Dewan Permusyawaratan mahasiswa ( UII) bersama Keluarga Mahasiswa (KM) UII mengadakan rapat terkait pembentukan tim jas almamater pada Minggu 01 september 2013 bertempat di Kantor Lembaga Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya (FPSB). Pembuatan Jas Almamater ini adalah bagian dari agenda DPM Komisi IV. Kebutuhan kepanitiaan Jas Almamater terdiri dari Panitia Inti serta Panwil yang mewajibkan tiap Fakultas dan Lembaga Khusus (LK) mendelegasikan dua orang.
Rapat tersebut ada 3 orang yang mencalonkan diri sebagai ketua. Diantaranya yaitu Gusti dari LEM FTI, M.Faris Fajri dari DPM FE serta M.Kautsar dari DPM FK. Musyawarah internal dilakukan oleh ketiga calon tersebut. Dari hasil musyawarah yang dilakukan, M. Kautsar Terpilih sebagai Ketua Panitia Pembuatan Jas Almamater Universitas Islam Indonesia periode 2013/2014.
Tugas dan tanggung jawab Panitia ini diantaranya adalah membuat dan mendistribusikan Jas Almamater kepada Mahasiswa Baru 2013. Agenda pertama kepanitiaan ini adalah mendata kebutuhan jas almamater pada kuliah perdana yang di langsungkan 2 September besok.
Seorang mahasiswi baru (MIBA) sedang mencari jamaah mana ia bergabung di kantor LEM U. Foto oleh: Nafiul Mualimin.
Oleh Desi Rahmawaty
Usai pelaksanaan kuliah perdana, pukul 16.00 WIB para mahasiswa baru diminta untuk melihat pembagian anggota (jamaah) Pesona Ta’aruf (PESTA). Pembagian jamaah diumumkan melalui website resmi Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM UII) lem.uii.ac.id.
Meski sudah diumumkan melalui website yang semula ditujukan untuk memudahkan mahasiswa, namun tidak sedikit mahasiswa yang datang untuk melihat langsung pengumuman pada kantor lembaga.
Astrid Wijayanti, mahasiswi baru Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) mengaku bahwa pengumuman lewat website lebih efektif. Namun hal ini sedikit terkendala jaringan internet yang lemah .“Saya lebih memilih untuk mengeceknya dengan datang langsung untuk memastikan jamaah saya”, tukasnya.
Sama halnya dengan Ahmad Fauzi, mahasiswa baru Jurusan Teknik Kimia ini juga memilih mengecek langsung karena belum memiliki fasilitas untuk online. “Saya juga ingin memastikan nama saya, jika tidak ada kan bisa langsung dikonfirmasi ke panitia” jelasnya.
Dijadwalkan 4577 mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia mengikuti kuliah perdana di gedung Kahar Muzakir senin(02/09). Daya tampung gedung yang tak memadahi membuat sebagian peserta harus duduk di luar gedung.(Foto oleh: Nurjamilah)
Oleh : Yuyun NoviaS.
Kampus Terpadu-Himmah Online
Himmah Online- kapasitas auditorium dan jumlah mahasiwa baru yang hadir pada kuliah perdana tidak sebanding . Ribuan Mahasiswa baru memenuhi auditorium kahar Muzakir. Kursi-kursi juga disediakan dipelataran auditorium dan juga di pelataran Fakultas Psikologi Sosial Budaya (FPSB) belakang auditorium penuhi mahasiswa baru.
Banyak mahasiswa/i baru yang berada diluar auditorium membuat kulaiah perdana tidak efektif. Sebagian mahasiswa malah pergi ke kantin ataupun berteduh ditempat lain. Seperti halnya dengan Nanda budi prakoso, mahasiswa baru jurusan Teknik Kimia lebih memilih pergi kekantin daripada mengikuti kuliah perdana.
“Tempatnya panas, jadi mending duduk disini. Tapi tetep kedengeran apa yang disampaikan oleh pembicara, ” ujar Dama salah satu Mahasiswa Baru yang berada di parkiran sampaing auditorium.
Reportase bersama : Nur Jamilah dan Alvina Anggarkasih
Penjelasan perlengkapan Pesona Ta’aruf (PESTA) oleh panitia kepada mahasiswa baru 2013(MABA-MIBA). foto: Much Rahmat Akbar W.
Oleh: Zahrina Andhini.
