Ruang

Iri

Oleh: Oleh: Adilia Tri Hidayati  Iri, Menguasai serta membelot hati Memaksa kontroversi ingkar pada nurani, ketika hujan membasuh kasar jemari… Iri kembali pada surgawi   Jangan bicara tentang tak mengakui Padahal bisik kebenaran hadir di keping memori Mozaik yang bicara penguasaan diri Berhenti pada garis pernyataan sunyi   Kembalilah wujud dengki Tanpa...

Goyah

Oleh: Adilia Tri Hidayati Aku berdiam kelu, di ujung kerisauan Kaki terpancang, tak sanggup beranjak Sekilas pilu merajang kalbu Menyusup khianati janji, menjelma tanpa ingin Muncul tiada salam, pun secuil permisi Rasa itu nyata Laksana delusi akut, tapi tidak. Dia ada. Bak putaran realitas Aku tersudut manut. Takut Daya...

Kau Tetap Ibuku

Oleh: Ruhul Auliya Jam dinding di ruang tamu sudah berdenting, tanda jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Aku masih duduk santai di ruang tamu sambil meminum coklat panas dan menonton TV, menunggu suamiku yang belum juga pulang kantor. Aku tak...

Hutang Ibu kepada Anak

Oleh: Fajar Noverdian “Aku pulang” saut Reina ketika pulang sekolah. Reina langsung duduk terkapar lelah. Ibu yang membereskan tas dan sepatunya lalu meletakkan ke sebuah rak khusus. “Makan dulu nak!” pinta ibu. Akhirnya reina makan dengan lahap hingga bersedawa keras...

Cincin Janji

Oleh: Ruhul Auliya “Kau akan ke Amerika?” Tanyaku menunduk. “Ya. Apa kau sedih?” Tanyanya. “Hahahahaha….untuk apa aku sedih? Justru aku senang. Gak ada lagi yang bakalan ngusilin aku.” Ujarku sambil tertawa. “ Benarkah?” Tanyanya menyelidik. “ Ya tentu.” Jawabku semantap yang aku bisa. Dia...

Jangan Pernah Remehkan yang Kecil

Oleh: Fajar Noverdian Ketika disebuah rumput taman kota, lewatlah sebuah kumbang membawa permen lollipop untuk dibawa ke markasnya. Sebuah semut memandang,”sepertinya kumbang itu butuh bantuan”pikirnya ingin menanyakan. Tepat di depan sang semut kumbang itu menggeret sebuah permen yang besarnya 100x...

Kado Coklat Dari Kakek

Oleh: Ruhul Auliya                 Terik matahari menyinari kota jogja siang itu. Sangat panas terasa membakar kulit. Peluh bercucuran di pelipis. Ku usap perlahan. Perutku terasa lapar siang itu setelah pulang dari kantor. Sejak pagi aku memang belum makan apapun. Saat...

Dalam Diam

Oleh: Ruhul Auliya Diam, Aku merunduk sepi di tengah gemericik hujan, berdiri mematung diantara tawa ejekan roda-roda jalanan, hanya terdiam, membiarkan air mata menjelaskan. Diam,… dalam gemuruh hujan, ku rangkai bait kata-kata yang patah, beriramakan cinta, bersenandungkan harapan, namun hilang di telan nyali yang kecut dan penakut. Dalam diam, kudengarkan rintik...

Hey, Autis!

Oleh: Raras Indah F. Sendiri itu.. Sendiri itu identik dengan kekosongan Tak ada yang bisa dipersembahkan atas hidupnya nyawa Sendiri itu identik dengan kebodohan Menari seorang diri tanpa seorang pun peduli Sendiri itu identik dengan ‘gila’ Tiada berteman dan berbagi Tiada ada air mata dan tawa Datar..   Sekali-kali sentillah...
Skip to content