Ruang
Ruang
Kala
oleh : Adilia Tri Hidayati
Kala sang waktu bersuara,
akankah ia menggurat luka
atau timbul kejelasan fasa
pengukir paham nyata?
Kala sang waktu berkata,
akankah datang sesal murka
atau menjelmalah lega
pemuas rasa dahaga?
Entah,
siapa yang mampu
untuk tahu
Untuk latah
bilang sok tahu
Entah,
biar waktu jawab semua
Biarlah
Biar ia lepas bungkamnya
Biar kita...
Ruang
Iri
Oleh: Oleh: Adilia Tri Hidayati
Iri,
Menguasai serta membelot hati
Memaksa kontroversi ingkar pada nurani,
ketika hujan membasuh kasar jemari…
Iri kembali pada surgawi
Jangan bicara tentang tak mengakui
Padahal bisik kebenaran hadir di keping memori
Mozaik yang bicara penguasaan diri
Berhenti pada garis pernyataan sunyi
Kembalilah wujud dengki
Tanpa...
Ruang
Goyah
Oleh: Adilia Tri Hidayati
Aku berdiam kelu, di ujung kerisauan
Kaki terpancang, tak sanggup beranjak
Sekilas pilu merajang kalbu
Menyusup khianati janji, menjelma tanpa ingin
Muncul tiada salam, pun secuil permisi
Rasa itu nyata
Laksana delusi akut,
tapi tidak. Dia ada. Bak putaran realitas
Aku tersudut manut. Takut
Daya...
Ruang
Kau Tetap Ibuku
Oleh: Ruhul Auliya Jam dinding di ruang tamu sudah berdenting, tanda jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Aku masih duduk santai di ruang tamu sambil meminum coklat panas dan menonton TV, menunggu suamiku yang belum juga pulang kantor. Aku tak...
Ruang
Hutang Ibu kepada Anak
Oleh: Fajar Noverdian
“Aku pulang” saut Reina ketika pulang sekolah. Reina langsung duduk terkapar lelah. Ibu yang membereskan tas dan sepatunya lalu meletakkan ke sebuah rak khusus. “Makan dulu nak!” pinta ibu. Akhirnya reina makan dengan lahap hingga bersedawa keras...
Ruang
Cincin Janji
Oleh: Ruhul Auliya
“Kau akan ke Amerika?” Tanyaku menunduk.
“Ya. Apa kau sedih?” Tanyanya.
“Hahahahaha….untuk apa aku sedih? Justru aku senang. Gak ada lagi yang bakalan ngusilin aku.” Ujarku sambil tertawa.
“ Benarkah?” Tanyanya menyelidik.
“ Ya tentu.” Jawabku semantap yang aku bisa. Dia...
Ruang
Jangan Pernah Remehkan yang Kecil
Oleh: Fajar Noverdian
Ketika disebuah rumput taman kota, lewatlah sebuah kumbang membawa permen lollipop untuk dibawa ke markasnya. Sebuah semut memandang,”sepertinya kumbang itu butuh bantuan”pikirnya ingin menanyakan. Tepat di depan sang semut kumbang itu menggeret sebuah permen yang besarnya 100x...
Ruang
Kado Coklat Dari Kakek
Oleh: Ruhul Auliya
Terik matahari menyinari kota jogja siang itu. Sangat panas terasa membakar kulit. Peluh bercucuran di pelipis. Ku usap perlahan. Perutku terasa lapar siang itu setelah pulang dari kantor. Sejak pagi aku memang belum makan apapun. Saat...
Ruang
Dalam Diam
Oleh: Ruhul Auliya
Diam,
Aku merunduk sepi di tengah gemericik hujan,
berdiri mematung diantara tawa ejekan roda-roda jalanan,
hanya terdiam,
membiarkan air mata menjelaskan.
Diam,…
dalam gemuruh hujan,
ku rangkai bait kata-kata yang patah,
beriramakan cinta, bersenandungkan harapan,
namun hilang di telan nyali yang kecut dan penakut.
Dalam diam,
kudengarkan rintik...