Wakil Dekan FIAI, Nanang Nuryanta (kiri) memperkenalkan jajaran dekanat FIAI dalam pembukaan Fantastik pada Sabtu (07/09). (Foto oleh: Ayoni Sulthon)
Oleh: Alfa Nur Sabila
Kampus Terpadu – Himmah Online
Pekan ta’aruf (Pekta) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) atau yang dikenal dengan nama Festival dan Ta’aruf Studi Kampus (Fantastik) resmi dibuka oleh Wakil Dekan FIAI, Nanang Nuryanta. Dengan mengambil tema “Reorientasi Jiwa Insani Menuju Karakter Ulil Albab”, fantastik kali ini diikuti lebih banyak mahasiswa baru dibanding tahun lalu.
Bertempat di Gedung Olahraga (GOR) Ki Bagoes Hadikoesoemo Universitas Islam Indonesia, fantastik akan berlangsung selama dua hari. Meningkatnya jumlah mahasiswa membuat pihak panitia memilih GOR sebagai tempat berlangsungnya rangkaian acara fantastik. Hal ini dikarenakan Hall FIAI yang biasa digunakan sebagai tempat rangkaian acara, tidak lagi bisa menampung kapasitas mahasiswa baru saat ini yang mencapai 425 orang.
Menurut posting-an berita kami yang berjudul “Gaya Baru Mendisiplinkan Panitia Masta” (http://lpmhimmahuii.org/gaya-baru-mendisiplinkan-panitia-masta/), aturan mengenai pendisiplinan panitia baru diberlakukan pada tahun ini. Yang benar adalah aturan pendisiplinan panitia sudah berlaku sejak Masta FMIPA 2012, seperti yang pernah kami beritakan pada Buletin KobarKobari edisi Pekta September 2012 dengan judul “Masta FMIPA yang Berbeda”.
Tampak salah satu barang Bakti sosial (Baksos) dari mahasiswa baru yang dikumpulkan saat hari pertama Pesona ta’aruf (Pesta), Selasa (03/09). Rencananya, hasil baksos akan didistribusikan pada H+1 Pesta 2013. (Foto Oleh: Muh. Rahmat Akbar)
Oleh :Laras Haqkohati
Seputar Kampus- Himmah Online
Bakti sosial (Baksos) Pesona ta’aruf (Pesta) 2013 kembali digelar pada tanggal 3-4 September 2013. Konsep acara baksos kali ini berbeda dengan tahun lalu. Jika sebelumnya baksos dilaksanakan saat Pesta berlangsung, maka tahun ini diadakan saat Pesta usai. Alasan Novia Yanur Setiawan selaku Koordinator Komisi A memberlakukan hal tersebut ialah butuhnya tenaga panitia yang lebih banyak untuk mengurus baksos.
Mekanisme distribusi baksos sendiri sudah di-plotkan. “Baksos bukan hanya untuk Pesta sendiri, tetapi sesuai kesepakatan, panitia Pesta dan LEM (Lembaga Eksekutif Mahasiswa-red) akan mendapatkan jatah baksos masing-masing. Begitu juga dengan Lembaga Khusus,” ungkap Wawan.
Terkait pembagian baksos ke Lembaga Khusus (LK), dari pihak panitia Pesta maupun LEM belum mendapatkan kepastian jawaban. “Dari teman-teman LK yang dihubungi oleh ketua LEM belum memberikan balasan. Itu kanperlu disetujui juga, tidak semata-mata kita berhak menentukan. Ada persetujuan dari pimpinan-pimpinan Lembaga Khusus sendiri yang nantinya akan menentukan berapa persennya”, sambung Wawan saat ditemui dalam konferensi pers Selasa malam (03/09) lalu di depan Kahar Muzakkir.
Emil Anshori selaku ketua LEM menjelaskan bahwa pihak LEM sudah menghubungi pihak Lembaga Khusus terkait baksos, namun yang bersedia hanya Mapala karena kebetulan mereka juga memiliki desa binaan. Untuk menghindari macetnya distribusi baksos seperti tahun kemarin, Emil mengantisipasinya dengan jalan memperlancar komunikasi antara pihak LEM dengan LK.
Menurut keterangan Novia Yanur Setiawan, jatah baksos akan dibagikan ke masyarakat Dusun Bandulan dan Kandangan, Sukoharjo, Sleman. Pihak panitia Pesta mengirimkan undangan kepada petinggi daerah dusun tersebut supaya bisa menghadiri acara penyerahan baksos secara simbolis saat penutupan Pesta. Sedangkan panitia-panitia, khususnya Organizing Committee (OC) akan membawa baksos tersebut ke dusun yang telah ditentukan. Tetapi, saat itu yang hadir bukanlah dusun seperti yang diungkapkan Wawan, melainkan dari Desa Umbulmartani.
Di hari pertama Masa ta’aruf (Masta) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), banyak peserta jatuh sakit. Hal ini membuat Staf Departemen Kesehatan kewalahan. (Foto oleh : Muh. Rahmat Akbar)
Oleh : Yuyun Novia S.
