Beranda blog Halaman 133

Anggap Aku Sahabatmu

Oleh: Ruhul Auliya

Sudah 2 jam aku duduk di aula ini. Namun aku belum juga ingin beranjak. Hingar- bingar santriwati lain tidak berpengaruh untukku. Karena di hati ini masih terasa sangat sepi.

Aku masih merenung. Sedalam yang aku bisa. Menyandarkan kepala, hati dan fikiranku pada tiang aula. Karena tak ada lagi pundak yang mau menyanggaku. Menyangga hatiku yang rapuh.

Ku arahkan pandanganku lurus kedepan. Kearah sebuah pondasi bangunan. Disana ada 3 orang santriwati sedang bercengkrama ria. Ana, Fitria, dan sarah. Mereka adalah 3 sahabat. Namun bukan ketiganya yang aku perhatikan saat ini. Melainkan salah satu diantara mereka. Sarah.

Sarah adalah seseorang yang selama ini ku anggap sahabat. Ya, bagiku dia adalah sahabat terdekatku. Sejak aku mulai menginjakkan kakiku di pesantren ini. Dia orang pertama yang dekat denganku. Dulu kami sering menghabiskan waktu bersama. Bermain, belajar, atau hanya sekedar ngobrol. Berbagi suka dan duka. Tapi kini, waktu itu telah hilang. Namun masih sempat saling bertukar fikiran. Aku sangat peduli padanya. Apaka dia masih peduli padaku? Aku tidak tau. Yang jelas, dia tidak pernah bertanya lagi “ Kamu kenapa?” dan tidak pernah mengucapkan “Met Ultah”.

“Kamu kenapa, yen?” Tanya Afwan , teman akrabku saat ini, kepadaku setelah melihat air mataku yang mengalir tanpa sadar.

“ Gak ada apa-apa kok.” Ujarku berbohong sembari menghapus air mataku.

“Kamu masih mikirin Sarah?” Tanyanya lagi tak percaya. Dia memang tau permasalahanku tentang Sarah. Aku hanya menunduk dan beranjak pergi.

***

Teeeetttt…..!!!!!!!

Bell tanda istirahat telah berbunyi. Aku keluar dari kelas. Hari ini adalah hari ulang tahunku. Teman-teman sekelas mengucapkan selamat dan memberikan hadiah. Aku benar-benar senang hari ini.

Ku langkahkan kakiku menuju tempat wudhu. Tapi tepat di sebuah lorong sepi depan gudang, kulihat sarah duduk sendiri sambil menunduk. Sebuah buku catatan kecil terpaku ditangannya. Aku heran. Sepertinya dia sedang sedih. Ku balik arahku menuju sarah. Ku dekati ia.

“ Kamu kenapa?” Tanyaku. Dia menggeleng. Nanun kulihat butiran air mata jatuh di tangannya. Aku duduk disampingnya. “ Aku tau kamu sedih. Jangan nutup-nutupin dech.” Ujarku dan menggenggam tangannya.

“ Aku berantem sama Ana dan Fitria.” Ujarnya. Dia terdiam sejenak dan kembali bercerita. “ Semalem, paku minta di ajarin tugas matematika ke Fitria. Tapi  dia nggak mau. Dia bilang dia sibuk harus ngumpulin proposal untuk acara “Debate Contest” dua minggu lagi. Aku minta Ana yang ngajarin. Tapi Ana juga bilang sibuk buat yel-yel untuk English camp. Aku marah sama mereka. Lalu mereka bilang kalo aku egois. Dan mereka gak pernah nyapa aku pagi ini. Mereka cuek. Aku sedih banget. ” Ujarnya sambil menangis tersedu-sedu. “Mereka adalah sahabat aku. Aku gak mau kehilangan mereka.” Tangisnya pecah. Ku peluk ia erat. Ingin rasanya aku menangis. Ucapannya sangat mengiris hatiku. ‘Apa aku bukan sahabatmu?’ tanyaku dalam hati. Hanya di dalam hati. Aku menangis dalam diam. Sambil sesekali menyeka air mataku agar tidak terlihat olehnya. Ku lepas pelukanku, Kemudian ku hapus air matanya dan berkata.

“ Sarah….terkadang apa yang kita inginkan tidak mesti kita dapatkan. Kalian memang sahabat. Dan aku yakin mereka juga sangat menyayangimu. Tapi, mereka juga punya kehidupan sendiri. Aku tau kamu butuh banget. Tapi mereka juga punya kesibukan sendiri. Kamu tau kan, proposal yang di kerjakan Fitria penting banget?” Ujarku. Dia mengangguk perlahan. Aku tersenyum tulus. “ Sekarang kamu minta maaf ke mereka. Tuh mereka baru keluar dari tempat wudhu’ !” Seruku sambil menunjuk ke arah Ana dan Fitria yang baru keluar dari tempat wudhu’.

