisa dipersembahkan atas hidupnya nyawa
Sendiri itu identik dengan kebodohan
Menari seorang diri tanpa seorang pun peduli
Sendiri itu identik dengan ‘gila’
Tiada berteman dan berbagi
Tiada ada air mata dan tawa
Datar..
Sekali-kali sentillah...
Ruang
Anggap Aku Sahabatmu
Oleh: Ruhul Auliya
Sudah 2 jam aku duduk di aula ini. Namun aku belum juga ingin beranjak. Hingar- bingar santriwati lain tidak berpengaruh untukku. Karena di hati ini masih terasa sangat sepi.
Aku masih merenung. Sedalam yang aku bisa. Menyandarkan kepala,...
Ruang
Diam bukan berarti bodoh
Oleh: Fajar Noverdian
Sebuah BMKG menunjukkan, sekitar 2 hari lagi akan terjadi sebuah angin besar di pedesaan kecil sudut kota Bandung. Semua penduduk desa telah mempersiapkan diri untuk berkemas. Kepala Desa (Kades)...
Ruang
Amitie’
Oleh: Ruhul Auliya
Awan hitam menyelimuti sore itu.Angin berhembus cukup kencang mendinginkan tubuhku.mengibarkan kerudung dan gaun hitamku.dan menampar-nampar hatiku yang terkoyak.aku berdiri terpaku menatap sekeliling.tiada siapa pun.hanya aku sendiri ditwmani bisikan rindu sang angin.
Aku berdiri terpaku.menatap perih sebuah makam di...