Beranda blog Halaman 107

Tim Kedua Akhirnya Berangkat ke Kediri

0
Tim Tanggap Bencana UII sedang melakukan brifing jelang pemberangkatan tim keloter ke-2 ke Gunung Kelud, Jum'at (21/02).

Tim Tanggap Bencana UII sedang melakukan briefing jelang pemberangkatan tim keloter ke-2 ke Gunung Kelud, Jum’at (21/02). Sebanyak 15 personel diberangkatkan nantinya akan mengantikan tim pertama yang sudah berangkat minggu lalu.
(Foto oleh: Revangga Twin T.)

 

Oleh: Raras Indah F.

Cik Di Tiro, HIMMAH ONLINE

Jumat (21/02), beberapa anggota dari tim tanggap bencana UII berangkat menuju lokasi pengungsian di daerah Kediri. Pihak-pihak yang berangkat antara lain delapan mahasiswa dari Mapala Unisi, tiga orang apoteker, dua mahasiswa dari LPM Himmah, serta dua orang relawan mahasiswa yang juga dari UII. Dengan menggunakan satu bus UII, mereka berangkat sekitar pukul 10.30 WIB. Perkiraan waktu tempuh untuk sampai tujuan kurang lebih enam jam. Lokasi penempatan tim kedua ini pun sama dengan tim pertama.

Reportase bersama: Fauzi Farid M. 

Minim Dana, Tim Kedua Sempat Tak Jadi Berangkat

0
Tim Tanggap Bencana UII sedang melakukan brifing jelang pemberangkatan tim keloter ke-2 ke Gunung Kelud, Jum'at (21/02).

Tim Tanggap Bencana UII sedang melakukan briefing jelang pemberangkatan tim keloter ke-2 ke Gunung Kelud, Jum’at (21/02). Sebanyak 15 personel diberangkatkan nantinya akan mengantikan tim pertama yang sudah berangkat minggu lalu.
(Foto oleh: Revangga Twin T.)

Oleh: Galuh Ayu P.

Cik Di Tiro, HIMMAH ONLINE

Kelompok kedua tim bantuan tanggap bencana UII  sempat tidak jadi diberangkatkan ke lokasi pengungsian Kelud. Hal ini diutarakan oleh salah satu anggota tim pada rapat progress report pada Kamis (20/02), di kantor Mapala Unisi. Rencananya,  tim bantuan tanggap bencana kedua akan berangkat menggantikan tim tanggap bencana pertama yang sudah sepekan berada di lokasi pengungsian. Namun, mereka sempat tidak jadi diberangkatkan karena tidak mencukupinya dana operasional yang tersedia. Mereka hanya mempunyai dana operasional sebesar Rp 5.717.600,00. Padahal, mereka memperkirakan dana yang seharusnya mereka pegang adalah Rp 8.800.000,00. Sampai tadi malam, dana bantuan dari dekanat pun belum cair. Sedangkan pada Jumat (21/02), tim pertama dijadwalkan kembali ke Yogyakarta. Dari beberapa opsi yang diberikan, akhirnya terjadi kesepakatan bahwa tim kedua tetap diberangkatkan dengan menggunakan dana dari tiap-tiap lembaga yang bergabung dalam tim tanggap bencana, yaitu DPM,  apoteker, Mapala Unisi, LPM Himmah, dan dana taktis. Dana yang terkumpul adalah sekitar Rp 8.200.000,00.

 

Tim Tanggap Bencana UII Adakan Progress Report

0
_MG_9541

Tim tanggap bencana UII sedang melakukan progress report, Kamis (20/02). Acara yang digelar di kesekretariatan Mapala Unisi ini memutuskan akan memberangkatkan tim kedua ke Kediri.(Foto oleh: Asyharudin Wahyu Y.)

 

Oleh: Raras Indah F.

Cik Di Tiro, HIMMAH ONLINE

Kamis (20/02), tim tanggap bencana UII di Pemalang dan Kelud mengadakan rapat progress report kedua. Bertempat di kantor Mapala Unisi, rapat ini dihadiri oleh beberapa lembaga, seperti DPM UII, DPM Fakultas, Mapala Unisi, dan LPM Himmah. Hadir pula apoteker UII serta perwakilan Tim Bantuan Medis Mahasiswa (TBMM).