Sarah tersenyum dan mengangguk. “ Thanks, ya” Ucapnya dan berlalu meninggalkanku. Aku hanya bisa tersenyum setulus yang aku bisa. Kulihat dia dari kejauhan. Sarah terlihat canggung berkata pada Ana dan Fitria. Entah apa yang mereka bicarakan. Namun sesaat kemudian aku melihat mereka berpelukan. Hatiku terasa sangat perih. Air mataku merembes dari sudut mataku. Ku telungkupkan wajahku dengan kedua kakiku sampai kurasakan sebuah pelukan hangat. Ku dongakkan kepalaku. Kulihat Afwan. Kupeluk ia erat. Sangat erat.

“ Dia memang tidak pernah menganggapku sahabat.” Ucapku perih. Entah berapa lama.

Esensi Praktikum 75%, Kewajiban 100%

Sebagian besar  mahasiswa mengatakan begitu berat jika harus praktikum dengan pertemuan 100% hadir. Menurut pendapat bagi para mahasiswa, bahwa ini bukan menyangkut hal yang berat untuk dilakukan, namun, kendalanya jikala mereka berhalangan hadir seperti sakit, acara keluarga, organisasi penting, perlombaan keolahragaan dan bencana alam. Nah,surat menyurat tidak akan berlaku, walaupun keputusan dokter sekalipun.

Didapat dari fakta yang ada, kewajiban 100% pada praktikum, seperti halnya di Teknik Informatika, hubungan ini berdampak baik juga bagi mahasiswa. Bukan sistem yang salah, tapi, kurikulum pada praktikum ini telah diuji dari segi keefektifan dan efisiensinya, 75% berlaku pada teori mata kuliah karna memang pertemuan perkuliahan 14 kali, dan terbukti, jika kita izin tidak masuk kuliah, maka masih bisa belajar dari materi yang di upload melalui klasiber. Dan mungkin, pada pertemuan dengan dosen yang sama kita masih bisa masuk lagi.

Sedangkan praktikum hanya memiliki 7 pertemuan, para asisten laboratorium pun mengiyakan bahwa ini pertemuan wajib 100% dari kebijakan kampus. Sedangkan 25% diganti dengan  denda atau bahasa lainnya inhal dengan membayar Rp.25000,-. Dan jika mahasiiswa tidah mengikuti inhal maka akan dikenakan biaya Rp.50.000,-. Dan menurut saya ini tujuannya baik, agar diberikan efek jera pada mahasiswa yang tidak hadir dalam praktikum.Percuma dong otak diisi dengan teori yang membosankan!, seperti kata Anies Baswedan, “manusia itu butuhnya praktek, ketika mereka diberi teori tentang troubleshooting komputer misalnya, gimana jadinya mereka harus susah payah untuk berimajinasi, ntar juga lupa.nah jika dihadapkan sebuah keyboard, ketik ctrl+enter, makka akan terserap cepat karna langsung mengaplikasikannya”.

Intinya, jika orang melihat gambar vs tulisan, yah pasti gambar.sedangkan wajah vs nama orang, pasti wajah, karna sesuatu yang visual itu merasuk cepat oleh otak kanan. Jika harus memilih, mudah mengingat sebuah cerita novel atau film, pasti, mayaoritas orang indonesia lebih memilih film dan akan mudah diceritakan kembali. Karna menurut sebuah penelitian bahwa jiwa suka membaca orang indonesia termasuk minimum.

Pilihan Universitas Islam Indonesia (UII) pasti telah mengkaji matang-matang, termasuk banyaknya kehadiran aliansi yang menuntut kebijakan 75% dihapuskan.Minus itu pasti ada, tapi kalau Plus lebih menonjol dan mendatangkan banyak manfaat, kenapa mesti pilih yang berdampak tidak baik. So thingking!!

 

 

Mahfud: Saya Tidak Pernah Meninggalkan UII

Yogyakarta, Himmah Online

Oleh: Moch. Ari Nasichuddin

Senin, 15 April 2013, Mahfud MD mantan Ketua  Mahkamah Konstitusi, menjadi pembicara utama dalam seminar yang diadakan oleh UII. Dalam kesempatan itu, Mahfud mengatakan, “saya diundang dalam acara welcome back  to campus. Padahal saya merasa tidak pernah meninggalkan UII.”

