Beranda blog Halaman 103

Rencana Pengembangan Bidang Akademik Wakil Rektor UII

Oleh: Dian Indriyani
Kampus terpadu, HIMMAH ONLINE

Dengan terpilihnya rektor dan tiga wakil rektor yang baru, kepemimpinan UII kini berganti. Ilya Fadjar Maharika, Wakil Rektor (Warek) 1 yang mengurusi bidang akademik menilai bahwa seluruh Warek harus mampu menerjemahkan visi misi rektor. Ilya menawarkan pemikiran ala blue ocean strategy dimana kita harus memetakan aspek-aspek apa yang harus dihilangkan atau dikurangi karena tidak relevan atau dianggap membebani, dan apa yang harus ditingkatkan serta dikreasikan kembali. Karena menurutnya, instrumentalisasi nilai-nilai keagamaan di UII kurang terealisasikan.

Saat ditemui selepas acara pelantikan rektor, pada Senin (02/06), Ilya menuturkan bahwa Warek terpilih sepakat untuk fokus kepada pemetaan dan mencoba lebih banyak mendengarkan dari semua sisi, bahkan sampai hal-hal detail yang tidak terungkap selama setengah tahun mendatang (Juni-Desember). “Selama setengah tahun mendatang, kita akan meneruskan rencana kegiatan dan anggaran tahunan yang disusun oleh periode sebelumnya, sembari kita menyusun program kerja baru untuk 2015 nanti” papar Ilya.

Satu program yang diusung nantinya adalah memperbaiki komunikasi antar pihak/sektor/hirearki mulai dari pimpinan hingga paling bawah. Menanggapi terkait keapatisan mahasiswa, Ilya yang sebelumnya menajabat sebagai Kaprodi arsitektur menuturkan banyak sekali tipe mahasiswa dan mereka perlu disentuh nantinya dengan cara yang berbeda-beda. “Kita membuka peluang terciptanya komunikasi selebar-lebarnya. Selanjutnya mungkin kami mengharapkan diadakannya kegiatan informal seperti dialog-dialog dari para pengurus prodi. Contohnya, lesehan sore di Arsitektur,” ujar Ilya.

Ia juga menyayangan transaksi yang terjadi antara universitas dengan mahasiswa hanya sebatas transaksi keilmuan. Menurut Ilya, universitas baru akan hidup ketika menjadi medan atau space dimana di dalamnya terdapat konherensi atau hubungan yang baik antar aktor-aktornya melalui hal-hal yang justru tidak cukup diciptakan hanya dari pelajaran tapi bisa dari seni atau pengekspresian diri. Jadi, setidaknya ada pembangunan hal-hal yang informal dan non akademik seperti kegiatan gamelan, dan sebagainya.

“Kita juga berharap Himmah sebagai publikasi dari mahasiswa untuk membangun bersama model komunikasi sebaik-baiknya” tambah Ilya.

Selain itu, terkait permasalahan bagaimana mahasiswa mengasah kemampuan softskill dan hardskill-nya, bagi Ilya, universitas hanya memberikan peluang untuk setiap individu menggali sebanyak mungkin dari fasilitas yang ada. Dengan cara pendekatan yang berbeda, universitas nantinya akan mengupayakan diploma suplemen yang terdiri dari list of activities or improvement mahasiswa yang bersangkutan tentang apa saja yang dia ikuti di universitas. Sehingga saat lulus nanti, mahasiswa mendapatkan ijazah, transkrip dan profil yang menceritakan bagaimana softskill mahasiswa, yang bisa dikoversi menjadi sertifikat atau sks. “Yang penting untuk kedepannya adalah memetakan profil dan minat mahasiswa seperti apa untuk pengembangan tiap individu dan perkuliahan” imbuhnya.

FE UII Selenggarakan Pemilihan Dekan

Oleh: Sirojul Khafid

Condong Catur, HIMMAH ONLINE

Senin 16 Juni 2014, Universitas Islam Indonesia melakukan pemilihan dekan serentak di semua fakultas, salah satunya adalah Fakultas Ekonomi. Acara ini dijadwalkan mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB.

