Beranda blog Halaman 144

e-Magazine Kobar-Kobari edisi 145

0

[issuu layout=http%3A%2F%2Fskin.issuu.com%2Fv%2Flight%2Flayout.xml showflipbtn=true documentid=110317092127-191f02e72e074821bed88bc6b15d2feb docname=kokob username=jankerzone loadinginfotext=Kobar%20Kobari%20Edisi%20145 showhtmllink=true tag=kokob width=420 height=297 unit=px]

Codeku Sudah Dangkal

0

Code meluap, bantuan pun sulit didapat.  Kantong-kantong yang diisi pasir untuk menahan air tak kunjung mereka dapatkan

Oleh : Bayu Hernawan

Code meluap, bantuan pun sulit didapat.  Kantong-kantong yang diisi pasir untuk menahan air tak kunjung mereka dapatkan

Ledok Tukangan(PIB),

Dampak luapan kali Code sangat dirasakan oleh warga RT 01, RW 01, Dusun Ledok Tukangan, Kelurahan Tegalpanggung, Kecamatan Denurejan.  Luapan berupa material pasir dan air itu masuk ke rumah warga.  Suroso (58), mengatakan luapan Kali Code mencapai 4 meter.  Sebelum Kali Code meluap para warga membuat penahan berupa kantong-kantong yang diisi pasir (talut), kemudian ditata rapi di pinggir sungai.  Suroso mengatakan, derasnya aliran sungai membuat penahan yang telah dibuat jebol, “Kami sudah menahan dengan sekuat tenaga, namun penahan itu jebol juga” tuturnya.   Hal ini diamini oleh Suryanta (28).

Suryanta juga mengatakan ketika air masuk ke rumah Ibu-ibu dan anak-anak diungsikan ke tempat yang lebih tinggi, sedangkan para pria dewasa berjaga-jaga di sekitar kali untuk menahan jebolnya penahan air.

Kedangkalan Code.

Sukri (50) koordinator tanggap bencana RT 01, RW 01 mengatakan jarak penahan air dengan air sekitar 50 cm dan kedalaman air sekitar 60-70 cm.  Suryanta juga menambahkan         kali Code sudah mengalami pendangkalan 3 meter, sehingga berpotensi meluap jika debit air di hulu sungai meningkat.

Tanggap Bencana.

Sukri mengatakan mulai Selasa, 30 Desember 2010 talut dibuat.  Ia juga mengatakan sehabis ashar warga laki-laki sekitar yang sedang tidak bekerja dikerahkan untuk kerja bakti, targetnya membangun talut 30 meter, sedangkan ibu-ibu memasak di dapur umum. Suryanta menambahkan warga di sekitarnya juga menghidupkan kembali gorong-gorong, agar pembuangan air menjadi lancar.

Sekitar 500 meter dari rumah penduduk ada Mesin Pengeruk (Ekskavator). “Kalau ekskafator itu untuk mengeruk sungai disekitar sini, tidak ada tempat untuk membuang pasirnya, karena kan disini padat penduduk jadi tidak ada tempatnya”, tutur Suryanta.

Bantuan.

Sukri menambahkan, karung yang digunakan untuk talut masih swadaya dari masyarakat dan dari TNI (Tentara Nasional Indonesia).  “jumlah karung yang sudah ada sebanyak 400. Sebanyak 200 karung dari swadaya warga dan sudah digunakan, sedangkan 200 lagi dari TNI.  Kebutuhan total karung kurang lebih 700” kata Sukri.

“Saya belum mau mengerahkan warga saya untuk membangun talut dengan memanfaatkan karung yang masih tersisa, karena orang-orang yang di pinggir bantaran ini sudah habis tenaganya karena penanggulangan kemarin”. kata Sukri.

Sukri mengatakan bantuan (karung) yang ada di kecamatan sudah habis, kalau pun ada mereka berebut karena karung yang ada di sana sudah bagi-bagi ke beberapa daerah, sehingga sudah mendapat jatah sendiri.  “Kalau kita nggak mbengok (teriak) ya nggak ada kabar/barang”, kata Sukri.

Reportase bersama : Akhmad Ikhwan Fauzi, Anugerah Pambudi W.

Portal Berita dan Informasi Bencana Merapi

0

Mulai  15 November 2010, LPM Himmah UII bersama KM UII membentuk portal berita dan informasi bencana. Kami memuat berita seputar kondisi pengungsian, kinerja relawan, kabar terbaru tentang Merapi dan dampaknya. Silahkan follow twitter kami @pib_merapi atau kunjungi situs pib.lpmhimmahuii.org

Dapur Darurat KM UII

0

Kami dari LPM HIMMAH UII bersama dengan KM UII berinisiatif membuka Dapur Darurat untuk menyuplai kebutuhan  makanan siap saji. Untuk perkembangan terbaru, silahkan follow twitter kami @dapur_kmuii.

Untuk melihat detail informasi (jalur logistik, donatur, persediaan logistik, dan lain-lain) akan kami buka website baru.

IDEALISME PERS MAHASISWA, INDEPENDEN atau NETRAL?