Edy Suandi Hamid, selaku Rektor UII juga menuturkan dalam sambutannya, “kita ikhlaskan bila pak Mahfud kembali ke masyarakat.” Menurutnya salah satu tujuan seminar ini adalah untuk mengucapkan selamat datang kepada Mahfud yang telah kembali ke UII.

Seminar ini juga dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.

Reportase bersama Aghreini Analisa.

Disambut Banyak Kelompok, Ini Tanggapan Mahfud

Yogyakarta, Himmah Online

Oleh: Moch. Ari Nasichuddin

Kedatangan Mahfud dalam acara seminar yang diadakan UII disambut oleh banyak kelompok. Salah satunya Persatuan Tukang Gigi.

Menanggapi hal itu Mahfud mengatakan, penyambutan itu sebenarnya tidak perlu, karena saya tidak pernah meninggalkan UII. “Yang kedua saya diundang ke sini berkaitan dengan 7 dasawarsa UII,” terang Mahfud. “Saya siap ke kampus. Saya siap mencetak kader bangsa sesuai visi misi UII,” tegas Mahfud.

Reportase bersama Aghreini Analisa.

Diam bukan berarti bodoh

Oleh: Fajar Noverdian

                 Sebuah BMKG menunjukkan, sekitar 2 hari lagi akan terjadi sebuah angin besar di pedesaan kecil sudut kota Bandung. Semua penduduk desa telah mempersiapkan diri untuk berkemas. Kepala Desa (Kades) pun menghimbau agar para warga mengasingkan barang-barang berharganya ketempat yang aman.

Sehari sebelum bencana itu terjadi, terlihat seorang pemuda yang masih bertahan lengkap dengan seisi rumahnya. Sosoknya terkenal pendiam, low profil dan jarang sekali hadir di hadapan warga kampung. “ biarin saja, dia itu lelaki bodoh yang tak tau apa-apa, ngapain kita ngurusin dia, toh dia ini yang rugi,” saut sinis dari salah satu warga didepan rumahnya.

Para warga pun pergi berhamburan untuk mengungsi dari kampung itu. Di pengungsian, salah satu warga melapor, ”pak masih ada satu warga kita yang belum mengungsi.”

“Mungkin ia bodoh dan pasrah terhadap hidupnya,” komentar salah seorang warga yang terkenal sombong di kampung itu. “ Huss, ngawur kamu, iya deh, nanti saya coba cek kesana,” ujar Kades.

Pak Kades pun datang ditemani 5 orang warga, “pak, kenapa bapak tidak ikut mengungsi? Tanya pak Kades itu. “maaf pak, bukannya saya lancang, tapi yang akan terjadi hari ini hanyalah angin biasa, kita berdo’a saja supaya tak terjadi apa-apa,” kata pemuda itu menolak. Bisik antar 5 orang warga itu pun saling menghujat. “sudah pak, biarin aja, untuk apa kita perdulikan lelaki bodoh ini, dia itu stres, sudah bosan hidup.hahaha”kata salah satu dari warga tersebut dan mereka tertawa. Pak kades terus membujuk pria itu, namun ia tetap menolak. Hingga akhirnya hari itupun datang yang telah ditetapkan BMKG.

Warga pun kembali dengan penuh sesal dan penasaran,” kok tak ada yang berserakan, roboh dan pohon tumbang,” pikir seorang warga penasaran saat kembali ke desanya. Para warga yang bersamaan kembali melihat didepan rumah pemuda bukan pengungsi itu. Terdapat pengumuman di depan rumahnya, cerah berawan dan angin biasa. Susanto Pakar BMKG Jakarta.

Susanto adalah seorang Pakar BMKG ternama di Jakarta,  ia melakukan penelitian di pedesaan kecil itu selama beberapa bulan. Pesan moral: harusnya jika ingin memandang seseorang jangan dari kulit luarnya saja. Dont Judge from the cover. perlu interaksi intens jika ingin mengenal sosoknya, menurut pepatah diam itu emas dan berbicara itu perak. dan tidak selamanya orang diam itu bodoh.

 

Tidur siang menambah daya ingat

Setiap manusia pasti butuh tidur, ternyata hal kecil seperti tidur siang juga berdampak baik bagi kesehatan otak.  Sebuah studi mengindikasikan, mereka yang rutin tidur siang 10 hingga 20 menit setiap hari dapat meningkatkan mood dan kewaspadaan sepanjang hari.