Terdapat tiga calon dekan yakni Agus Widarjono dari Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi, Dwi praptono Agus H dan Zaenal Arifin, dari Prodi Menejemen. Menurut surat keputusan panitia pemilihan Dekan dan Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Program Studi dilingkungan UII No. 03/KPTS/VI/2014 dan No. 02/KPTS/VI/2014 tanggal 12 Juni 2014 bahwa pemilih dari dosen sejumlah 95 pemilih, tenaga pendidikan 61 pemilih, serta perwakilan lembaga (LEM, DPM, LPM) berjumlah 9 pemilih.

Jumlah pemilih yang hadir pada saat pemilihan sejumlah 140 orang. Pada saat penghitungan suara, Agus Widarjono mendapat suara terbanyak yaitu 61 suara, Dwi Prapto Agus H menyusul dengan perolehan suara sebanyak 45 suara dan kandidat terakhir yakni Zaenal Arifin mendapatkan 31 suara. Sedangkan suara tidak sah sebanyak 2 suara dan abstain 1 suara.

Priyonggo Suseno selaku ketua panitia pemilihan Dekan dan Wakil Dekan FE mengatakan bahwa di FE hanya ada 3 bakal calon dekan. Maka ketiganya masuk sebagai calon dekan asalkan pada pemilihan mendapatkan suara minimal satu suara dan akan dipilih menjadi dekan saat sidang senat fakultas. Sementara untuk Ketua Prodi (Kaprodi) akan dilaksanakan pemilihan ditingkat Prodi.

Adapun time line dari pemilihan dekan dan wakil dekan yaitu tanggal 10-12 Juni 2014 penetapan dan pengumuman bakal calon dekan serta pemilih, 16 Juni 2014 pemilihan bakal calon dekan, 20 Juni 2014 pemilihan calon dekan dalam sidang senat fakultas, 26 Juni 2014 pemilihan calon wakil dekan dalam sidang senat fakultas, dan pelantikan tanggal 1 Juli 2014.

Peserta Tak Kuorum, Sidang Umum pun Molor

Oleh: Arieo Prakoso

Kaliurang, HIMMAH ONLINE

Sidang umum (SU) yang telah dijadwalkan mulai tanggal 1- 7 Juni 2014 masih berlangsung hingga saat ini, Selasa (17/06). Sidang yang merupakan forum permusyawaratan tertinggi Keluarga Mahasiswa UII ini belum menunjukan kepastian kapan akan selesai.

Muhammad Fathurrohman selaku Pimpinan Sidang II menyatakan penyebab sidang yang telah diagendakan BP belum selesai karena beberapa peserta mulai kelelahan dan sakit. Hal ini membuat sidang menjadi tidak kuorum

Hal serupa diungkapkan Ahmad Musadad, Pimpinan Sidang I, terkait kemoloran jadwal SU akan dikembalikan ke peserta. Penyebabnya ialah keterlambatan dan ketidakhadiran peserta, yaitu para anggota legislatif terpilih tingkat Universitas. Berdasarkan ketentuan, SUdapatterlaksana jika forum telah memenuhi 5/6 dari jumlah peserta.Karena jumlah peserta adalah 15 maka sidang akan berlangsung minimal dihadiri 13 peserta.

“Selama ini sidang umum berlangsung malam hari, karena mempertimbangkan waktu pagi adalah waktu efektif untuk kegiatan akademik,” ujar Ahmad. Pada awalnya SU diagendakan selama 1 minggu, terhitung mulai pagi hingga malam. Ketika pagi haripun tidak bisa dimulai karena ketikdakhadiran peserta.

Adapun kesepakatan mengenai berlangsungnyaSU, jika musyawarah tidak terselesaikan saat itu juga, maka sidang akan ditunda.Kemudian dibuat kesepakatan waktu antara peserta dan pimpinan sidang untuk memulai sidang kembali esok harinya.