Laporan kondisi terakhir di lapangan yang dilaporkan oleh divisi asesmen adalah 728 rumah di Desa Pandansari mengalami rusak berat. Mereka menghimbau agar logistik dari tim tanggap bencana didistribusikan ke desa tersebut. Hari ini, tentara dengan armadanya juga merekonstruksi jembatan yang putus akibat dampak lahar hujan. Selain itu, jika ada penurunan status Gunung Kelud, maka warga diharapkan kembali ke rumah masing-masing dengan tidak mengabaikan saran pihak-pihak terkait, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Divisi logistik melaporkan bahwa saat ini para pengungsi sedang membutuhkan alat-alat kerja. Oleh karena itu, mereka berbelanja 100 ember, 100 sapu lidi, dan 100 sapu ijuk. “Kebutuhan pokok yang menjadi dasar pembelanjaan divisi logistik,” ungkap Wahyu Ramadhan dari divisi logistik. Ia mengatakan bahwa sampai Kamis malam (20/02), mereka telah menerima sumbangan materi dari para donatur berupa pakaian, sepatu, selimut, pembalut, popok, sembako, masker, lilin, sapu lidi, sapu ijuk, ember, serta obat-obatan.

Soal transportasi, beberapa anggota dari tim tanggap bencana berangkat ke lokasi menggunakan bus UII. Para relawan ini akan menggantikan tim tanggap bencana sebelumnya yang sudah sepekan berada di lokasi pengungsian Kelud.  Relawan susulan berangkat tadi pagi  sekitar pukul 10.30 WIB bersamaan dengan logistik yang sudah disiapkan sebelumnya. Pun tim yang berada di sana akan dipulangkan ke Yogyakarta dengan memakai bus UII.

Lagi, terkait dana. Rencananya tim tanggap bencana akan mengirimkan delapan proposal ke fakultas-fakultas di UII. Hal ini guna menunjang dana operasional mereka yang dinilai masih minim.

Sampai tadi malam, jumlah sumbangan yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 14.326.000,00.

Selain itu, divisi media dan informasi juga akan melaporkan berbagai perkembangan kerja tim tanggap bencana di Yogyakarta maupun lokasi bencana Kelud.

Puput, salah satu perwakilan TBMM yang telah tiba dari posko pengungsian bencana Kelud melaporkan bahwa tenaga medis profesional sangat dibutuhkan oleh warga di sana. Hal ini mengingat hanya ada satu bidan yang siaga dari sekian banyaknya desa. Pun obat-obatan juga terbilang masih kurang.

Selain ibu-ibu yang siap melahirkan, di sana juga banyak warga dari kalangan orang tua yang mengalami depresi berat. Selayaknya korban depresi ini membutuhkan tenaga trauma healing yang sudah profesional untuk menanganinya.

FOTO: Jelang Sholat Jum’at

0
Bertindak cepat membersihkan masjid Baitul Qohhar UII dari abu letusan gunung Kelud, Jum'at (14/02). Masjid yang terletak di Jl. Cik Di Tiro no 1 ini akan digunakan untuk sholat Jum'at berjamaah. (Foto oleh: Revangga Twin T.)

Bertindak cepat membersihkan masjid Baitul Qohhar UII dari abu letusan gunung Kelud, Jum’at (14/02). Masjid yang terletak di Jl. Cik Di Tiro no 1 ini akan digunakan untuk sholat Jum’at berjamaah.
(Foto oleh: Revangga Twin T.)

FOTO: SD pun Libur

0
Sekolah dasar meliburkan aktitas belajar mengajar, Jum'at (14/02). Kesempatan ini justru dimanfaatkan beberapa murid untuk bermain abu letusan gunung Kelud. (Foto oleh: Asyharuddin Wahyu Y.)

Sekolah dasar meliburkan aktitas belajar mengajar, Jum’at (14/02). Kesempatan ini justru dimanfaatkan beberapa murid untuk bermain abu letusan gunung Kelud.
(Foto oleh: Asyharuddin Wahyu Y.)