Ketika tertidur, ada banyak hal yang terjadi pada otak . otak kanan menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi. Hal itu aneh karna sebagian besar orang menggunakan tangan kanan yang didominasi otak kiri, tapi ketika beristirahat , otak kanan lah yang paling aktif,” kata andrei medvedev, pembantu profesor di center for functional dan molecular imaging georgetown university. beberapa  manfaat kenapa anda harus tidur siang yang harus anda ketahui,

Meningkatkan Kerja memori

Aktifitas ternyata banyak menuntut kinerja otak serta lelah dalam menampung informasi yang berlebihan dapat mengganggu daya konsentrasi . Dalam sebuah penelitian juga menunjukkan tidur siang setidaknya 30 menit dapat meningkatkan daya ingat, karna otak kembali fresh.

Meringankan Psikologis

Jika anda merasa lelah dan otak sering buntu, bisa jadi itu salah satu penyebab stres. Stres biasanya terjadi saat kita tidak cukup tidur 6-8 jam /hari. Oleh karna itu, tidur siang 30 menit dapat memulihkan rasa penat yang terjadi pada otak , sehingga membantu memperbaiki kualitas mental yang lebih baik.

Menambah semangat

Pernah melihat anak-anak balita, ketika mereka terbangun dari tidur siangnya terlihat lebih bersemangat dan ceria. Cenderung mereka lebih aktif dan mampu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, serta tidak jarang mereka lebih berprestasi disekolah.

Memperkuat daya ingat

Menurut paller, Peningkatan aktivitas otak saat tertidur, tidak hanya bermanfaat bagi yang sedang belajar musik. Dalam mempelajari bahasa asing, kata-kata atau istilah baru akan lebih mudah diingat jika sering diperdengarkan saat sedang tidur.

Nah ternyata tidur siang memang penting bagi kesehatan tubuh, namun, bukan kuantitas yang mempengaruhi keadaan otak kita saat sedang tidur, tapi kualitas tidur yang baik, mampu memperkuat jaringan sinyal otak kita berjalan dengan sempurna.Bukan hanya itu, resiko serangan jantung juga dapat dicegah melalui jam tidur yang singkat pada siang hari.

 

 

 

 

 

 

 

Bermimpi untuk Merancang Masa Depan

Buku yang disusun Berboy ini mengangkat perjuangan orang-orang bermimpi besar dalam perjalanan mewujudkan mimpinya. Kisah perjuangan tersebut diperoleh dari beberapa sumber, seperti koran harian, internet, dan lain-lain. Terdapat kurang lebih 14 kisah di dalam buku ini.

Sangat ditegaskan, berpendidikan dan memiliki modal besar bukan menjadi faktor utama untuk meraih sukses. Kemampuan mengolah emosi dan melihat peluang adalah yang akan menentukan ke depannya kita. Semua impian akan terwujud jika kita memiliki kemauan dan ketekunan.

Jangan takut untuk bermimpi, salah satu pesan yang didapat dari buku ini. “Menuntut Ilmu Setinggi Langit” adalah salah satu sub judul dari buku ini. Sub bab tersebut menceritakan seorang lelaki dari keluarga kurang mampu, Putu Putrayasa. Putus sekolah menjadi momok yang harus Putu taklukkan. Orang tuanya sudah tidak mampu membiayai sekolah. Ia harus berperang batin saat orang tuanya menyuruh berhenti sekolah. Namun Putu tidak putus asa, ia justru semakin bertekad untuk melanjutkan pendidikan dengan mencari beasiswa.

Sesampainya lulus dari SMA, Putu bekerja sambilan untuk membiayai kuliah dan kebutuhannya sendiri. Menjadi kurir fotokopi sampai me-laundry pakaian, ia kerjakan untuk membayar uang kuliahnya. Di tahun ketiga, Putu mulai merintis toko komputer bersama temannya. Di tahun kelima, ia telah mempunyai 19 toko komputer, bahkan ia pun mampu mengirim uang kepada orangtuanya sebesar tiga juta rupiah per bulan. Akhirnya, kesibukan mengelola toko komputer membuat Putu tidak bisa melanjutkan kuliahnya. Ia lalu berhenti kuliah.

Dulu, Putu pernah bermimpi untuk membuat sebuah sekolah. Dan impiannya itu perlahan terwujud di saat kejayaannya mengelola toko komputer. Putu berhasil membangun sebuah sekolah Akademi Komputer Mitragama Informatika di Baturaja, OKU, Sumatera Selatan.

Dari tampilan fisiknya, buku ini tampak selayaknya novel walaupun isinya tidak demikian. Ukuran buku ini cukup tipis, tidak terlalu tebal. Penulis menyajikan buku ini dengan harapan para pembaca tidak terlalu lelah saat membacanya. Bahasa-bahasa yang digunakan juga tidak banyak menggunakan bahasa kiasan, seperti halnya terdapat pada  novel-novel.