Menurut Wahyudin Afrizal selaku Peninjau dari legislatif terpilih FPSB menyatakan bahwa SU agenda penting untuk menentukan arah gerak serta kebijakan untuk KM UII selama 1 periode kedepan.“SU lebih efektif bila dilakukan pagi hari. Karena melihatwaktu yang digunakan telah molor sampai 2 minggu,” ucap mahasiswa Psikologi angkatan 2011 ini.

Wahyu juga menyatakan bahwa hasil SU akan berdampak pada seluruh fakultas sehingga diharapkan peserta lebih serius dan tetap memprioritaskan sidang ini. Ia berpendapat bahwa waktu 1 minggu sangatlah cukup untuk menentukan arah gerak, namun ketika penyamaan frame(pandangan-red)dilakukan oleh peserta sidang dan peninjau itu akan membutuhkan waktu yang lama.

Mencari Presiden Ideal Untuk Indonesia

Oleh: Sirojul Khafid
Yogyakarta, HIMMAH ONLINE

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar seminar politik debat tim sukses Capres-Cawapres pada Sabtu (14/06). Seminar yang diselenggarakan di ruang Teatrikal Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini mengusung tema “Mencari Presiden Ideal Untuk Indonesia”. Acara ini menghadirkan empat pembicara, yakni Herry Zudianto dari tim sukses Capres-Cawapres Probowo Subianto-Hatta Rajasa, Idham Samawi dari tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla, David Effendi yang merupakan pengamat politik serta Azza El Munadyan selaku ketua KAMMI wilayah DIY.

Acara yang dimulai pukul setengah Sembilan ini dipandu oleh Andi Hijrian sebagai moderator. Pembicara pertama yaitu oleh Azza El Munadyan yang memaparkan keadaan Indonesia saat ini dari sisi ekonomi, pertahanan, dll, yang belum maksimal dan banyaknya aset Indonesia yang dikuasai negara asing.

Kemudian pembicara dari tim sukses Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yakni Herry Zudianto memaparkan hal yang dibutuhkan Indonesia dan sasaran yang ingin dicapai Capres-Cawapresnya yaitu martabat dan kedaulatan. Beliau memaparkan bahwa pemimpin harus bermartabat dihadapan rakyat, mengatasi masalah sesuai kebutuhan dan rakyat kecil harus mendapatkan kesejahteraan. ”Kedaulatan juga sangat penting, bukan hanya kedaulatan negara dan politik tetapi kedaulatan pangan, energi, sumber daya dll, jangan seperti saat ini yang masih lemahnya kedaulatan, kedaulatan ketahanan serta banyak bank dan sumber energi yang dikuasai oleh asing” tambah Herry.

Berbeda dari pemaparan Herry Zudianto, tim sukses dari Capres-Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla yaitu Idham Samawi memaparkan bahwa bangsa besar dibangun dari ideologi, serta mewujudkan tujuan Indonesia seperti yang ada pada pembukaan UUD 1945, melindungi segenap bangsa dan tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut menjaga perdamaian dunia. Idham menambahkan bahwa Indonesia harus berdaulat dibidang politik, mandiri dibidang ekonomi, serta berkepribadian dalam berbudaya. Terkait aset Indonesia yang banyak diambil oleh asing, Indonesia akan menawarkan dua opsi kedepannya yaitu negosiasi ulang atau keluar dari Indonesia. Apabila negosiasi ulang, pembagian hasil harus sesuai. Dan yang terakhir adalah mengkinikan ideologi dengan pedoman yang masih tetap sama.
Pembicara terahir dari pengamat politik yakni David Effendi, yang mengatakan bahwa selain Capres-Cawapres, peran tim sukses tidak kalah vital. Malah lebih besar karena banyak terjun dan beriskusi dengan masyarakat.

Irwanda Firmansyah selaku ketua panitia mengatakan tujuan dari seminar ini adalah memberikan pendidikan tentang Capres-Cawapres dan bisa mengetahui apa yang terjadi apabila 2 tim sukses bertemu apakah saling debat atau akan saling menjatuhkan.

Salah satu peserta seminar yakni Zian Zuaf, berpendapat bahwa acara ini bagus karena dapat mengetahui visi misi, plus minus, serta isu-isu yang diangkat dari segi politik, ekonomi, nasionalisme dll, dari masing-masing kandidat.