Hasil Rapat Senat Pemilihan Rektor

Berikut hasil Rapat Senat Terbuka terkait pemilhan rektor UII:

1. Prof. Hadri Kusuma Ph. D (FE): 37

2. Prof. Mochamad Teguh Ph. D (FTSP): 33

3. Prof. Jawahir Thontowi Ph. D (FH): 28

4. Nandang Sutrisno Ph. D (FH): 16

5. Prof. Sarwidi Ph. D (FTSP): 13

3 suara terbesar akan diajukan ke Pengurus Yayasan Badan Wakaf atau Dewan Pembina Yayasan untuk ditetapkan menjadi Rektor pada tanggal 18 atau 28 Februari 2014.

Sumber: DPM UII

 

Bersaing dalam Rencana Aksi

Kelima calon rektor mengikuti Presentasi Rencana Aksi di Auditorium Kahar Muzakir Selasa (4/2). Masing-masing calon rektor memaparkan kebijakan, langkah konkret, dan target mereka ke depan dalam presentasi ini. (Foto oleh: Novita Dwi K.)

Kelima calon rektor mengikuti Presentasi Rencana Aksi di Auditorium Kahar Muzakir Selasa (4/2). Masing-masing calon rektor memaparkan kebijakan, langkah konkret, dan target mereka jika terpilih nanti. (Foto oleh: Novita Dwi K.)

Oleh: Diah Dwi D.

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Rangkaian agenda Pemilihan Rektor (pilrek) UII periode 2014-2018 tiba pada tahap action plan. Selasa (04/02), bertempat di Auditorium Kahar Mudzakkir, masing-masing calon rektor memaparkan secara garis besar kebijakan, langkah konkret, dan target mereka ke depan di hadapan pihak Yayasan Badan Wakaf UII, para dosen, karyawan, serta mahasiswa.

Sarwidi yang mendapatkan kesempatan pertama optimis bisa membawa UII menjadi universitas yang unggul. Selain itu, ia ingin menancapkan nilai islam di UII serta mengangkat nama kampus tersebut ke jenjang internasional.

Jawahir Thontowi lebih mengedepankan core values, yaitu iman dan taqwa (imtaq), ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan keindonesiaan dalam mengembangkan delapan fakultas di UII. “Agar dapat saling bersinergi. Ibarat pohon kokoh yang memiliki akar kuat,” imbuhnya. Selain mendukung keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen, ia juga akan memberi masukan pada lembaga mahasiswa untuk mengembangkan diri.

“Seluruh sivitas akademika UII wajib untuk shalat berjamaah,” tutur Nandang Sutrisno terkait misi awalny. Ia ingin meletakkan paradigma profetik sebagai basis dalam mengembangkan iptek. Hal tersebut dianggapnya sebagai keunggulan dan keunikan UII untuk bisa sampai pada World Class Islamic University.

Akselerasi dan sinergi adalah visi yang ingin dicapai oleh Mochamad Teguh. Visi tersebut untuk mencapai khairu ummah, sehingga bisa merefleksikan visi serta misi UII yang dianggapnya mempunyai ciri khas sendiri dibandingkan dengan universitas lain.

Kandidat terakhir, Hadri Kusuma mengedepankan program unik dan kompetitif. Program kompetitif meliputi penguatan penelitian dasar dan terapan yang berkualitas internasional dan diterbitkan dengan jurnal ilmiah dengan citation index tinggi, terwujudnya jurnal jurnal UII yang mendapatkan akreditasi Internasional dan percepatan jabatan akademik dosen terutama guru besar. Sedangkan program unik diantaranya seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional, pertukaran pelajar, postdoctoral, dan sejenisnya.

Mari Elka: Buku Rudi Patut Mendapat Apresiasi

Indra Sjafri, Pelatih Tim Nasional U-19 menandatangani buku otobiografinya berjudul "Indra Sjafri: Menolak Menyerah” di Ballrom Hotel UNY, Minggu  (2/2). Dalam buku tersebut, Indra Sjafri diceritakan selalu berjuang dalam menorehkan kesuksesannya. (Foto oleh: Moch. Ari Nasichuddin)

Indra Sjafri, Pelatih Tim Nasional U-19 menandatangani buku otobiografinya berjudul “Indra Sjafri: Menolak Menyerah” di Ballroom Hotel UNY, Minggu (2/2). Dalam buku tersebut, Indra Sjafri diceritakan selalu berjuang dalam menorehkan kesuksesannya. (Foto oleh: Moch. Ari Nasichuddin)

Oleh: Yuyun Novia S.