Namun, masih banyak yang janggal, dari foto yang kurang informatif dan warna kertas yang kurang nyaman. Selain itu, masih banyak pula pertanyaan yang belum terjawab dalam buku ini, antara lain bagaimana jika dalam menuju sukses itu dirinya bertemu dengan kegagalan. Kesuksesan memang menjadi pokok bahasan dalam buku ini,  namun buku ini belum cukup menjawab bagaimana kalau usaha kita gagal serta bagaimana cara untuk menghadapi kegagalan itu.

Pada akhirnya, buku ini disajikan untuk menggugah para pembaca agar mensyukuri dan memaksimalkan apa yang ia miliki untuk menjadi orang yang sukses. (Revangga Twin T.)

Kriteria Dosen Rekomendasi bagi Mahasiswa

Ketika dihadapkan pada sebuah perkuliahan, mahasiswa punya cara tersendiri agar menjadi aktif dan berusaha menuju IP cumload.  Keaktifan mahasiswa kini, tergantung pada seberapa nyamannya ia belajar. Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) misalnya, sebelum masa key in dimulai, jika ia tidak pandai-pandai mencari informasi, maka semangat belajar, datang diperkuliahan serta berhubungan baik dengan dosen tak pelak sering menjadi miss communication. Menurut voting di beberapa fakultas, tipe dosen kesukaan mahasiswa adalah

1.       Dosen yang tidak pelit nilai

       Pernah melihat dosen killer, sangar, pelit nilai lagi. Wah komplit deh! . kebanyakan dosen seperti ini terlalu selektif dan sebanding lurus dengan caranya menerangkan, intinya mereka telah mengajarkan, tidak mau tahu mahasiswa tersebut mengerti atau tidak. Yang penting bagi si dosen, dia telah menjalankan tugasnya dan memberi mereka nilai apa adanya.

2.       Dosen  Having fun serious- serious having fun

       Mahasiswa senangnya tertawa, disamping ia memperhatikan dosen memberikan materi, ia juga butuh suasana open mic dalam belajar. Bayangkan jika seorang dosen, hanya karna kita disebut “Mahasiswa” yang artinya mereka telah memasuki masa adult, makanya dosen sekarang hanya mengajar, bukan sekaligus membimbing dan memberi pencerahan kepada mahasiswa.

3.       Dosen yang menghargai pendapat mahasiswa

                Mahasiswa vs dosen!. Biasanya ada mahasiswa yang serba tahu, ia selalu bertanya atau menguji seorang dosen tersebut. Hal ini memang tidak boleh diindahkan, bahwasanya dosen itu juga sama seperti mahasiswa yang masih butuh dikritik dan memperdalam lagi pengalamannya. Nah, bagi dosen yang perlu tahu, ia bukanlah senior atau guru yang selalu benar, seorang guru patut menghargai dan mengapresiasi keaktifan bagi anak didiknya.

4.       Dosen yang perhatian terhadap kesulitan mahasiswa

       “Blank nih, udah 5x diulang-ulang materinya tapi gak ngerti juga”,keluhan mahasiswa.  biasanya kalo materi udah bersifat coding plus analisis, kebanyakan mahasiswa pada mengeluh. Disinilah letak inisiatif dari dosen agar membuat ia paham, bagaimana supaya mahasiswa itu tetap nyaman berada dikelas. “gimana private aja kamu datangi saya ketika saya tidak mengajar!, saut sang dosen” nah ini dosen recommended banget yang sadar akan kepedulian mahasiswanya.

Amitie’

Oleh: Ruhul Auliya

Awan hitam menyelimuti sore itu.Angin berhembus cukup kencang mendinginkan tubuhku.mengibarkan kerudung dan gaun hitamku.dan menampar-nampar hatiku yang terkoyak.aku berdiri terpaku menatap sekeliling.tiada siapa pun.hanya aku sendiri ditwmani bisikan rindu sang angin.

Aku berdiri terpaku.menatap perih sebuah makam di sampingku.dan kuemukan sebuah nama terpampang tegas dibatu nisan nya yang perlahan mengiris luka  yang selalu bersemayam dalam hatiku.