Pada kuliah perdana dan pembekalan mahasiswa baru yang berlangsung di auditorium kahar muzakir yang dimulai pukul 07.00 pagi tadi. panitia Pesona Taaruf (PESTA) memberitahukan sejumlah perlengkapan yang harus dibawa pada PESTA besok yang akan dimulai selasa 3 september pukul 06.30.
Berapa perlengkapan dan atribut yang harus dibawa antara lain cocard atau tanda pengenal (warna kuning untuk wanita dan biru untuk pria), koran, 2 bungkus roti, air mineral 600 ml, bee jelly, jus madu , vitalong c. serta sembako yang akan digunakan untuk kegiatan bakto sosial. (mie instan dua bungkus dan satu buku tulis).
Himmah Online– Dewan Permusyawaratan mahasiswa ( UII) bersama Keluarga Mahasiswa (KM) UII mengadakan rapat terkait pembentukan tim jas almamater pada Minggu 01 september 2013 bertempat di Kantor Lembaga Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya (FPSB). Pembuatan Jas Almamater ini adalah bagian dari agenda DPM Komisi IV. Kebutuhan kepanitiaan Jas Almamater terdiri dari Panitia Inti serta Panwil yang mewajibkan tiap Fakultas dan Lembaga Khusus (LK) mendelegasikan dua orang.
Sebelumnya ada 3 orang peserta rapat mencalonkan diri sebagai ketua. Diantaranya yaitu Gusti dari LEM FTI, M.Faris Fajri dari DPM FE serta M.Kautsar dari DPM FK. Musyawarah internal dilakukan oleh ketiga calon tersebut. Dari hasil musyawarah yang dilakukan, M. Kautsar Terpilih sebagai Ketua Panitia Pembuatan Jas Almamater Universitas Islam Indonesia periode 2013/2014.
Tugas dan tanggung jawab Panitia ini diantaranya adalah membuat dan mendistribusikan Jas Almamater kepada Mahasiswa Baru 2013. Agenda pertama kepanitiaan ini adalah mendata kebutuhan jas almamater pada kuliah perdana yang di langsungkan 2 September besok.
Senin, 2 september 2013. Naskah Perjanjian mengenai Orientasi Mahasiswa Baru tahun ajaran 2013-2014 yang telah ditandatangani oleh ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM), dan sekrestaris umum.
Penyerahan Naskah ini dilakukan oleh oleh Fuad, ketua DPM UII selaku pihak pertama kepada Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan, Ir. Barhnas MSc. Selaku pihak kedua. Naskah yang diserahkan berisi rancangan kegiatan Pesona Ta’aruf 2013 yang rutin dilaksanakan oleh Universitas Islam Indonesia (UII).
Secara garis besar, isi naskah berisi tentang pihak pertama berjanji bahwa dalam pelaksanaan kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru,akan dilaksanakan secara bermartabat sesuai aturan yang berlaku dan tidak ada Kekerasan dalam pelaksanaannya.
Berebut ketupat menjadi rutinitas tahunan pada acara Syawalan warga Desa Jimbung, Klaten Kamis (15/8). Selain mengharapkan berkah, mereka juga mengincar hadiah cicin emas yang terdapat di dalam ketupat. (Foto oleh: Revangga Twin T.)
Oleh: Revangga Twin T
Klaten, Himmah Online
Oleh: Revangga Twin T.
Gunungan Ketupat merupakan tradisi Sawalan yang masih dipertahankan sampai sekarang oleh warga Desa Jimbung, Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah. Warisan leluhur yang digelar setiap hari ketujuh Hari Raya Idul Fitri ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat di sana. Mereka berkeyakinan, ketupat-ketupat yang disusun menyerupai gunung tersebut mempunyai berkah tersendiri bagi mereka yang memakannya.
Tepat pukul 08.00 WIB, rombongan gunungan ketupat diarak dari kelurahan menuju lapangan Desa Jimbung. Berjalan kaki kurang lebih sejauh satu kilometer, 30 menit kemudian rombongan pembawa gunungan ketupat tiba di Lapangan Jimbung. Tak ketinggalan, mereka menyelipkan do’a untuk limpahan berkah.