Magang Lolos Wawancara 1

Berikut daftar magang yang lolos wawancara 1 calon pengurus LPM HIMMAH UII.

NoNamaJurusanPewawancara
1Adilia Tri HidayatiFarmasiAri
2Nurcholis Ainul Rafiq TriT. InformatikaBayu
3Danca Prima RaharjaT. InformatikaBayu
4Difa AryantiEkonomi IslamRaras
5Fitri SaritaStatistikaIrwan
6Dian IndriyanimanajemenAri
7Sirojul KhafidIlmu ekonomiIrwan
8Norma Indah PratiwiPsikologiRaras
9Putri Bidadari Al’AinaT. KimiaIrwan
10Putri Zakia SalsabilaIlmu KomunikasiRaras
11Tsania FazaEkonomi IslamRaras
12Wean Guspa UpadhiIlmu KomunikasiBayu
13Fauzi Farid MuttaqienT. LingkunganIrwan
14Mazdan Maftukha AssyutiIlmu HukumBayu
15Imam WahyudiEkonomi IslamAri
16Novalinda Erdianti WibowoPsikologiBayu
17Siti Nur QoyimahAkuntansiAri
18Abdurahman Al-AsykarIP manajemenRaras
19Putri Werdina Ciptaning AyuAkuntansiAri
20Tri SetianiPsikologiBayu
21Ferry Firmansyah AdityaIlmu ekonomiAri
22Arieo PrakosoT. InformatikaRaras
23Novita Dwi KurniasihFarmasiIrwan
24Al-aina nur rodiyahStatistikaIrwan

Selamat bagi yang lolos wawancara. Silakan langsung temui pewawancaranya antara tanggal 9-10 Juni.

Kontak pewawancara:

Ari: 085746520319

Raras: 085725956164

Bayu: 083840059367

Tanya? 085725824615 (Maya)

Mempersingkat Periodisasi Tidak Berarti Mengoptimalkan Kinerja Organisasi

Anggota Legislatif Terpilih Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Indonesia periode 2014/2015 akhirnya dilantik melalui Workshop Kelembagaan pada tanggal 26-29 Mei 2014 di Gedung Student Convention Center UII, Kaliurang. Selanjutnya akan diadakan Sidang Umum untuk membahas terkait substansi Pedoman Dasar Keluarga Mahasiswa (PDKM) UII. Termasuk pembahasan akan berapa lama periodisasi atau masa kepemimpinan anggota legislatif UII ini berlangsung ke depannya.

Rencananya, masa kepemimpinan legislatif UII baik tingkat universitas maupun fakultas akan diperpendek dari yang 12 bulan (periode 2014/2015) menjadi 9 bulan pada periode ini. Sembilan bulan tersebut adalah termasuk 3 bulan masa transisi atau pergantian kepemimpinan (Juni – September 2014) dan 6 bulan masa efektif bekerja dalam Keluarga Mahasiswa (KM) UII dimulai pada Oktober 2014 hingga Maret 2015. Badan Pekerja (BP) sebagai pihak yang menginisasikan hal ini, juga mengajukan bukan tanpa pertimbangan yang matang.

Alasan pertama merujuk pada Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Kedokteran (DPM FK) dimana kebanyakan anggotanya dalam waktu kurang dari 12 bulan sudah memasuki masa koasistensi atau koas. Apabila diperpendek menjadi 9 bulan, maka kinerja di DPM tidak akan mengganggu urusan akademik mereka.

Hal kedua adalah persiapan Pekan Ta’aruf (PESTA) mahasiswa baru terkendala masa libur Ramadhan dan Idul Fitri yang lama. Sehingga nantinya perekrutan panitia dan persiapan PESTA tidak berjalan maksimal. Maka hal ini juga menyesuaikan dengan perusahaan -perusahaan yang biasanya tutup buku (keuangan) pada akhir tahun sekitar bulan September atau Oktober. Apabila dibuat menjadi 12 bulan, otomatis masa kepemimpinan akan berakhir pada bulan Agustus berdekatan pada masa tutup buku perusahaan. Maka pada saat itu mereka akan susah untuk mendapatkan sponsor dari perusahaan jika kita membutuhkan dana untuk mengadakan acara.