Seketika,air mataku pun merembes keluar dari sudut mataku.ketika rintik-rintik huj an mulai mengguyur pemukaan bumi.membasahi kekosongan dan kesedihanku.mencoba menghapus rindu  yang senan tiasa mengglayut dalamkesibukan hari-hariku.
kutengadahkan kepalaku dan perlahan ku tutup mataku.mecoba menikmati senandung lagu rindu yang didendangkan sang hujan.lagu rindu yng memaksaku mengingat sebuah kenngn yang begitu pahit.Dan memory itupun senantiasa terputa kembali dalam ingatanku…………….

 

Gadis kecil itu berlari kencang sambil menggiring bola ditengah ditengah derasnya air hujan.Menikmati irama rintik hujan.Sementara ,seorangan anak laki-laki mengejarnya dari belakng berusaha merebut boala dari gadis kecil itu.namun,gadis kecil itu terus berlari dan menggiring bola dengan lincah.

Gadis kecil itu adalah aku, Casey. gadis kecil berrumur 10 tahun. dan anak laki-laki itu adalah sahabatku, Riko, yang berumur 12 tahun.

Ricko adalah sahabatku yang paling aku sayang. Dia adalah seorang pianis. Disekolah, kami sering dipasangkan untuk acara hiburan dalam berbagai acara disekolah karena aku adalah seorang penyanyi. Dia adalah kakak kelasku di sebuah sekolah dasar terkenal di sebuah kota keci di Prancis, dan kami sangat dekat. Dan kedekatanitulah yang membuat kami selalu berusaha saling menjaga. Dia selalu menjagaku dari anak-anaknakal yang suka menggangguku, dari gangguan kakak kelas yang mencoba memeras uang sakuku, dan dari kekerasan saudara tiriku. Bahkan dia hampir terjatuh ke jurang saat membantuku menaiki tebing saat Camping tahunan. Itulah yang membuatku sangat menyayanginya. Meskipun dia seorang Nasrani, namun itu tak pernah menjadi penghalang bagi kami untuk menjalin sebuah persahabatan. Dia tetap amitie’ sekaligus guardian angel bagiku.

“Ayo, Ricko…kejar aku!Kau sangat payah. Kejar bolanyakalau kaubisa!”Ejekku
“Baiklah. Kau fikir aku tak bisa merebut bola darimu?” Teriaknya dan terus mengejarku.

Kami terus cekkikan dan bermain dalam derasnya air hujan. Berjingkrak-jingkrak diatas rerumputan lapangan nan hijau. Mengikuti irama nyanyian hujan. Hingga kamipun memutuskan untuk beristirahat. Kmipun berbaring-baring diatas rerumputan. Membiarkan rintik-rintik hujan mengaliri tubuh kami.

“Casey….” Panggil Ricko perlahan.

“Mmm…”Sahutku tenang.

“Aku ingin berterimakasih padamu. Dan aku ingin minta maaf padamu.”Ujarnya. kukernyitkan dahiku tak mengerti.

“Untuk apa?”Tanyaku tak mengerti  kmudian bangkit danduduk disampingnya seraya menatapnya penuh rasa heran.

“Untuk semuany.”Ujarnya lagi membutku semakin bingung.”kamu mau kan memaafkanku?”

“Aku….Aku sungguh tak menerti maksudmu.”Gelengku.

Dia bangun dan duduk disampingku.Kemudian dia tersenyum lembut. Entah apa arti senyumannya itu kali ini. Aku sungguh tak mengerti. Digenggamnya ert tanganku dan mulai berkata lagi.”Casey…..sebenarnya ……”

“Ricko…”Panggil sebuah suara jauh dibelakang kami memotong kalimat Ricko. Kami menoleh kearah sumber suaara. Nampak seorang wanita berpayung tengah berdiri disamping mobilnya yang sedang diparkir di pinggir jalan disamping lpangan tempat kami berman. Wanita itu adalah madame Mollie, ibu Ricko. Ricko tersenyum senang.

“Tunggu sebentar. Aku akan segera kembali.”Ucapnya seraya berlari kearah ibnya.Dari kejauhan, Mereka nampak bercakap-cakap. Dan beberapamnit kemudia, Ricko berlari kearahku.
“Casey…aku harus pergi sekarang. Tapi aku janji akan menceritakan semuanya padamu, OK?” Aku mengangguk. Dia kemudian mencium keningku dan segera berlari kearah ibunya. Mereka segera masuk kedalam mobil. Ricko membuka kaca jendela mobil dan melambai padaku.”Au revoir, Casey!”Kulambaikan tanganku dan menatap mobil itu yang terus menjauh dan akhirnya menghilang dibalik hujan.

***

Malam merangkak. Sang dewi swnja telah kembali ke peraduan. Aku duduk termenungdiatas atap kamarku.Menatap sendu aliran sungai dibelakang halaman rumahku.Gemericiknya bagaikan irama musik bagi para jangkrik yang bersembunyi dibalik bebatuan.