Seputar Kampus – Himmah Online
Hari pertama Masta diwarnai dengan banyaknya mahasiswa baru yang jatuh sakit saat penertiban dari boulevard UII menuju lokasi panggung Masa ta’aruf (Masta) yang terletak di parkiran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Penyakit asma dan maag yang mendominasi sakit mereka ini cukup membuat para Staf Departemen Kesehatan kewalahan.
“Ada satu mahasiswa baru yang harus dilarikan ke Rumah Sakit karena panitia tidak mampu mengatasi penyakit asma yang diderita maba tersebut,” ujar Rino Galang Prabowo, salah satu staf Departemen Kesehatan.
Lanjut Rino, sebelum Masta dimulai sebenarnya sudah ada himbauan untuk mahasiswa baru agar segera melapor ke panitia mengenai penyakit yang dideritanya. Sayangnya, masih ada saja mahasiswa baru yang enggan melapor ke panitia. Hal inilah yang membuat banyaknya peserta Masta tumbang terlebih dulu di awal kegiatan.
Hukuman bagi panitia yang terlambat saat acara Masa ta’aruf (Masta) pada Jum’at (06/09). Tindakan ini dilakukan untuk mendisiplinkan panitia.(Foto Oleh : Muh. Rahmat Akbar)
Oleh: Yuyun Novia S.
Seputar Kampus – Himmah Online
Tahun ini, aturan baru diberlakukan bagi panitia Masa ta’aruf (Masta) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang datang terlambat. Mereka yang datang terlambat harus memakai selebaran bertuliskan “Contoh panitia yang tidak disiplin” dan ditempelkan di punggung.
Ratih Dyah Listyaningrum, salah satu Staf Departemen Publikasi dekorasi dan dokumentasi (Pubdekdok) mempunyai alasan tersendiri mengapa ia terlambat. Ia mengaku harus mendekorasi panggung yang nantinya akan digunakan pada saat acara Masta di pagi hingga sore hari. Sedangkan ia harus pulang terlebih dahulu ke kosnya yang berada di kilometer sepuluh untuk mengganti baju. Di lain sisi, panitia telah menyepakati waktu berkumpulnya adalah pukul empat dini hari. Jika melebihi waktu tersebut, maka sudah dihitung terlambat, meskipun hanya lebih satu menit.
Ditemui di tempat yang sama, Nacha, salah satu panitia yang juga terlambat mengaku tidak ada yang mengantarkannya menuju lokasi Masta yang berlokasi di parkiran FMIPA.
Meskipun masing-masing panitia mengantongi alasan atas keterlambatannya, pihak komisi B tetap tidak bisa membenarkan. Mereka tidak menerima alasan apapun dari panitia tersebut. Menurut Ratih, peraturan ini memang sengaja diberlakukan komisi B guna memberikan efek jera kepada panitia dan juga untuk mendisiplinkan mereka agar tidak mengulanginya lagi di Masta hari kedua.
Senin (02/09) kuliah perdana mahasiswa baru (MABA-MIBA) Universitas Islam Indonesia di auditorium Kahar Muzakkir. Dalam kuliah ini Fitra Roman Cahaya, sebagai pemateri menyampaikan materi tentang Build Dreams Come True, Learning from the Past. (Foto : Muh Rahmat Akbar)
Oleh: Galuh Ayu P.
Kampus Terpadu-Himmah Online
Tahun ajaran baru 2013/2014 mahasiswa/i baru Universitas Islam Indonesia diawali dengan kuliah perdana bertemakan Build Dreams Come True, Learning from the Past (membangun mimpi dengan belajar dari masa lalu). Kuliah perdana yang diselenggarakan pada Senin, 2 September 2013 bertempat di auditorium Kahar Muzakkir. Para mahasiswa/i baru terlihat antusias mengikuti kuliah perdana meskipun kapasitas auditorium tidak mencukupi.
Fitra Roman Cahaya, sebagai pemateri, mengawali kuliah perdana dengan menyampaikan bagaimana kehidupan seorang mahasiswa dengan tugasnya yakni belajar.“Usahakan segala aktivitas yang anda lakukan dapat menghasilkan sesuatu, yang biasa disebut achievement,” tambah Fitra, yang juga dosen akuntasi UII.
Seorang mahasiswa yang ingin membangun mimpi bisa saja menemui kegagalan. Dari kegagalan tersebut dapat dipelajari penyebabnya karena masing-masing orang mempunyai kelebihan dan kelemahan. “Lihat kelemahan Anda, ada tidak yang bisa anda improve,” tuturnya. Semakin pandai seorang mahasiswa mengembangkankelemahannya, semakin terlihat sebesar apakah mereka berani memperjuangkan mimpi mereka.
Mimpi Fitra sendiri ketika menjadi mahasiswa adalah ingin berkeliling ke luar negeri. Berbagai macam strategi ia lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Kegagalan Fitra gunakan sebagai evaluasi dan pelajaran. “Learning from the past, learning from the failure, and keep praying (belajar dari masa lalu, belajar dari kegagalan dan senantiasa berdoa)”, begitu pesan Fitra mengakhir kuliah perdana tersebut.