Menurut saya, berbagai alasan di atas masih bisa diselesaikan dengan cara lain, tidak dengan cara memperpendek masa kepemimpinan di lembaga. Karena yang menjadi permasalahan saat ini adalah apakah kinerja anggota legislatif tersebut akan maksimal apabila masa kepemimpinan benar-benar akan dipersingkat menjadi 9 bulan? Apalagi bila dihitung-hitung, Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (DPM U) akan mulai bekerja pada Oktober, kemudian pada tingkatan fakultas akan bisa berjalan setelah lembaga universitas bekerja, begitu pula dengan semua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) akan baru berjalan setelah lembaga tingkat fakultas bekerja. Waktu mungkin hanya akan tersisa 3 bulan saja untuk lembaga-lembaga tingkat fakultas dan jurusan bekerja. Lalu dalam waktu sesingkat itu apa saja yang bisa dihasilkan oleh lembaga-lembaga baik tingkat universitas maupun fakultas? Sudah seoptimal apa kinerja mereka?

Seharusnya kita bisa mengevaluasi kinerja para legislatif ini setahun yang lalu. Apakah fungsinya sudah dikerjakan dengan baik? Yang saya perhatikan selama ini, dalam waktu 12 bulan saja mereka belum bisa menyelesaikan masalah yang ada. Seperti kasus hutang-piutang salah satu acara yang pernah diselenggarakan Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas (LEM U) Saxophone saja belum selesai sampai sekarang. Jika dipersingkat menjadi 9 bulan, apakah akan menjamin kinerja mereka akan lebih maksimal dari yang sebelumnya?

Mungkin akan lebih baik jika masa kepemimpinan mereka tetap menjadi 12 bulan atau ditambah menjadi 15 bulan. Selain untuk menambah pengalaman mereka dalam berorganisasi, mereka akan dapat belajar bekerja di bawah tekanan. Rasa tanggung jawab mereka pun diuji, bagaimana mereka bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam organisasi mereka sebelumnya. Karena dalam waktu singkat, tidak banyak yang akan mereka perbuat atau persiapkan untuk menyelenggarakan acara-acara atau menggerakkan program kerja mereka.

Menurut Bernardin dan Russel (dikutip dari www.teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-kinerja/) , “performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period.” Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Lalu apakah tidak lebih baik jika kita mencoba melihat dulu sejauh mana DPM, LEM dan organisasi-organisasi kampus kita bekerja secara optimal dalam 12 bulan atau lebih.

*)Mahasiswi Manajemen 2013/ Magang LPM HIMMAH UII 2013/2014

Rektor dan Wakil Rektor UII Resmi Dilantik

Oleh: Dian Indriyan

Kampus Terpadu, Himmah Online 

Pelantikan Rektor dan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia periode 2014-2018 yang sempat tertunda, akhirnya resmi dilaksanakan pada 2 Juni 2014 di Auditorium Kahar Muzakkir UII. Prosesi pelantikan dimulai dengan pemberhentian presidium melalui pembacaan Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) Universitas Islam Indonesia No. 05/SK-PYBW/PJB/V/2014 tentang Pemberhentian Presidium UII terhitung sejak 1 Juni 2014. 

Tahap berikutnya adalah proses pelantikan rektor yang diawali dengan pembacaan Surat Keputusan No. 06/SK-PYBW/PJB/V/2014 tentang pengangkatan Harsoyo sebagai Rektor UII periode 2014-2018. Tak lupa pula Lutfi Hasan, Ketua Yayasan Badan Wakaf, melantik dan memimpin sumpah jabatan rektor ini. Setelah Rektor resmi dilantik, acara dilanjutkan dengan pelantikan wakil rektor. Harsoyo melantik sekaligus mengambil sumpah jabatan para wakil rektor. Wakil rektor tersebut yaitu Ilya Fajar Maharika sebagai Wakil Rektor I (Bidang Akademik), Nur Feriyanto, sebagai Wakil Rektor II (Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia), serta Abdul Jamil sebagai Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Keagamaan, dan Kerjasama). 