KUtatap angkasa. tak ada bulan maupunbintang yang menghiasi. Hanya dsau angin yang senantiasa mengibar-ngibarkan rambut ikal sepunggungku. KU alihkan pandanganku kearah jembatan tali penghubung kamarku dan kamar Ricko/ Nampak Ricko sedang berjalan di atasnya. Dia tersenyum dan melambai kearahku. Setelah sampai di kamarku, dia memanjat tembok disamping kamarku dan berjalah perlahan kemudian duduk disampingku. Kami terdiam beberapa saat. Sampai akhirnya kuputuskan untuk memulai pembicaraa.
“Kau ingin mengatakan sesuatu?”Tawarku. Ricko hanyatersenyum dan mendesah pelan. Dia memandang lurus kedepan menerawag jauh.Entah kemana. Aku tak tahu.

“Mengapa kau diam saja?Apa ada yng kau sembunyikan?”Dia tetp diam.”atau ada yang salah denganku?”
“Tidak!”Jawabnya tegas.

“Lalu?”
“Apa kau yakin ingin mendengarnya?”Tanyanya memandangku seolah-olah ingin memastikn keyakinanku.Kupandangi ia dan mengernyitkan kening tanda tak mengerti.Dia tertunduk beberapa saat kemudia mengangkat wajahnya kmbali.Dia mendesah panjang seolah-olah inginmelepaskan beban yangberatnya berton-ton yang mengunci mulutnya.Kemudian dia mulaiberkata.”Tadi sore, aku pergi kerumah sakit untuk mengambil hsil sample darahku.Dan haslnya….akudinyatakan leukemia stadium empat.”Ucapnya lirih.Aku terkejut, tak percaya dengan apa yang kudengar.

“Kau bercanda?Kau pasti ingin menipuku. tapi…..sekarang kn bukan waktunya april mop?”Tebakku tak lepas dari wajahnya.Berharap wajahnya akan menunjukkan garis canda. Namun wajahnya menunjukkan keseriusan dan sebuah kesedihan.
“Umurku tak akan lama lagi”Desahnya seolah berbisik pada dirinya sendiri.
“Cukup, Ricko!”Bentakku.”Hentikan candaan ini. Kau tak akan kemana-mana.Dan kau bukan Tuhan. Dokte juga bukan Tuhan.Siapapun tak berhak memvonismu sekejam itu.”Teriakku  penuh amaran. Ricko hanya diam

“Tapi itu kenyataannya””desahnya pelan

“Tidak…..!”Kututup mulutku dan menggeleng kuat.Hanya itu yang mampu ku katakan.Aku tak sanggup untuk berkata-kata lagi.Bibirku terlalu kelu untuk berkata-kata.Air mataku tak dapat ku bendung.Butiran-butiran bening itupun akhirnya jatuh dipipiku.Mengairi jiwaku yang pilu.Aku menangis sesenggukan.

KU telungkupkan wajahku dengan kedua tanganku. Menghayati setiap bening yang jatuh dipipiku.Hatiku sakit, perih, dan hancur. Kecewa dengan apa yang terjadi. Sahabat yag selama ini selalu mencoba menjadi pelindungku akan segera pergi untuk selamanya. Aku tak sanggup!Aku belum siap kehilangannya!

Tetes air hujanmulai membasahi tubuh kami. Membasahi kesedihanku. Meremukkan dinding harapanku.Ricko tetap terdiam mendongak keatas langit seraya memejamkan mata.Mencoba menikmati setiap tetes butiran bening yang terjatuh.

“Kau pernah berkata, jkakita berdo’a saat hujan turun, makaTuhan akan segera mengabulkannya.Lalu mengapa kau tak melakukannya kali ini?”Ujarnya. Ku tatapia dengan tatapan nanar.

“Apakah Tuhan tak akan mengambilmu dariku jika aku berdo’a kali ini?” tanyaku perih.Kutatap ia semakin dalam.Dia mencoba tersenyum meski kini air matanya mulai mengalir.Disekanya airmatanya meski airmatanya terus mengalir.Dipalingkannya wajahnya mencoba menyembunyikan kesedihanya dariku.

“Jangan pernah kau coba unuk menyembunyikan kesedihanmu, Ricko. Karena aku bisa melihat lebih dari sekedar air mata.”Ucapku lirih. Dipeliknya aku dengan erat dn menangis sesengguka.