Tak pelak, do’a belum selesai dipanjatkan, 14 gunungan ketupat hibah dari Badan Perwakilan Daerah (BPD), Kepala Desa, Sekolah Dasar (SD), dan masyarakat sekitar itu sudah diserbu terlebih dahulu oleh para pemburu ketupat. Gunungan ketupat pun lenyap diraup dalam waktu singkat. Mereka tak mengurungkan niat sedikitpun untuk mundur meski harus berdesak-desakan dengan warga lain.
Lasiyani (40), warga Kregan, Jimbung, bersama suami dan anaknya rela berdesak-desakan untuk berebut ketupat dengan harapan bisa meraih berkah. Bahkan, jika beruntung, ia akan mendapatkan cincin emas yang memang sengaja disembunyikan oleh panitia di dalam ketupat. Tak hanya Lasiyani, di sana juga banyak pemburu ketupat yang berdesak-desakan membelah ketupat hanya untuk mencari cincin tersebut.
Perlu diketahui, tradisi Sawalan yang diadakan di Jimbung baru kembali digelar dua tahun terakhir ini semenjak desa mereka dialihkan ke Bukit Sidagura, Krakitan, Bayat pada tahun 2000. Membanjirnya pengunjung tradisi Sawalan inilah yang menjadi alasan pemerintah memindahkan acara tersebut ke tempat yang lebih luas di area Bukit Sidagura.
Bermula dari kegelisahan warga Jimbung atas dialihkannya tradisi milik mereka itu ke wilayah Krakitan. Permasalahan letak geografis serta pembagian kas Sawalan antara Desa Jimbung dengan Krakitan mengawali konflik acara Sawalan yang diselenggarakan tahun 2012. Kala itu, Maryono, salah satu warga Jimbung menyayangkan kebijakan pemerintah yang mengadakan acara Sawalan tanpa melibatkan warga Jimbung. Bahkan, pemerintah tidak mengikutsertakan nama Jimbung dalam spanduk Sawalan.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Yogyakarta, Aloysius Budi Kurniawan (tengah) saat menyampaikan konferensi pres adanya intimidasi kepada jurnalis dan aktivis pada saat pemantauan persidangan kasus cebongan. (Foto oleh: Ashyarudin Wahyu Y.)
Oleh: Desi Rahmawaty
Yogyakarta, Himmah Online
Selasa, 9 Juli 2013 Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta bersama dengan Koalisi Rakyat Pemantau Peradilan (KRPM) menggelar konferensi pers kerkait intimidasi yang dialami oleh wartawan dan beberapa aktivis yang memantau peradilan terdakwa penyerangan lapas cebongan.
Lukas S Ispandriarno yang merupakan salah satu dosen perguruan tinggi swasta di Yongyakarta mengaku mendapat pesan singkat bernada acaman usai mengisi salah satu acara RRI yang membahas tentang peradilan kasus cebongan.
Begitu pula dengan Sumiardi, salah satu staff di PUSHAM UII ini sebelumnya sempat berkomentar di salah satu televisi swasta, bahwa persidangan kasus ini harus dilakukan secara adil, Transparan dan Indepen. Setelah itu ia didatangi oleh orang yang tak dikenal di kediamanya yang mengaku sebagai sales dengan gerak-gerik dan beberapa pertanyaan yang tidak wajar.
Wartawan Tribun dan Kompas juga mengalami hal serupa. Wakil pemimpin redaksi Tribun Jogja beberapa kali ditelpon oleh orang yang mengaku sebagi penguasa hukum terdakwa dan meminta untuk bertemu. Pertemuan itu guna menayakatan dan menyampaikan keberatan terkait pemberitaan peradilan kasus cebongan.
Mengenai hal itu Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Yogyakarta, Aloysius Budi Kurniawan mengatakan akan mengirimkan surat pengaduan yang ditujukan kepada panglima TNI dengan dugaan pelanggaran hak kemerdekaan pers. Surat pengaduan tersebut mengatasnamakan Koalisi Rakyat Pemantau Peradilan Militer dimana meminta kepada panglima TNI RI untuk memperhatiakan dan mengambil tindakan terkait dugaan-dugaan menghalang-halangi kerja jurnalis yang telah di jamin dalam peraturan perundang-undangan.
Tim Koalisi Rakyat Pemantau Peradilan menghimbau agar para jurnalis tetap menjalankan fungsinya untuk mengontrol dan memantau jalannya peradilan kasus ini.
Reportase bersama: Yuyun Novia S. dan Asharudin Wahyu Y.