Dalam pidatonya sebagai rektor yang baru, Harsoyo merasa dengan pencapaian UII menjadi salah satu PTS yang unggul, tentunya hal ini harus dijaga dan ditingkatkan dengan meninggalkan pola berpikir merasa selalu di depan, dan merasa infrastruktur yang didapat sudah cukup. “Dalam menghadapi berbagai tantangan dunia pendidikan tinggi yang kian berat, kami mengajak seluruh komponen civitas akademika UII harus terus menjaga kekompakan, mencari solusi bersama, dan bekerja dengan kesungguhan hati untuk menggapai ridha Allah SWT” tutur Harsoyo. 

Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Lutfi Hasan mengatakan hal yang terpenting dalam estafet kepemimpinan adalah bahwa ‘yang menyerahkan’ sudah melepaskan beban dan ‘yang menerima’ amanah mulai memikul beban. Badan Wakaf mengamanahkan 2 hal yaitu peningkatan kualitas lulusan yang mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan global dari segi akademik dan akhlak. Serta peningkatan eksistensi UII dalam meningkatkan peran di masyarakat. “Kami menyarankan penguatan kapabilitas institusi yang dikemas dengan keunggulan bersaing serta kualitas nilai keislaman yang kita punya” tambah Luthfi. 

Koordinator Kopertis Wilayah V Bambang Supriyadi berharap UII harus berada di atas standar nasional pendidikan tinggi. Fokuskan peningkatan mutu dan relevansi lulusan serta membangun kerjasama yang baik dengan wilayah internal UII dan Kopertis Wilayah V. “Ke depannya, tidak hanya UII, tetapi PTS lain juga dapat maju dan menjadi indikator hasil pendidikan di Indonesia” ungkap Bambang Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah DIY, Sulistiyo, mewakili Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY pun turut memberi sambutan dengan menuturkan “jabatan yang kita miliki tidaklah abadi, maka jangan tinggi hati saat sedang menjabat. Jabatan adalah amanah dan pengabdian bukan antusias pribadi atau menumbuhkan kekayaan.”

Hearing: Kritik Terakhir Kinerja DPM UII

Oleh: Dian Indriyani

Taman Siswa, HIMMAH ONLINE

Jumat, (30/05) Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (DPM UII) mengadakan hearing ketiga di Hall Fakultas Hukum UII. Acara ini bertujuan untuk memaparkan laporan pertanggungjawaban kinerja DPM UII terhitung sejak awal kepengurusan DPM UII 2013/2014. Fuad Al Habsyi, selaku Ketua DPM berharap laporan pertanggungjawaban ini dapat menjadi sarana untuk berbagi pengalaman serta menjadi media untuk saling bertukar saran maupun kritik demi perbaikan kepengurusan DPM UII selanjutnya.

Muhammad Agvian Megantara, selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum (DPM FH) mempertanyakan tentang pengeluaran Surat Keputusan (SK) dari DPM U untuk warna almamater. Romadhon Permadi Setyawan, Ketua Komisi IV DPM U pun menanggapi bahwa untuk periode ini, tim jas almamater bersama DPM U akan membuat SK mengenai bentuk, model, dan warna jas almamater tahun 2013, disamakan dengan warna jas rektorat. Warna almamater angkatan selanjutnya akan sama dengan angkatan tahun 2013.

Tidak hanya menangani terkait almamater, komisi IV juga sudah menjalankan sistem manajerial gedung Student Convention Center (SCC). Mereka melakukan beberapa kali perbaikan pompa air dan penambahan 40 kasur dan selimut sehingga layak digunakan sebagai tempat penginapan saat mahasiswa melakukan kegiatan di sana.

Della, mahasiswa FMIPA menanyakan pula apakah perencanaan dari yang awalnya 12 bulan menjadi 9 bulan periodisasi lembaga sudah dibicarakan dengan lembaga fakultas. “Usulan ini sudah dibicarakan dengan DPM F sebelumnya,” jawab Fajar Supriadi, selaku Wakil Sekretaris Jenderal DPM U dan Ketua Badan Pekerja (BP).