“Jangan menangis lgi,Casey.Karena aku tidak akan sanggup melihat air matamu.”Desahnya.Dipeluknya aku semakin erat.Aku menagis tersedu-sedu.”Kau harus tahu satu hal,Casey.”kemudian melepaskan pelukannya.”Kematian bukanlah akhir dari segalanya. tapi itulah awal dari kehidupankita yang baru.”Sambungnya dan menghapus air mataku.Kemudian dirogohnya kantongnya dan mengeluarkan sebuah kalung berliontinkan bintang dan memakaikannya dileherku.

“Jagalah kalung ini danbukalah iontinnya jika kamu merindukanku.Dan ingatlah satu hal lagi, Casey.Aku akan selalu dihatimu jika kau tak melupakanku.”Diciumnya keningku dan memelukku lagi.Entah berapa lama dan itu adalah pelukan terakhirnya.

Satu minggu setelah malam itu, Rickopun meninggal setelah sebelumnya dilarikan kerumah sakit dan dirawat selama dua hari karna kondisinya semakin kritis.Akhirnya diapun meninggal tepat dihari ulang tahunku yang ke-11.

Aku menangis tak henti-hentinya saat itu.Akusungguh tak siap harus kehilangannya.Semuanya terasa gelapdan menyakitkan.Beberapa kali aku tak sadarkan diri. Tapi aku tetap dapat mengikuti upacara pemakamannya meski dengan tangis histerisku.

“Rickooo…!Jangan pergi….!Jangan tinggalkan aku!”Ratapku.Daddy memelukku dengan erat.Sementara aku meronta-ronta agar lepas dari pelukan Daddy. Tapi tubuh kecilku tak mampu tak mampu melawan pelukan Daddy.Aku terus meratap.Orang tua Ricko,orang tuaku, bahkan orang-orang yang mengikuti upacara pemakaman itu ikut menangis. Merekamenatap sedih kepadku. Hingga upacarapun selesai dan orang-orang mulai beranjak pergi meninggalkan pemakaman.Daddy melepaskan pelukannya.Aku berlari kearah makam Ricko dan kakiku terasa lemas saatku berada disamping makam Ricko.Aku terduduk lemas. Hanya menangis yang bisa kulakukan untuk mengiringi kepergian Ricko.

“Sudahlah,Casey.Jangan menangis lagi.Aku yakin Ricko akan sedih melihatmu seperti ini.”Ucap madame Mollie mengusap-usap punggungku.Kuletakkan mawar kuning diatas makam Ricko dan segera beranjak meninggalkan pemakaman.

“Au revoir,Ricko.Au revoir…!”Desahku dalam hati.

***

Kubuka mataku perlahan.Hujan masih belum reda.Kutatap makam Ricko dankuhapus air mataku.Kutatap foto dalam liontin pemberian Ricko.Foto saat kami bermain lumpur dihalaman belakang rumah Ricko.Aku tersenyum meski air mataku terus mengalir dipipiku.Kuletakkan mawar kuning diatas makamnya dan kucium batu nisannya.

“Mercy,Ricko.Kau telah menjadi guardian angel-ku.Walaupun sudah 7 tahun au pergi meninggalkanku.Namun aku tak akan pernah melupakanmu.Kau akan tetap menjadi amitie’ sekaligusguardian angel bagiku.”Desahku

Kulangkahkan kakiku meninggalkan pemakaman yang semakin sunyi.Hembusan angin bagakan nyanyian sendu sang malaikat.Mengiringi langkahku meninggalkan pemakaman yang semakin terasa sunyi.

 

Studi Banding LPM Dimensi Polines Semarang ke LPM Himmah UII

LPM Dimensi Polines melakukan studing banding ke LPM Himmah UII (13/04/13).

LPM Dimensi Polines melakukan studing banding ke LPM Himmah UII (13/04/13).

Cik Ditiro, Himmah Online

Oleh: Moch. Ari Nasichuddin

Dalam rangka studi banding, LPM Dimensi mengunjungi LPM Himmah pada hari Sabtu, 13 April 2013. Studi banding ini diikuti hampir semua pengurus LPM Dimensi. Tujuan dari studi banding ini ialah untuk saling berbagi pengalaman pengelolaan organisasi dan manajemen penerbitan.

“Kami berterima kasih kepada teman-teman Himmah yang sudah menyempatkan waktunya untuk menerima kami. Semoga LPM Dimensi dan LPM Himmah semakin maju ke depannya” Tutur Adnan Ardian, Sekretaris Umum LPM Dimensi di akhir studi banding.

Acara ini diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari Sekretaris Umum LPM Dimensi kepada Pemimpin Umum

LPM Himmah.

_MG_6475