0

IDEALISME PERS MAHASISWA, INDEPENDEN atau NETRAL?[1]

Oleh A Pambudi W[2]

Tujuan jurnalisme ada adalah memenuhi kebutuhan informasi agar masyarakat dapat hidup bebas dan dapat mengatur dirinya sendiri. Jurnalisme menyampaikan kebenaran. Dalam menyampaikan kebenaran, jurnalisme harus memenuhi beberapa standar metode yang obyektif.

Obyektifitas dalam metode berguna demi terciptanya akurasi dan validasi data. Dengan cara Check and balance, cover both side bahkan cover all sides. Melakukan kroscek hingga tripel cek. Ini wujud tanggung jawab jurnalis pada warga sebagai tujuan utama adanya jurnalisme tadi. Loyalitas pertama jurnalis adalah pada warga.

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, bersama Committee of Concerned Journalist melakukan wawancara dan diskusi terhadap 1200 wartawan Amerika dalam kurun waktu tiga tahun. Hasilnya tertuang dalam satu buku bertajuk Sembilan Elemen Jurnalisme. Kovach menekankan tentang indepedensi sebagai elemen ke empat di bukunya. Elemen ini menerangkan bagaimana pers senantiasa menjaga independensi.

Indepedensi diperlukan dalam setiap liputan yang dilakukan jurnalis. Karena pada prinsipnya, jurnalis harus independen terhadap sumber liputannya. Setiap jurnalis punya latar belakang yang berbeda. Ada yang Islam, Kristen, Katolik, Konghucu, Buddha, Hindu. Ada yang asal Sumatra, Jawa, Kalimantan, Amerika, Eropa, Afrika.

Namun berbagai latar belakang tersebut tidaklah membuat jurnalis terpengaruh dalam membuat laporan beritanya. Ia harus tetap independen sehingga jelas mana yang ia dahulukan, kepentingan warga atau kepertingan pribadinya.

Keberagaman bukan tujuan, melainkan metode. Begitu pula dengan obyektifitas. Sangat rumit bila keragaman dan obyektifitas menjadi tujuan. Ketika metode sudah obyektif, maka berita dapat dikata obyektif.

Lalu apakah independen? Independen ialah bebas dari pengaruh, sehingga ia bisa menentukan pilihan kesadarannya sendiri. Ia punya kebebasan. Ia independen dalam memilih. Jurnalis independen terhadap sumber liputannya, sehingga ia tidak terpengaruh. Ia menentukan sendiri. Ia harus menentukan sikapnya dengan jelas. Inilah yang harus dipegang erat oleh jurnalis.

Kalau begitu jurnalis boleh tak netral? [3]

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI DAN WAWANCARA

0

PENGUMUMAN
~HASIL SELEKSI ADMINISTRASI DAN WAWANCARA~
Penerimaan Anggota Baru
LEMBAGA PERS MAHASISWA HIMMAH UII
2010

SELAMAT buat kawan-kawan pendaftar anggota baru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Himmah UII. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PSDM) Himmah UII telah memutuskan beberapa kawan mahasiswa UII yang lolos tahap seleksi administrasi dan wawancara. Hasil ini kami dapat setelah kami mengadakan rapat dengar pendapat dengan Tim Pewawancara dan Rapat Bidang PSDM pada 5 Oktober 2010.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H

0

Keluarga besar LPM HIMMAH UII mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H.
Taqobalallahu minna wa minkum. Shyamana wa shiyamakum. Ja’alanallaahu minal’aidin wal faizin. Amin.

Semoga tahun ini kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari masa yang lalu, dan semoga LPM HIMMAH UII bisa menjadi organisasi yang berdaya guna bagi kampus dan masyarakat luas.

:thanks2

Festival Pers Mahasiswa

Salam Persma, kami dari LPM HIMMAH mengucapkan terima kasih kepada seluruh LPM yang telah berpartisipasi dalam acara Fesival Pers Mahasiswa yang berlangsung pada tanggal 17-18 Juli lalu. Semoga kedepannya lembaga pers mahasiswa tetap jaya dan mendapat tempat di hati masyarakat.

Salam Persma

FPM

Salam Persma, berhubungan dengan milad himmah yang ke-43 kami lembaga pers mahasiswa HIMMAH ingin mengundang kawan-kawan persma yang ada diseluruh Indonesia untuk mengikuti acara yang bertajuk “Festival Pers Mahasiswa” dengan tema “Peran Pers di Mata Publik”.

Proses Reportase hingga Menulis

0

Tema-tema yang dihasilkan rapat redaksi tersebut dijadikan pedoman untuk peliputan.

Dalam proses ini, teknik reportase penting untuk dikuasai. Reportase merupakan bagian terpenting dari pemberitaan. Karena dari sinilah realitas dalam media tersebut diciptakan.

Kita jangan terpaku pada pernyataan institusi resmi tanpa melakukan verifikasi sebelumnya. Memang pernyataan sikap itu penting, tapi untuk menampilkan fakta kepada pembaca, menulis laporan secara akurat, reportase rasanya menjadi wajib. Ingat isitilah yang sangat terkenal dalam kerja wartawan: talking is cheap, reporting is expensive.

Skip to content