Yogyakarta, HIMMAH ONLINE

Minggu (02/02), FX Rudi Gunawan meluncurkan bukunya yang berjudul Semangat yang Membatu dan Indra Sjafri: Menolak Menyerah. Bertempat di Hotel Universitas Negeri Yogyakarta, acara ini juga dihadiri oleh ketua umum PSSI Djohar Arifin Husin, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Eka Pangestu, pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri, serta para pemain timnas U-19.

Buku Semangat yang Membatu ini bercerita tentang keseharian pemain timnas U-19 saat masih berada di daerah mereka masing-masing maupun ketika di lapangan hijau. Sedangkan Indra Sjafri: Menolak Menyerah menceritakan perjuangan Indra Sjafri dalam mencapai kesuksesan.

Rudi mengaku menyelesaikan kedua buku tersebut dalam waktu singkat. Semangat yang Membatu digarapnya selama tujuh hari. Sedangkan Indra Sjafri: Menolak Menyerah dapat diselesaikannya dalam waktu lima hari.

“Kita patut mengapresiasi buku nonfiksi karya FX Rudi Gunawan. Ia dapat memberikan semangat bagi anak muda, khususnya timnas U-19 serta para penggemarnya,” tutur Mari dalam acara tersebut. Ia menilai, Rudi sudah memberikan contoh konkret kepada para penulis pemula. Siapa, kapan, dan dimana saja, seseorang dapat menulis buku, asalkan ia mengerjakannya dengan disiplin dan komitmen.

Mari juga memberikan apresiasi kepada Indra Sjafri dan seluruh pemain timnas U-19 atas prestasi mereka. Menurutnya, mereka telah mampu menginspirasi para pelaku kreatif, misalnya saja Salman Aristo dan para pembuat merchandise.

Peduli Skizofrenia

Oleh: Arga Ramadhan

Condong Catur, HIMMAH ONLINE

Minggu (02/02) Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KSPI) regional Yogyakarta melaksanakan psikoedukasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat kepada  penderita Skizofrenia di Aula Rumah Sakit Condong Catur.  Peserta yang hadir cukup beragam mulai dari caregiver, Orang Dengan Skizofrenia (ODS) ataupun masyarakat umum.

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis dengan gejala utama berupa waham (keyakinan salah dan tidak dapat dikoreksi) dan halusinasi (seperti mendengar dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada),  sedangkan caregiver merupakan orang yang merawat dan bertanggung jawab  terhadap penderita Skizofrenia. Caregiver diharapkan dapat lebih optimal mengatasi  penderita Skizofrenia melalui cara berkomunikasi dan bagaimana memperlakukan penderita. Salah satunya dengan memberikan penghargaan dan pujian sebagai motivasi untuk penderita Skizofrenia.

Tika Parastiawati, selaku ketua KSPI sekaligus pemateri dalam kegiatan ini  mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali pertemuan, dan hari ini merupakan pertemuan ketiga. “Kegiatan ini diharapkan agar terjalin kerjasama yang baik dan berbagi tanggung jawab antara peran pelaku medis dan peran keluarga” tambah Tika.

Setelah pemateri memberikan teori singkat, peserta diberi pelatihan  langsung untuk mempraktikkan bagaimana berkomunikasi yang  efektif. Salah satu peserta dan sekaligus caregiver, Erma mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat. “Saya bisa mengerti bagaimana ODS, baik itu secara praktik maupun teori” ujar Erma.

Senada dengan Erma, menurut Iswati kegiatan ini sangat bermanfaat. “Kebetulan yang menderita Skizofrenia adalah suami saya sendiri. Dengan kegiatan ini saya bisa lebih sabar dan kuat mengurus suami saya” tukasnya.

Himmah Online sempat mewawancarai salah satu penderita Skizofrenia, yang tidak bisa disebutkan identitasnya. Ia mengatakan bahwa sangat menderitanya mengalami penyakit seperti ini. “Tuhan pasti memiliki rencana indah dibalik semua ini. Setidaknya saya harus tetap kuat dan semangat” tuturnya.

Skip to content