Mahasisawa baru (MABA-MIBA) Universitas Islam indonesia melakukan simulasi aksi rabu (04/09). Para peserta aksi mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan, dan menuntut untuk menurunkan biaya pendidikan. (Foto: Nafiul Mualimin)
Oleh Alvina Anggarkasih
Seputar Kampus Terpadu-Himmah Online.
Aksi unjuk rasa Mahasiswa Baru (MABA) dan Mahasiswi Baru (MIBA) kembali digelar pada PESTA 2013. Pada (04/09) siang, mereka mulai bergerak dari Gedung Kahar Mudzakkir dan berhenti di depan Gedung Rektorat.
Di sana mereka pun mulai menunjukkan aspirasi. “Biaya kuliah terlalu mahal,” teriak salah satu mahasiswa baru peserta aksi. Tuntutan yang di sampaikan kebanyakan mahasiswa baru ini terkait mahalnya SPP dan biaya Catur Dharma.
Pihak panitia pun meminta salah satu perwakilan dari rektorat untuk bertatap muka dengan para mahasiswa baru yang melakukan aksi unjuk rasa. Ditemui usai acara, AF Djunaidi selaku Direktur Kemahasiswaan pun berhasil ditemui. Ia menerangkan bahwa sudah ada transparansi biaya kuliah, seperti yang tercantum di dalam buku panduan. Fasilitas yang ada dikampus juga sudah sepadan dengan apa yang dibayarkan oleh mahasiswa. Secara umum, aksi yang berlangsung sekitar dua jam ini berjalan cukup lancar.
Tampak salah satu pemulung sedang memungut sampah PESTA (04/09). PESTA bukan hanya dirasakan Keluarga Mahasiswa UII, tetapi para pemulung juga berbondong-bondong menyambut sampah-sampah tersebut sebagai ladang rezeki mereka. (foto: Asyharuddin Wahyu Y.)
Oleh: Desi Rahmawaty
Seputar Kampus Terpadu-Himmah Online.
Sampah-sampah yang berceceran di area PESTA 2013 dijadikan ladang rezeki bagi sebagian orang. Salah satunya Tentrem. “Ini untuk tambahan lauk,” terang perempuan setengah baya yang pekerjaan sehari-harinya memulung sampah ini.
Sisa koran, brosur, sampai dus makanan langsung disambut oleh para pemulung ini. Meskipun kampus sudah mengirimkan petugas kebersihan, tidak menutup kesempatan bagi mereka untuk ikut serta mengangkut sampah-sampah tersebut.
Tentrem biasanya menjual hasil memulungnya dengan harga Rp 500,00/kg. Namun, di PESTA ini ia optimis bisa meraup untung lebih karena kiloan yang didapat cukup banyak.
MABA dan MIBA mengikuti pengenalan lembaga tingkat universitas di Gedung Kahar Mudzakkir pada Rabu (04/09). Dengan mengikuti acara ini, mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dalam lembaga. (Foto oleh : Muh. Rahmat Akbar)
Oleh : Nurjamilah.
Seputar Kampus Terpadu- Himmah Online.
Hari kedua PESTA diawali dengan agenda talkshow kemahasiswaan pada pukul 07.00 WIB. Talkshow kelembagaan tersebut dihadiri oleh perwakilan Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM), Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) dan juga Lembaga Khusus (LK) seperti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Himmah, Mapala Unisi, Kopma, dan Marching Band. Masing-masing Lembaga menyampaikan gambaran umum serta kegiatan-kegiatan mereka. Hal ini bertujuan sebagai media promosi sekaligus menjaring mahasiwa/mahasiswi baru untuk berorganisasi di kampus.
Rafi Syachdi, Mahasiswa Baru (MABA) dari Fakultas Hukum menyampaikan bahwa dia tertarik dengan semua lembaga yang ditawarkan. Ia juga masih berpikir untuk memilih bergabung dengan lembaga yang cocok dengan dirinya.
Di lain sisi, Luciana Sari, Mahasiswi Baru (MIBA) dari Fakultas Hukum mengungkapkan talkshow ini kurang menarik. “Yang ngomong di depan itu kayak ngomong sendiri. Gak jelas gitu.” ujarnya saat ditemui di dalam Gedung Kahar Mudzakkir.
Simulasi Aksi tahun ini akan dilaksanakan berbeda. Ditemui seusai kuliah perdana (02/09) ketua komisi 1 Dewan Permuswaratan Mahasiswa (DPM U) Muhtar Yogasara menyatakan bahwa sebelum simulasi, maba miba akan diberi pemahaman tentang manajemen aksi terlebih dahulu.
Aksi merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan saat pesta. kegiatan ini betujuan menanamkan keberanian para mahasiswa baru dalam menyampaikan aspirasinya. Berdasaarkan evaluasi tahun kemarin, aksi tahun sekarang akan dilaksanakan lebih matang.
Jika tahun kemarin kegiatan aksi sampai dilaksanakan di gedung DPRD Yogyakarta. Aksi tahun ini hanya akan dilaksanakan di kampus terpadu UII. Peserta aksi hanya diwakili oleh tiga orang per jamaah, selebihnya akan ada forum group discussion di jamaah masing-masing