Dalam pembahasan Tim BP, mereka menginginkan adanya normalisasi periodisasi, untuk periode selanjutnya pemilihan calon legislatif harus sudah dimulai pada bulan April. Sehingga hanya ada 2 pilihan antara menjadikan periodisasi lembaga tahun ini menjadi 9 bulan atau 15 bulan terhitung Juni 2014. “Ini dikarenakan untuk membantu anggota DPM Fakuktas Kedokteran angkatan 2011 yang rata-rata akan melaksanakan ko-asistensi (koas) saat menjabat” ujar Fajar.

Fajar menambahkan kebanyakan lembaga mengadakan acara pada akhir periode akan kesulitan dalam mencari sponsor. “Jika memilih 15 bulan berarti periodisasi berakhir pada bulan September, justru pada saat itu perusahaan-perusahaan dalam masa tutup buku (keuangan)” tambahnya.

Terkait masalah Saxophone, sejauh ini DPM U sudah membentuk tim investigasi dan mengeluarkan uang Rp 300.000 dari dana operasional kelembagaan untuk mengangsur hutang Saxophone. DPM U tidak ingin mengorek dana abadi lembaga dan merasa bahwa pemberian uang tadi cukup membantu penyelesaian hutang Saxophone.

Pada hearing terakhir ini, Fuad meminta maaf atas ketidakjelasan informasi tentang alasan dan kelanjutan kasus pemilihan ulang rektor. Fuad menyampaikan bahwa sejauh ini senat sudah memberikan sanksi pada semua pejabat fakultas yang terlibat, kecuali untuk Fakultas Ilmu Agama Islam. Sanksi tersebut berupa sanksi ringan, sedang, dan berat merujuk pada peraturan badan wakaf tentang kepegawaian.

TALK SHOW “PERAN JURNALISTIK MENJELANG PEMILIHAN PRESIDEN 2014”

0

1

Talkshow Jurnalistik ini merupakan rangkaian acara dari Nationalism On Air dalam memperingati hari Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni 2014. Adapun Tema untuk Talkshow ini adalah “Jurnalistik sebagai wadah perjuangan dan aspirasi dalam menumbuhkan semangat jiwa nasionalisme” yang berisi tentang pentingnya peranan jurnalistik dalam membangun semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Serta dengan basic jurnalistik yang dimiliki para generasi bangsa, diharapkan mereka tetap dapat memberikan sumbangsinya (di bidang jurnalisik) meskipun untuk kedepan-nya mereka memiliki karir yang berbeda dengan bidang jurnalistik. Kemudian, berkaitan dengan kondisi saat ini, dimana tahun ini adalah tahun pemilihan umum, maka peran jurnalistik sangat berpengaruh bagi masyarakat luas atau publik, terlebih lagi untuk pemilihan presiden bulan Juli mendatang.

Harsoyo Peroleh Suara Terbanyak

Oleh: Dian Indriyani

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Senin (19/05), hasil rekapitulasi suara pemilihan rektor UII 2014 menunjukkan Harsoyo memperoleh suara terbanyak dengan perolehan 45 suara, mengungguli Jawahir Tantowi yang memperoleh 41 suara, Sarwidi 24 suara, serta Paryana Puspatra tiga suara. Dari total 116 suara, dua suara dinyatakan tidak sah dan satu abstain.

Amir Mualim, salah satu calon rektor, telah mengundurkan diri sebelum pemilihan rektor berlangsung. “Dari yang semula lima calon rektor menjadi empat calon rektor dikarenakan salah satu calon, yakni Amir Mualim mengundurkan diri,” ujar Edy Widodo selaku Ketua Panitia Pemilihan Rektor Ulang Rektor dan Wakil Rektor. Imbasnya, satu suara yang memilih Amir dinyatakan tidak sah.

Penghitungan suara tersebut dihadiri oleh pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, senat universitas, serta panitia pemilihan ulang rektor dan wakil rektor.